Jakarta, RNC – Mendikbud Muhadjir Effendy mengupayakan gaji guru honorer di tahun depan minimal setara dengan Upah Minimun Regional (UMR) atau setara gaji guru usia kerja nol tahun. Muhadjir berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan agar Dana Alokasi Umum (DAU) bisa digunakan untuk menggaji guru honorer.
“Sekarang ini Kementerian Pendidikan dengan Kementerian Keuangan sedang mempelajari dan merumuskan supaya nanti Dana Alokasi Umum itu di samping untuk menggaji guru-guru PNS dan tunjangannya itu juga bisa digunakan untuk menggaji guru honorer yang jumlahnya hampir 800 ribu itu. Dengan begitu kalau nanti bisa diambilkan dari Dana Alokasi Umum, kita harapkan pendapatan guru honorer akan memadai. Misalnya bisa setara dengan UMR atau dengan pedoman yang lain,” kata Muhadjir di Jalan Tendean, Jakarta Selatan, Jumat (11/10/2019).
Muhadjir menegaskan komitmennya untuk menyejahterakan guru honorer. Peningkatan kesejahteraan guru honorer ini diupayakan sudah bisa diterapkan tahun depan.
“Itu kan kaitannya dengan penjelasan saya tentang kondisi guru honorer yang sekarang gajinya sangat kecil karena diambilkan dari dana BOS yang memang sebetulnya tidak boleh untuk menggaji. Karena itu saya jelaskan tahun depan mudah-mudahan tahun depan guru honorer itu akan mendapatkan gaji yang memadai dan tidak lagi dari dana BOS, tapi dari Dana Alokasi Umum,” ujar dia.
“Makanya ketika itu waktu saya bercanda tentang masuk surga itu saya menyampaikan tentang guru honorer yang masih rendah itu ya sekarang nikmati dulu saja, tahun depan mudah-mudahan dapat gaji yang lebih baik dan Insyaallah nanti masuk surga. Jadi konteksnya di situ dan waktu itu sama sekali tidak ada suasana menghina atau melecehkan tidak ada, jadi itu memang canda dan guru-guru honorer pada ketawa tepuk tangan,” sambung dia.
Mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) itu mengatakan apa yang disampaikannya kemarin justru pada intinya untuk mendorong agar guru lebih profesional. Dia menegaskan tidak bermaksud untuk melecehkan profesi guru.
“Jadi kalau kemudian dimuat di luar konteks menjadi kesannya jadi saya melakukan pelecehan. Padahal justru waktu itu saya menekankan bahwa untuk menjamin guru profesional ya mereka harus harga dirinya terangkat. Salah satu caranya ya dia harus dapat jaminan kesejahteraan yang memadai, kalau kita ingin mengharapkan guru memiliki kebanggaan, memiliki martabat yang tinggi tidak mungkin tanpa diikuti dengan kesejahteraan yang baik. Dan waktu itu yang saya minta supaya nanti siapa pun yang nanti akan duduk di kementerian ini supaya itu memperhatikan guru honorer terutama gaji diprioritaskan,” papar dia.
Muhadjir lantas bicara mengenai pembangunan sumber daya manusia yang dicanangkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada periode kedua pemerintahannya. Menurut dia, upaya membangun SDM unggul itu harus dimulai dari guru. “Karena guru yang akan menentukan kualitas SDM para siswanya. Tidak mungkin kita meningkatkan kualitas SDM siswa tanpa dimulai dengan meningkatkan kualitas guru. Jadi arahnya ke sana sebetulnya,” ujar dia.
Sementara itu, Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU) Kemendikbud, Prof Arief Rachman mengatakan sambutan Muhadjir dalam Peringatan Hari Guru Internasional 2019 memuat dua hal penting. Pertama, kata Arief, guru merupakan profesi yang sangat mulia.
“Saya sendiri sebagai guru mengerjakannya itu karena ada panggilan, bukan panggilan hati saja tetapi panggilan Tuhan. Saya bisa paham kalau Pak Menteri mengulas hal tersebut kan beliau ini seorang menteri juga ulama,” ujar dia.
Poin penting kedua, menurut Arief, yang disampaikan Muhadjir mengenai pentingnya profesionalisme guru. Arief mengatakan ada sejumlah hal yang diperlukan oleh guru jika ingin lebih profesional. “Profesi itu memerlukan keilmuan, ilmu pendidikan, ilmu pengajaran, ilmu pedagogik, sedangkan kalau orang itu tidak menyandang profesi keguruan beliau bisa saja mengajar tetapi tidak memakai pilar keilmuan tadi. Jadi dua hal yang saya pikir sangat mencerahkan. Saya lihatnya sambutan Pak Menteri itu sangat memberi pandangan dan peringatan kepada kita semua yang berprofesi guru untuk melihat dua hal ini,” ujar dia. (knv/detik.com/rnc)