oleh

Ada Usulan Bansos Naik Jadi Rp 1,5 Juta, Ini Faktanya

Jakarta, RNC – Skema bantuan sosial tunai (BST) perlu diubah dengan fokus pada 20% masyarakat kelompok terbawah dengan penambahan besaran bantuan hingga Rp 1,5 juta per rumah tangga dan skema bantuan tunai.

Sebab saat ini, konsumsi masyarakat masih lesu meskipun sudah diguyur bansos. Pada kuartal III 2020 sebesar -4,04% atau turun sedikit dari posisi -5,52% pada kuara II 2020.

Bahkan untuk konsumsi makanan dan minuman selain restoran juga masih -0,69% atau bergeser sedikit sekali pada kuartal II 2020 yang sebesar -0,73%.

BACA JUGA: Kabar Baik, Program Kartu Prakerja Diperpanjang hingga 2021

Dilansir dari okezone.com, ada sejumlah fakta menarik dari usulan bansos Rp1,5 juta ini, Berikut Okezone telah merangkumnya pada Minggu (15/11/2020).

1. Daya Beli Masih Lesu

Bantuan sosial (bansos) yang telah menyasar lebih 50% penduduk dengan bantuan setara Rp600.000 per bulan ternyata tidak mampu mendorong konsumsi rumah tangga menjadi positif bahkan dalam kuartal III 2020 sebesar -4,04% atau turun sedikit dari posisi -5,52% pada kuara II 2020.

Bahkan untuk konsumsi makanan dan minuman selain restoran juga masih -0,69% atau bergeser sedikit sekali pada kuartal II 2020 yang sebesar -0,73%.

2. Bansos Perlu Ditambah Jadi Rp1,5 Juta

Ekonom Indef Tauhid Ahmad mengatakan, dengan bansos Rp1,5 juta dinilai bisa mendongkrak daya konsumsi masyarakat. Selama ini bansos tunai disalurkan mulai dari Rp300.000 hingga Rp600.000.

“Sambil pada saat yang sama juga dilakukan updating data guna persiapan program bantuan sosial tahun 2021 yang lebih baik lagi,” ucapnya.

3. Perlu Terobosan Penciptaan Lapangan Kerja

Perlu ada terobosan penciptaan lapangan kerja dengan fokus pembangunan infrastruktur padat tenaga kerja, industri padat tenaga kerja hingga stimulus UMKM non restrukturisasi agar percepatan pemulihan lebih baik lagi.

Selain itu, memperbaiki pola penanganan pandemi dengan fokus pada penyadaran masyarakat menghadapi gelombang ke-2 pandemi.

“Ini termasuk upaya serius dalam melakukan tracing agar gelombang kedua benar-benar tidak terjadi,” tandasnya.

4. KUR Dilanjutkan hingga 2021

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan bahwa pemberian insentif seperti bantuan berupa subsidi gaji hingga Kredit Usaha Rakayt (KUR) tetap dilanjutkan pada 2021.

“Terkait pemulihan ekonomi dan program KUR ataupun subsidi lainnya kita lanjutkan di kuartal pertama di 2021 baik subsidi KUR dan gaji,” ujar Airlangga Hartarto dalam video virtual, Senin (9/11/2020).

5. Alasan Perpanjangan Kartu Pra Kerja dan BLT Gaji

Kemudian untuk program Kartu Pra Kerja dan BLT gaji juga dilanjutkan. Hal ini dilakukan untuk menjaga daya beli masyarakat.

“Terkait stimulus kita sudah persiapkan jumlah stimulus ini tema yang sama prioritas kesehatan UMKM dan korporasi dan kementerian serta lembaga dan kita harapkan bisa menjaga daya beli dan beberapa program itu baik Kartu Prakerja kita akan memberikan napas masyarakat menjaga daya beli masyarakat,” bebernya.

6. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia akan Kembali 5%

Airlangga pun optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia akan kembali moncer. Hal ini berdasarkan prediksi lembaga keuangan dunia seperti ADB dan World Bank.

“Baik penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi kita melakukan gas rem yang seimbang dan ke depan di 2021 itu pertumbuhan ekonomi kita mencapai 5% seperti prediksi lembaga keuangan,” katanya.

(*/okz/rnc)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *