Dokter Eva: Kami Lelah, Tolong Cegah Virus Baru Masuk, Tutup Bandara!

Humanioradibaca 665 kali

Jakarta, RNC – Pandemi Covid-19 belum menunjukkan tanda-tanda berakhirnya. Tenaga kesehatan hingga kini menjadi garda terdepan dalam penanganan Covid-19. Rasa lelah pun tentu mereka rasakan.

Dalam sebuah tayangan, Ketua Dokter Indonesia Bersatu, dr. Eva Sri Diana mengungkapkan rasa lelah tenaga kesehatan dalam menangani Covid-19. Ia meminta pemerintah untuk menutup bandara agar virus baru tak masuk terus menerus.

Melansir dari channel Youtube tvOneNews, Ketua Dokter Indonesia Bersatu, dr Eva Sri Diana mengungkapkan rasa lelah tenaga kesehatan dalam menangani Covid-19. Ia meminta pemerintah menutup bandara agar virus baru tak masuk terus menerus.

“Saya kira itu yang paling penting adalah cegah masuknya virus-virus baru ini. Kalau virus baru ini terus masuk, bandara terus dibuka, penyakit akan ada terus,” kata dr Eva.

“Saya minta Bang Ngabalin dengan segala hormat, kami ini lelah, jumlah kami jauh-jauh berkurang. Tolong tutup pintu-pintu penularan. Kami setiap saat merasa akan mati, setiap akan ke rumah sakit saya itu nangis. Setiap sampai rumah sakit saya akan melupakan kesedihan saya, saya melupakan ketakutan saya. Tapi begitu sampai di rumah, saya nangis lagi. Saya ingat tadi pasien-pasien saya yang mati dengan sia-sia. Sekarang banyak ibu-ibu hamil yang mati. 33 minggu, 24 minggu, anak-anak muda yang masih kuat-kuat kelahiran 90 itu mati,” sambungnya.

“Andaikan virus-virus baru ini tidak masuk, kerja kita enggak akan seperti ini, mungkin hampir baik. Itu yang terjadi saya mohon tolong penularan distop, jangan cuma PPKM rakyat dilarang kerja dilarang keluar rumah tapi enggak dikasih makan enggak dikasih perhatian,” lanjutnya.

“Kalau mau mencegah itu betul-betul total, diamkan rakyat di rumah, beri mereka tenang, beri mereka makan, beri mereka keyakinan bahwa mereka akan diselamatkan. Ini sekarang kebijakan ambigu. Enggak boleh begini rakyat, tapi TKA masuk,” imbuhnya.

“Enggak boleh keluar rumah, enggak boleh jalan-jalan tapi tempat wisata dibuka, pikiran rakyat gitu. Saya paham kenapa tempat wisata dibuka, mal dibuka saya paham, tapi rakyat enggak mikirnya ke situ. Masalah keadilan, mereka memandang ini seakan-akan jadi alat keadilan,” pungkasnya.

Mendengar masukan dari dr Eva, Tenaga Ahli Utama KSP, Ali Mochtar Ngabalin lantas memberikan tanggapan.

“Kalau bicara terkait dengan bagaimana pintu-pintu bandara dan lain-lain, sudah itu ada urusan yang memang sangat amat clear dilakukan pemerintah. Tidak usah khawatir dengan poin itu,” kata Ngabalin.

“Kalau terkait yang Fadli menyebutkan bantuan Indonesia ke India, Fadli pasti tau juga itu bahwa di seluruh dunia itu hubungan dan perjanjian internasional kita punya bilateral yang sama, yang disebut dengan resiprokal. Indonesia punya tanggung jawab dalam situasi yang darurat itu untuk menyiapkan apa yang mereka butuhkan. Itu satu,” sambungnya.

“Yang kedua, situasi seperti hari ini, prediksi yang dilakukan oleh pemerintah maupun komite terkait dengan penanggulangan Covid-19 ini. Berkali-kali kita sampaikan baik di dua sisi ataupun segala macam, ingat enggak pada waktu orang mau Ied, orang mau berlibur hari raya, kemudian satu minggu setelah hari raya, berulang-ulang kita sampaikan juga, satu kesadaran yang sama untuk kita punya tanggung jawab yang sama dalam rangka mencegah penyebaran Covid-19 ini,” lanjutnya.

“Inilah yang kemarin saya tegaskan sekali lagi bahwa apapun yang disiapkan oleh pemerintah, sedahsyat apapun program yang disiapkan oleh pemerintah, tapi kalau kita tidak punya tanggung jawab yang sama untuk menyampaikan kepada masyarakat tentang kesadaran ini, urusannya ini di hulu, tingkat perubahan perilaku kita, itu satu sudah selesai. Kita sudah hadapi sekarang masalah itu. Itu sebabnya, semua yang menjadi keluhan masyarakat hari ini, tentu dan sudah dilakukan pemerintah dalam persiapan apa-apa yang menjadi bagian daripada masalah yang dihadapi,” pungkasnya. (*/mdk/rnc)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *