oleh

BREAKING NEWS: Sidang DPRD Sikka Ricuh, Bupati Ajak Duel Anggota Dewan

Maumere, RNC – Sidang Paripurna II Masa Sidang II, Tahun 2021/2022 dengan agenda Penetapan Reposisi Alat Kelengkapan DPRD (AKD) Kabupaten Sikka, Kamis (17/02/2022), berakhir ricuh. Kericuhan itu berawal ketika Pimpinan Sidang, Donatus David mengetuk palu untuk menskorsing sidang.

Tak terima dengan tindakan yang dilakukan Pimpinan Sidang ini, salah satu anggota DPRD Sikka, Yosef Nong Soni pun melayangkan interupsi. Namun, karena palu sidang sudah diketuk, permintaan tersebut tidak direspon oleh Pimpinan Sidang yang juga merupakan Ketua DPRD Sikka. Sontak terjadilah adu mulut di antara keduanya.

Berdasarkan pantauan RakyatNTT.com, setelah sekian lama beradu mulut, situasi pun sempat kembali kondusif. Nong Soni akhirnya keluar meninggalkan ruang sidang mengikuti anggota DPRD Sikka lainnya yang sudah terlebih dahulu meninggalkan ruangan.

Akan tetapi, ketika hendak meninggalkan ruangan, Nong Soni berpapasan dengan Bupati Sikka, Fransiskus Roberto Diogo, yang saat itu hadir untuk mengikuti Sidang Paripurna tersebut.

Keduanya sempat berkomunikasi. Entah apa yang dibicarakan, tapi Nong Soni terlihat tersenyum ketika berbicara dengan Bupati Sikka. Setelah itu, Bupati Sikka lalu meninggalkan ruangan sidang.

Selanjutnya, Bupati Sikka tiba-tiba terlihat marah lalu menantang untuk berduel dengan anggota DPRD Sikka yang menghampirinya di luar ruang sidang. Ia terlihat mengepalkan tangannya. Hal itu membuat situasi semakin tak terkendali, sebab beberapa anggota DPRD Sikka mulai beraksi dengan menantang balik Bupati Sikka.

Kericuhan mulai terjadi di dalam ruang sidang. Wakil Ketua DPRD Sikka, Gorgonius Nago Bapa dan beberapa anggota DPRD Sikka yang terlihat begitu emosional pun berusaha untuk menghampiri Bupati Sikka yang berada di luar ruang sidang, namun dapat dilerai oleh beberapa anggota DPRD lainnya dan juga Wakil Bupati Sikka, Romanus Woga, yang masih berada dalam ruangan.

Baca Juga:  Pemilu Selesai, Kejati Siap Garap Kasus Mark Up Tunjangan DPRD Kota Kupang

Sementara Bupati Sikka yang sudah berada di luar ruangan dan dikawal ketat oleh aparat TNI/Polri juga masih terlihat marah- marah, namun diminta untuk masuk ke dalam mobil dan pergi. Sesaat kemudian, Bupati Sikka pun pergi meninggalkan Gedung Kula Babong (Kantor DPRD Sikka) dengan menggunakan mobil dinasnya.

Ditemui usai Sidang Paripurna tersebut, anggota DPRD Sikka, Yosef Nong Soni mengaku bahwa dirinya memang sangat ngotot untuk berbicara meskipun palu sidang sudah diketuk, karena itu adalah haknya sebagai seorang anggota dewan. “Tadi itu pak David (Pimpinan Sidang) suruh saya diam tapi saya bilang diam bagaimana, ini saya punya hak bicara. Terus pak David bilang omong sembarang, saya tidak ladeni. Lalu pak Bupati dari sana tunjuk saya, terus bilang sini-sini kita berkelahi padahal dia (Bupati) masih duduk di meja pimpinan, bersebelahan dengan Pak David. Jadi saya pikir ini dia marah saya apa, dia sebagai apa?,” katanya

Setelah itu, Nong Sony kemudian memperhatikan Bupati Sikka ketika turun dari meja pimpinan dan hendak melewati anak tangga yang mana, sebab ada empat anak tangga yang terdapat dalam ruang sidang. Dua di antaranya untuk menuju meja pimpinan dan ruang sidang, sementara dua lainnya untuk akses keluar masuk ruang sidang.

