Kupang, RNC – “Saya mengenal baik Fransiscus Go. Bukan hanya dia, tapi juga keluarga besarnya. Orangnya bersahaja. Tidak berambisi. Walau dia memiliki kapasitas untuk memimpin. Untuk menjadi apa saja, jika dia mau.” Begitu penuturan Esthon Foenay, dalam bincang – bincangnya dengan RakyatNTT.com, Rabu sore (22/11/2023), di kediamannya, di bilangan Oepura, Kota Kupang.
Saat mendengar nama Fransiscus Go, bak air mengalir, Esthon dengan lugas mengungkapkan sosok pengusaha asal Timor yang sukses berkiprah di ibukota Jakarta itu. “Satu hal yang membuat saya bangga, karena Frans Go telah berbuat untuk NTT sejak lama, walau dia bukan seorang gubernur. Kata – katanya yang mengatakan, untuk membangun NTT tidak mesti jadi gubernur, membuat saya terharu,” kata Esthon usai bertemu CEO GMT Institute, Fransiscus Go, Senin (20/11/2023).
Karena itu, lanjut ketua DPD Gerindra NTT tersebut, jika ada yang mau jadi gubernur NTT ke depan, Esthon akan menyarankan untuk mencontohi sikap Fransiscus Go. “Go itu bukan hanya sebuah marga. Tapi, Fransiscus sudah go internasional. Dia pebisnis hebat. Bermitra dengan para konglomerat nasional. Karena Fransiscus Go lah, investor sekelas Harry Darmawan menanamkan modalnya dengan membuka Ramayana. Lalu taipan Pak James Riady kolaborasi dengan Pak Frans Go buka Lippo dan RS Siloam di Fatululi, serta sekolah Lentera. Dan Pak Frans sendiri yang membuka hypermart di Bundaran Tirosa,” beber Esthon.
Kendati sudah berbuat untuk NTT, baik di bidang ekonomi, kesehatan dan pendidikan, Fransiscus Go tidak berbangga hati. “Saya kenal Fransiscus Go sejak kecil. Jadi tahu persis karakter dan sikapnya. Sempat lama tak ketemu. Tapi waktu saya kepala Bappeda, dia datang ketemu membawa investor. Orang seperti Frans Go yang bisa membangun daerah ini. Karena dia memiliki jaringan bisnis yang luas. Di tingkat nasional, bahkan internasional. Frans Go sosok pebisnis kaliber,” sebut Esthon.
Terkadang, kata Esthon, bila seseorang sudah berada di puncak kesuksesan, dia lalu kurang peduli kepada sesamanya, bahkan lingkungan tempatnya berada. “Tapi tidak bagi Frans Go. Lihat saja, dia datang ke Kupang untuk reuni dengan teman – teman SMA nya, di SMA Negeri 1 Kupang. Dia berbagi kepada siapa saja, tanpa pamrih. Bagi saya pribadi, Frans Go punya nilai tambah dalam memajukan Nusa Tenggara Timur. Kapan pun, dia akan selalu terpanggil untuk NTT yang lebih baik. (robert kadang)