Mbay, RNC – Ketua Forum Penolakan Pembangunan Waduk Lambo (FPPWL), Bernadinus Gaso, akhirnya menyatakan mendukung pembangunan Waduk Mbay/Lambo di Lokasi Lowose, Kabupaten Nagekeo. Tidak cuma itu, dia juga bersedia memasang bendera Merah Putih di halaman rumahnya. Selain Bernadinus, ke-24 warga yang ditahan aparat Polres Nagekeo saat menghadang aparat di Titik Nol, juga menyatakan siap mendukung pembangunan waduk, dan siap memasang bendera merah – putih.
Hanya saja, Bernadinus meminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Nagekeo tetap memperhatikan hak – hak ulayat, dan apa yang menjadi hak milik masyarakat. “Saya selaku perwakilan Suku Adat Rendubutowe, menyampaikan siap mendukung pembangunan Waduk Mbay/Lambo di Lowose. Dan, tidak menghalang – halangi lagi. Kami berharap dan meminta pemerintah, untuk memperhatikan hak – hak masyarakat. Sekecil apapun, tetap diperhatikan,” pinta Bernadinus.
Soal situasi penghadangan kepada aparat yang bertugas, Mateus Bhui, tokoh masyarakat Adat Rendubutowe menambahkan, hal tersebut tidak dilakukan untuk menghadang aparat saat bertugas. Tapi penghadangan yang mereka lakukan, ditujukan kepada kelompok yang hendak melakukan ritual adat. “Kami hanya mau menghadang yang membuat ritual, bukan mau menghadang aparat kepolisian. Tidak ada niat sama sekali. Menurut kami, kegiatan ritual di lokasi tersebut, belum tepat dan pas. Minimal harus sesuai dengan proses yang baik dan benar,” kata Mateus.
Sementara Kapolres Nagekeo, AKBP Yudha Pranata, saat Konferensi Pers di Aula Bhayangkari, Selasa (5/4/2022), menegaskan akan tegas dan humanis dalam bertindak. “Yang jelas kita tetap humanis dalam bertugas, dan tegas dalam bertindak. Penegakan hukum yang telah mereka lakukan kemarin tetap berjalan, tetapi kita tidak melakukan penahanan,” kata Kapolres Yudha.
Dijelaskan Kapolres Yudha, ketua Forum Penolakan Pembangunan Waduk Mbay/Lambo sudah menyadari, dan siap mendukung penuh pembangunan Waduk Mbay/Lambo, dan memasang bendera merah – putih. “Saya menyampaikan apresiasi yang tinggi terhadap mereka. Setelah ini, mereka akan kembali ke keluarga mereka masing – masing, untuk duduk bersama mencari jalan keluar bersama. Yang jelas mereka sudah bersepakat mendukung pembangunan waduk,” tambah Kapolres Yudha.
Terkait hak ulayat masyarakat yang harus diperhatikan, Kapolres Yudha menjelaskan, pembangunan Waduk Mbya/Lambo sudah sesuai kajian teknis. “Yang pasti, pembangunan waduk di Malawaka dan Lowopebhu manfaatnya tidak ada, karena kajan teknisnya tidak ada. Titik Lowose sangat tepat dan airnya banyak. Tidak ada rumah dan perkampungan yang tenggelam. Ritus budaya tetap ada. Teknis, pengkajian sampai penunjukan, sudah ada,” ungkap Kapolres Yudha.
Ia meminta warga yang menolak pembangunan waduk, untuk tidak menggiring opini. “Kalau sudah ditunjukan pemerintah, ya harus di situ lokasinya. Negara sudah hadir untuk masyarakat semua. Masih ada program yang lain, jika masyarakat tidak mendapatkan. Kalau mau main keras – kerasan, sampai kapan? Kami tidak pernah mau intimidasi warga, yang saya lakukan hanya tegas. Dan jujur, baru kemarin saya tegas terhadap masyarakat, bukan intimidasi. Hal itu yang saya lakukan, hanya mau mengamankan, karena ada beberapa masyarakat yang sedang melakukan ritual adat. Saya meminta hargailah saudara – saudara kita yang sedang melakukan ritual,” pungkas Kapolres Yudha. (rnc15)