Borong, RNC – Tidak terasa, kepemimpinan Bupati Manggarai Timur, Agas Andreas, SH, M.Hum, dan wakilnya, Jahgur Stefanus, sudah tiga tahun, terhitung sejak 14 Pebruari 2019 hingga 14 Febuari 2022. Bertepatan dengan itu, Pemkab Manggarai Timur meresmikan IKM (Industri Kecil Menengah) “Rana Tonjong”, Senin (14/2/2022).
“IKM Rana Tonjong sebagai zona ekonomi kreatif Manggarai Timur. Kita membuka ruang ini, sebagai generator ekonomi baru di Borong, dan Matim secara keseluruhan. Kita berharap tempat ini akan melahirkan enterpreuner baru. Saya dan pak wakil setiap hari Jumat, akan berkantor dan bertemu masyarakat di tempat ini. Itu bentuk komitmen kami, supaya tempat ini bisa bermanfaat bagi banyak orang,” kata Bupati Agas.
Ada begitu banyak hal yang diungkapkan Agas Andreas dalam sambutannya, ketika meresmikan sentra ekonomi kreatif tersebut. Berikut ini salah satu petikan sambutannya ; tiga tahun sejak 14 Pebruari 2019, waktu bergerak begitu cepat dan terasa begitu singkat. Tiga tahun berada dalam perahu yang sama. Ada gelombang, ada tawa, ada air mata dan ada luka; dan hari ini kita masih bisa berdiri tegak. Semua itu karena satu alasan; CINTA.
Dikatakannya, tak seorang pun pernah menduga akan ada badai Covid yang memporak-porandakan seluruh kehidupan manusia. Seluruh sendi dilemahkan. “Janji – janji baik kita kepada masyarakat, harus dibatalkan. Kita disebut sebagai orang -orang yang suka berbohong,” ungkap Bupati Agas.
Ini peperangan yang betul-betul tanpa persiapan, lanjutnya.
Semuanya nyaris dibuat tak berdaya. Sayangnya, di tengah situasi yang sangat buruk ini, tak sedikit orang yang memancing di air keruh. Menggunakan Covid untuk menghasut orang lain, bahkan kemudian mendiskreditkan pemerintah.
“Saya selalu bilang kepada banyak orang, agar jangan jadikan bencana sebagai alat politik. Karena itu mengangkangi etika politik, dan merendahkan martabat masyarakat. Terus terang, Covid ini membuat tidur kita semua tidak pernah nyenyak. Kematian menjadi begitu mudah. Sirene ambulans jadi suara yang menakutkan,” kata Bupati Agas.
Di saat yang sama, tambahnya, semua orang tahu kalau janji pemerintah pada masyarakat seperti “pepesan kosong”. “Karena hal ini juga, saya dan Pak Stef dicaci maki hampir setiap saat. Ada yang paham ketika dijelaskan. Ada juga yang tidak akan pernah mau dengar penjelasan, karena memang pemerintah harus salah. Jangan ada benarnya. Untuk sebagian orang, pokoknya kepemimpinan ini tidak baik,” tandas Bupati Agas.
Dia menambahkan, ada yang suka dengan sikapnya seperti itu, namun tetap saja ada yang menilai mereka terlalu lunak, terlalu santun dan tidak tegas. “Manggarai Timur itu harus dibangun dengan cinta. Sebab, hanya cinta yang bisa membuat seluruh kebencian menjadi netral. Kerja kita setiap hari, adalah bagaimana memelihara cinta itu dalam setiap pelayanan kita. Cinta akan membebaskan kita dari rasa marah, rasa dendam dan rasa sedih,” beber Bupati Agas.
Dia lalu mengilustrasikan perjalanan karier politiknya. “Saya punya cerita untuk alasan – alasan di atas,” sebutnya. Seorang pria melihat ular yang sedang terbakar dan hampir mati. Pria itu memutuskan untuk menolong, dan mengangkatnya dari api. Tetapi pria itu digigit si ular, sebelum ular itu kembali jatuh ke dalam api dan hampir mati. Pria itu kembali mengangkatnya dari api, menggunakan kayu.
Seseorang yang melihat kejadian itu bertanya, “mengapa kamu masih mau menolong, padahal kamu sudah digigitnya?” Pria itu menjawab, “dia mengigit karena sifat alaminya, tapi aku juga tidak mau mengubah sifat alamiku, yaitu membantu”. “Jadi, jangan mengubah sifat alamimu, hanya karena orang lain menyakitimu. Jangan hilangkan sifat – sifat baikmu, tetapi bijaksanalah dan belajarlah dari pengalaman untuk meningkatkan kewaspadaan,” imbuhnya. (rnc19)