Kupang, RNC – Bank NTT menggelar lomba penulisan cerita rakyat tempat wisata di NTT bertema “Kar’na NTT Punya Cerita”. Lomba ini diikuti 723 peserta dari seluruh kantor cabang Bank NTT. Hingga saat ini hasil karya para peserta lomba masih dinilai oleh tim juri.
Kepala Divisi Dana Bank NTT, Sonny Pellokila yang didampingi Kasubdiv Edukasi & Promosi, Alberth Bria beserta para tim juri kepada awak media menjelaskan, lomba yang digelar ini bertujuan memperkenalkan destinasi wisata di NTT agar lebih dikenal wisatawan. Pasalnya, budaya di NTT adalah budaya kultur yang hanya diketahui lewat tuturan orang tua.
Oleh karena itu, Bank NTT menginisiasi kegiatan ini agar cerita-cerita tentang NTT bisa ditulis dan diketahui lebih luas. Misalnya destinasi wisata Batu Cermin yang selama ini hanya diketahui lewat cerita lisan, maka perlu diangkat melalui tulisan. “Kita ingin sebuah destinasi wisata yang dikunjungi pengunjung bisa tahu cerita destinasi tersebut secara baik. Jadi mereka yang berkunjung bisa mengetahui asal usul tempat tersebut secara detail. Untuk itu kami membuat lomba cerita rakyat dengan menggandeng Fakultas Bahasa dan Sastra Undana Kupang sebagai juri untuk melihat dan menilai tulisan dari para peserta,” ungkapnya di Coffee O, Selasa (24/10) malam.
Ia mengatakan melalui lomba ini dapat menarik wisatawan asing kembali ke NTT. Tulisan cerita rakyat ini akan dipajang di lokasi strategis, baik di bandara maupun terminal yang dilengkapi dengan barcode. “Nanti para wisatawan yang berkunjung ke destinasi yang dituju pada cerita rakyat tersebut tinggal scan barcode sudah bisa mengetahui secara jelas tempat wisata dengan ceritanya,” tandasnya.
Melalui info barcode tersebut, wisatawan dapat mengetahui secara jelas kendaraan atau sarana transportasi apa yang akan digunakan baik kendaraan umum atau travel maupun rental disertai dengan biaya, serta tempat penginapan, rumah makan dan juga pelaku UMKM binaan Bank NTT. “Melalui barcode scan semua proses pembayaran pun dapat dilakukan satu kali, sehingga ini semuanya memberikan dampak untuk Bank NTT,” katanya.
Menurutnya, karya-karya dalam lomba ini akan dibukukan. Narasumber dalam cerita-cerita ini juga bersumber dari para pemangku adat atau tokoh adat yang benar-benar mengetahui sejarah. Oleh karena itu, buku ini memiliki legalitas atau hak cipta dan tidak berdampak hukum di kemudian hari. “Kami dari Bank NTT hanya ingin mendukung dan juga memperkenlkan destinaai NTT, sehingga tulisan harus benar akurat, dan juga narasumber pun benar orang bisa pertanggungjawabkan apa yang diceritakan dalam tulisan tersebut. Hak cipta dan siapa penulis dan sumber ceritanya juga dalam lomba ini juga dimuat,” tutupnya.
Penilaan Hasil Karya Peserta
Salah satu juri, Marcel Robot yang juga sastrawan NTT mengatakan, dari 723 peserta yang mengikuti lomba, baru 96 peserta yang memasukkan karyanya untuk dinilai. “Kami masih melakukan verifikasi secara baik setiap tulisan, karena dalam penulisan ada kriterianya dan juga ada tulisan yang menggunakan bahasa yang mau dibilang profesional atau berkelas. Apalagi yang mengikuti lomba ini adalah anak-anak, tidak mungkin dalam penggunaan bahasa melebihi seorang guru atau dosen,” katanya.
Selaku tim juri, ia menyampaikan terima kasih kepada Bank NTT, sebab melalui cerita rakyat tidak hanya sebuah lisan, tapi tertuang dalam sebuah tulisan yang bisa diketahui banyak orang. Selian itu, katanya, melalui lomba ini, membuka ruang bagi anak-anak dalam mengenal budaya dan adat istiadat. Ia mengatakan tim juri akan menilai secara objektif. (rnc)
Editor: Semy Rudyard H. Balukh
Dapatkan update informasi setiap hari dari RakyatNTT.com dengan mendownload Apps https://rakyatntt.com