Borong, RNC – Tembok Penahan Tanah (TPT) di ruas jalan yang menghubungkan Kembur – Paka – Nceang, di Kecamatan Borong, Kabupaten Manggarai Timur, ambruk akibat longsor. Ironisnya, ruas jalan tersebut baru selesai dikerjakan Desember 2021 lalu, oleh PT. Floresco Aneka Indah yang beralamat di Jalan Adi Sucipto No. 22 Ruteng, Kabupaten Manggarai.
Akibat ambruknya TPT tersebut, material longsor menutupi badan jalan, tepatnya di Kampung Ratung, Desa Gurung Liwut, Kecamatan Borong. Hujan yang melanda daerah itu beberapa waktu lalu, menyebabkan longsor di sejumlah titik, di jalur tersebut.
Hingga saat ini, tumpukan material longsor belum dibersihkan PT. Floresco Aneka Indah, sebagai pihak ketiga pekerjaan HRS (Hot Rolled Sheet) peningkatan jalan Kembur – Paka – Nceang. Nilai pagu proyek tersebut Rp 11.916.275.845,77 (sebelas miliar, sembilan ratus enam belas juta, dua ratus tujuh puluh lima ribu, delapan ratus empat puluh lima koma tujuh puluh tujuh Rupiah).
Anggota DPRD Manggarai Timur, Salestinus Medi, kepada RakyatNTT.com saat meninjau lokasi longsor, meminta dinas terkait untuk membersihkan material longsor tersebut. “Saya minta dinas PUPR segera bersihkan longsor ini. Karena akan membahayakan pengguna jalan”, tandas Medi.
Selain itu, Medi juga meminta pihak kontraktor segera memperbaiki TPT yang ambruk tersebut. “Saya justru meragukan kualitas TPT tersebut. Proyek ini baru selesai bulan Desember 2021 kemarin, tapi tembok penahan tanahnya sudah ambruk. Saya minta PT. Floresco Aneka Indah sebagai pelaksana, untuk bertanggung jawab terhadap kerusakan itu. Apalagi masih dalam pemeliharaan,” ujar Medi.
Dia menambahkan, sebanyak tiga titik longsor di sepanjang ruas jalan Kembur – Paka – Nceang. “Yang paling parah longsor di Kampung Ratung. Di sana, TPT sampai ambruk. Sementara titik longsor juga terjadi di Desa Golo Lada,” ungkap Medi.
Sementara itu, Pelaksana Teknis PT. Floresco Aneka Indah, Agung Indrah kepada media menyampaikan, pihaknya segera membersihkan material longsor tersebut. Pihaknya kata Agung, tetap bertanggung jawab memperbaiki pasangan batu yang ambruk akibat longsor. Namun katanya, faktor cuaca (hujan) menjadi kendala memperbaiki TPT yang rusak tersebut.
“Saya telah melaporkan ke PPK Dinas PUPR, terkait pasangan batu yang ambruk karena longsor itu. Saya jelaskan, saat ini masih hujan, takutnya kalau diperbaiki pada saat cuaca hujan seperti sekarang ini, tentu percuma karena pasti longsor lagi. Kondisi tanahnya basah, sehingga mudah longsor. Intinya kami tetap bertanggung jawab untuk perbaik,” ujar Agung. (rnc19)