Fransiscus Go : Ale Rasa, Beta Rasa

Humanioradibaca 209 kali

(Seri Membangun Asa dari Timur Indonesia)

oleh : Robert Kadang

Tahun ini, masyarakat Nusa Tenggara Timur akan kembali memilih gubernur dan wakil gubernur (kepala daerah), masa bakti 2024-2029. Beberapa figur sudah muncul kepermukaan. Bahkan sudah deklir. Namun ada pula yang masih “bergerilya”. Sosialisasi diri bertajuk “silaturahmi”. Masyarakat NTT sudah saatnya cerdas dalam memilih. Jangan terbuai oleh janji. Dengan memilih pemimpin yang tepat, setidaknya bisa mensejahterakan masyarakat dan menghapus stigma NTT miskin dan tertinggal. Ya, seperti lirik lagu; Ale Rasa, Beta Rasa. Pemimpin NTT harus merasakan apa yang dirasakan warganya. Kepahitan hidup sekalipun.

Soal siapa sosok yang pantas memimpin NTT lima tahun ke depan, berikut testimoni beberapa tokoh yang dihimpun RakyatNTT.com.
“Saya mengenal baik Fransiscus Go. Bukan hanya dia, tapi juga keluarga besarnya. Orangnya bersahaja. Tidak berambisi. Walau dia memiliki kapasitas untuk memimpin. Untuk menjadi apa saja, jika dia mau. Satu hal yang membuat saya bangga, karena Frans Go telah berbuat untuk NTT sejak lama, walau dia bukan seorang gubernur.”
* Ir. Esthon Leyloh Foenay, M.Si
Wakil Gubernur NTT (2008-2013)

“Beta mendukung dan mendorong salah satu putra kelahiran Kefamenanu yang berada di wilayah kerajaan OENAM untuk berkompetisi dalam pemilihan gubernur NTT.”
* Welem Ch Sonba’i
Raja Oenam, Timor Tengah Selatan

“Fransiscus Go, beliau orang biasa, sederhana memiliki karakter yang baik. Frans memiliki LSM yang dikenal dengan Yayasan Felix Mario Go dan hingga saat ini sudah cukup melakukan kerja-kerja nyata dalam pendukung pembangunan daerah. Selain itu, dia juga seorang pengusaha di Jakarta, saya kenal baik pribadinya.”
* Drs. Antonius Belle, M.Si
Anggota DPRD NTT (2014–2019)

Fransiscus Go adalah seorang pengusaha yang tak hanya brilian tetapi juga memiliki hati yang penuh kepedulian terhadap sesama. Sebagai tokoh Nusa Tenggara Timur (NTT), dedikasinya terhadap kemanusiaan, terutama dalam hal pendidikan, kesehatan, dan perekonomian masyarakat, telah memberikan dampak yang luar biasa bagi wilayah tersebut.
Kepekaannya terhadap isu-isu kritis seperti perdagangan manusia tercermin melalui perannya yang tegas dalam Garda Bajaga, di mana dia secara tegas menolak praktik yang merugikan tersebut. Fransiscus Go bukan hanya membuktikan kepemimpinan dalam dunia bisnis, tetapi juga memperlihatkan komitmen yang kuat untuk memperbaiki kondisi sosial masyarakat, khususnya di NTT. Kesungguhan dan dedikasinya membuatnya menjadi teladan yang menginspirasi bagi banyak orang dalam memperjuangkan kesejahteraan bersama dan memberantas ketidakadilan. Terakhir, model komunikasinya yang ramah, gayanya yang sederhana tapi tegas di beberapa prinsip, melengkapi kecerdasan alumni Fakultas Hukum UGM ini.
* Mohamad Reza
Wakil Ketua KPI Pusat (2022-2025)

Sekedar tahu, Ir. Fransiscus Go, SH, lahir di Kefamenanu, Nusa Tenggara Timur, pada 8 Agustus 1968. Ayahnya Felix Go dan ibunya, Maria, adalah pemilik Toko “Sembilan Jaya” di Terminal Lama, Kefamenanu. Fransiscus Go yang merupakan alumni Universitas Gajah Mada dan Atma Jaya Jakarta, juga lulusan Lemhanas RI tahun 2013. Semangat dan komitmennya untuk membangun daerah asalnya Nusa Tenggara Timur, jangan ditanya. Meskipun NTT masih tertinggal dalam berbagai bidang, seperti ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan, Fransiscus Go merasa terpanggil untuk berkontribusi dalam mengatasi masalah tersebut.

Sebagai pemimpin di beberapa perusahaannya, Fransiscus Go tidak lupa berbagi kebaikan kepada masyarakat NTT. Dalam bidang pendidikan, ia telah membangun Sekolah Lentera di Kota Kupang, dan memberikan bantuan serta beasiswa kepada anak-anak NTT yang berprestasi namun kurang mampu. Di sektor ekonomi, kehadiran pusat perbelanjaan besar seperti Lippo Plaza dan Hypermart yang dibangunnya di Kota Kupang, telah memberikan dampak positif bagi ekonomi lokal dan penyerapan tenaga kerja.

Fransiscus Go menekankan pentingnya peningkatan pendidikan dan manajemen yang baik untuk meningkatkan daya saing NTT di tingkat nasional dan internasional. Dengan pendidikan yang berkualitas, ia yakin akan terjadi peningkatan ekonomi yang pada akhirnya akan berdampak pada kesejahteraan masyarakat NTT. Dengan semangat “ale rasa, beta rasa,” Fransiscus Go mendorong semua pihak untuk bersatu dan bekerja keras demi memajukan NTT menuju masa depan yang lebih baik. (*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *