oleh

Dalam Sepekan Ada 16 Bencana, Lurah se-Kota Kupang Mesti Siapkan Mitigasi

Kupang, RNC – Selama 7 hari terakhir, Kota Kupang dilanda 16 bencana akibat hujan lebat. Hal ini diungkapkan Kalak BPBD Kota Kupang, Jemy Didok di Posko Pelayanan BPBD Kota Kupang, Minggu (31/1/2021) sore.

Kepada RakyatNTT.com, Jimi menyampaikan bencana yang terjadi dari pekan lalu hingga hari ini sudah sebanyak 16 bencana. Semuanya didominasi tanah longsor dan pohon tumbang.

Ia menjelaskan, sejak 25-30 Januari kemarin ada 12 bencana. Terjadi longsor di 2 kelurahan yakni Mantasi dan Airnona. Sedangkan longsor yang memakan korban jiwa di Kelurahan Tuak Daun Merah tidak termasuk dalam kategori bencana sebab area itu masuk dalam kawasan hijau yang tak boleh dihuni warga. Namun untuk mengantisipasi warga yang telah menetap BPBD melakukan evakuasi.

Sedangkan pohon tumbang yang menutup akses jalan terdapat di 6 titik lokasi. Salah satunya di Jl. Frans Seda. Sementara pohon tumbang yang menimpa rumah warga berada di Kelurahan Lasiana dan Oesapa Barat.

BACA JUGA: Cuaca Ekstrim di NTT, Banjir Mulai Ancam Warga Pesisir

Pohon tumbang ada 6 lokasi yang menutup akses jalan umum, bahkan merusakkan beberapa rumah, Sabtu kemarin, di Oesapa Barat 1 unit dan di Lasiana 1 unit.

Selanjutnya pada Minggu hari ini ada 4 kejadian pohon tumbang di jalan umum. Didok mengatakan saat ini sedang dilakukan evakuasi pohon tumbang di area pasar malam di Kelurahan Kampung Solor.

Dengan berbagai kejadian bencana tersebut, ia mengimbau Lurah hingga RT/RW segera memberikan arahan kepada warga sebagai upaya mitigasi bencana. Pasalnya cuaca ekstrim ini masih berlanjut hingga bulan Maret 2021.

“Kita minta untuk Lurah bisa menyampaikan kepada warga sehingga mengantisipasi, seperti pohon tinggi wajib dipangkas dahannya,” ungkapnya.

Baca Juga:  BMKG Beri Warning Cuaca Ekstrem di NTT hingga 2-3 Hari ke Depan

Ia juga mengatakan wilayah bantaran kali tidak boleh ditempati sebagai tempat tinggal, sebab bantaran kali adalah jalur hijau. Secara kebencanaan masuk dalam zona merah atau berbahaya. “Kalau sampai terjadi longsor kami Pemerintah tidak beri bantuan,” pungkasnya. (rnc04)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *