Kefamenanu, RNC – Bupati TTU Drs. Juandi David melakukan panen simbolis buah naga di Desa Fatoin, Kecamatan Insana, Kabupaten TTU, Rabu (25/8/2021). Kegiatan tersebut sebagai bentuk motivasi pemerintah daerah TTU sekaligus memantau hasil panen buah naga.
Bupati TTU, Drs. Juandi David kepada awak media, menjelaskan, kegiatan panen simbolis tersebut merupakan suatu motivasi dan dorongan kepada kelompok petani buah naga agar terus mengembangkan tanaman naga yang ada di tengah situasi pandemi Covid-19. “Tanaman buah naga ini dibantu oleh PLN,” ungkap Juandi.
Dikatakan Bupati Juandi, buah naga tersebut ada musimnya untuk berbuah. “Tetapi untuk bulan sekarang bukan musim berbuah. Tetapi karena ada bantuan PLN maka menghasilkan buah. Habis ini dia akan berbuah lagi. Jadi kalau pakai bantuan sinar (Penerangan lampu) dari PLN maka dia akan berbuah sepanjang tahun. Itu yang kita harapkan,” jelasnya.
“Sehingga dengan kedatangan kami besama PLN kelompok tani ini bisa semangan. Berusaha merawat tanaman buah naga yang ada supaya bisa menambah penghasilan pendapatan ekonomi rumah tangga dari buah naga,” ujar Bupati Juandi.
Pada kesempatan itu, Manager PLN Area Kefamenanu, I Ketut Artha Yasah menjelaskan dukungan penerangan untuk tanaman buah naga tersebut merupakan program PLN pusat yakni bantuan Electrifying Agriculture berupa program listrik untuk buah naga (Proliga) untuk para petani yang ada di TTU. “Bantuan kami berupa CSR Listrik di Kebun (buah naga). Fungsi dari listrik ini adalah untuk menginduksi pohon naga agar bisa berbunga,” ungkapnya.
“Tujuannya (bantuan Electrifying Agriculture) adalah untuk produktivitas pertanian di masa pendemi Covid-19. Bersyukur dari tanggal 10 Juni kita resmikan dan nyalakan sambil menunggu 2 bulan 15 hari suhdan bisa panen,” ujarnya.
Untuk diketahui kebun buah naga tersebut dikelola oleh kelompok tani Anin Tahmate yang diketuai oleh Ignasius Neno Naisa’u. Beranggotakan 20 orang. Tanaman buah naga tersebut sudah berjumlah 800 pohon telah dibudidayakan sejak 5 tahun yang lalu. Panen yang dilakukan tiga kali dalam setahun. Satu kali penen bisa menghasilkan hingga Rp 90 juta.
(rnc17)