“Ketika saya mau keluar, saya perhatikan, pak Bupati turun lewat tangga mana karena saya ingin tanya, maksudnya apa tadi tunjuk saya. Jadi ketika dia turun sebelah atas (kiri), saya ikut di situ. Terus saya tanya, pak Bupati maksudnya apa tunjuk-tunjuk tadi. Dia (Bupati) bilang iya kalian mau berkelahi, kau dengan David berkelahi, kalau mau kita berkelahi satu-satu supaya tunjukkan siapa yang paling kuat, siapa yang paling jago, daripada kalian hanya mulut besar. Jadi saya bilang, masa seorang pak Bupati bisa omong seperti itu. Terus saya tertawa. Terus Bupati bilang, oya supaya kita tunjukkan siapa yang jago. Jadi saya turun terus bilang masa level bupati kok seperti ini,” ujarnya.

Baca Juga:  Pemilu Selesai, Kejati Siap Garap Kasus Mark Up Tunjangan DPRD Kota Kupang

Terhadap peristiwa itu, Nong Soni pun menyampaikannya kepada Wakil Ketua DPRD Sikka, Gorgonius Nago Bapa. Us Bapa, sapaan Gorgonius juga sangat menyayangkan peristiwa itu. “Pak Us bilang bupati bagaimana, masa ajak lagi kita berkelahi. Terus saya bilang, seharusnya dia mengerti bahwa dinamika kita punya,” tuturnya.

Kemudian Us Bapa juga lalu memberitahukan kepada Nong Soni bahwa yang dilakukan Bupati Sikka dengan menunjuk dirinya (Nong Soni) menggunakan jari telunjuk adalah ajakan untuk berduel.

Sesaat Nong Soni pun merasa berang dan berniat meladeni permintaan Bupati Sikka dengan mengikutinya sampai di luar ruang sidang (teras Gedung Kula Babong). “Ketika saya sampai di luar, ada banyak orang jadi mereka larang saya. Ada anggota TNI/Polri juga. Jadi saya pikir bahwa ini kalau chaos di situ juga tidak baik. Akhirnya saya kembali ke dalam ruang sidang,” ungkapnya.

Sementara itu, menurut Nong Soni, ada anggota DPRD lainnya yakni Philip Fransiskus juga ikut menyambangi Bupati Sikka yang masih berdiri dan marah-marah di luar ruang sidang. “Waktu di luar itu pak Philips sendiri dengar Bupati omong bilang itu DPRD di sini, kaya anak bayi, anak kecil saja, bikin ribut, gaduh, ajak lagi saya berkelahi. Setiap kali ajak saya berkelahi. Baru pak Philips tegur bilang pak Bupati jangan begitu. Ini personal. Yang tadi itu lembaga. Jangan bicara model begini. Terus bupati bilang, iya memang kalian DPRD itu kaya anak kecil, kalau mau berkelahi saja (sambil mengepalkan tangannya). Langsung pak Philips bilang, saya tidak urusan dengan kamu. Saya kasih tahu pak Us Bapa,” bebernya.

Buntut dari pernyataan Bupati Sikka itu, Philips kemudian masuk ke dalam ruang sidang dan menyampaikannya kepada Us Bapa dan anggota DPRD Sikka lainnya. Hal ini membuat beberapa anggota DPRD Sikka menjadi marah dan hendak keluar untuk menemui Bupati Sikka. Namun mereka dicegah dan coba ditenangkan oleh anggota DPRD Sikka lainnya, termasuk Wakil Bupati Sikka, Romanus Woga yang masih berdiri di meja pimpinan sidang. Perkelahian pun terhindarkan.

Baca Juga:  Pemilu Selesai, Kejati Siap Garap Kasus Mark Up Tunjangan DPRD Kota Kupang

(rnc24)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *