Kupang, RNC – Presiden RI, Joko Widodo dijadwalkan berkunjung ke NTT pada 1-3 Oktober 2024. Namun, rencana kunjungan ini mendapat penolakan dari sejumlah aktivis yang tergabung dalam Pro Demokrasi NTT.
Dalam siaran pers kepada media ini, Senin (30/9), para aktivis Pro Demokrasi NTT mempertimbangkan sejumlah hal hingga akhirnya menyatakan menolak kunjungan Jokowi. Mereka menilai presiden Jokowi telah menciderai nilai-nilai Pancasila dengan ikut cawe-cawe dalam Pilpres 2024 yang meloloskan anaknbya Gibran Rakabuming Raka walaupun harus membegal konstitusi.
“Kami ingin Jokowi bisa mengakhiri masa kepemimpinan dua periode presiden berakhir dengan catatan sejarah yang elok. Namun rupanya, harapan itu kini ibarat seperti menggantang asap. Semuanya menjadi sia-sia,” kata Koordinator Pro Demokrasi, Jimmy Wangge.
Ia menyebutkan, proses ‘pembegalan’ hukum yang terjadi secara vulgar, dipertontonkan oleh pengadil yang tidak adil di Mahkamah Konstitusi (MK). Baik para pemohon, obyek permohonan, hubungan semenda dari Ketua MK Anwar Usman dengan Jokowi menunjukkan adanya satu tujuan kepentingan yang sama, yakni memberi jalan Gibran Rakabuming Raka-putra sulung Jokowi-maju di Pilpres 2024.
Cara instan yang mengabaikan proses pematangan kepemimpinan dari Gibran tentu saja tidak pantas dilakukan oleh seorang Jokowi. Putusan MK yang memberi lapang jalan untuk Gibran-dan jelas didukung penuh oleh Jokowi-begitu mengingkari makna membuka jalan bagi anak muda untuk berkiprah di pentas politik nasional.
Alasan lain adalah kehadiran sejumlah proyek strategis nasional yang dicanangkan Presiden Jokowi gagal membawa kesejahteraan bagi rakyat NTT. Dicontohkan proyek pariwisata Labuan Bajo justru meminggirkan masyarakat adat karena penguasaan lahan oleh segelintir elit.
Sama halnya dengan proyek bendungan yang sampai saat ini gagal membuat petani sejahtera, bahkan terus merosot akibat kebijakan impor beras yang dilakukan terus menerus. Proyek lain yang gagal di NTT adalah Food Estate di Sumba yang dinilai hanya menghabiskan anggaran namun tidak berdampak.
Berikut seruan aktivis Pro Demokrasi NTT:
1. Bahwa kami sebagai aktivis Pro Ddemokrasi akan melakukan aksi damai kepada Jokowi dan meminta Jokowi untuk menyampaikan permohonan maaf kepada rakyat NTT yang telah memilihnya selama dua periode
2. Bahwa kami sebagai pendukungnya merasa kecewa dengan Jokowi dan menurut kami sebaiknya Jokowi tidak perlu datang ke NTT yang adalah tempat lahir Pancasila, sebab Jokowi telah menodai nilai-nilai Pancasila sebagai philosophische grondslag dan sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia. Kedatangan Jokowi di NTT hanya ingin menutupi kegagalan sejumlah proyek besar
3. Kami meminta Jokowi berhenti ikut cawe-cawe dalam Pilkada, terutama Pilkada NTT, di mana dari informasi bahwa Relawan Jokowi akan melakukan skenario dengan mengadakan pameran UMKM, meminta Jokowi hadir dalam acara itu untuk kepentingan salah Calon Gubernur NTT
4. Bahwa kami meminta Jokowi untuk berhenti melakukan agenda terselubung dalam urusan pilkada NTT, dengan modus pemberian sembako dan BLT kepada Rakyat NTT
(*/rnc)
Ikuti berita terkini dan terlengkap di WhatsApp Channel RakyatNTT.com