Gempa Sikka, FPPB Minta Warga Tidak Panik

Sikkadibaca 178 kali

 

Maumere, RNC – Gempa berkekuatan 7,4 Magnitudo, lintang : 7.59 LS, bujur : 122.26 BT pada kedalaman 12 km, telah mengguncang wilayah Kabupaten Sikka, Provinsi NTT, Selasa (14/12/2021), sekira pukul 11.20 Wita.

Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), pusat gempa berada di 112 km Barat Laut Flores Timur, 121 km Timur Laut Sikka, dan 324 km Barat Laut Ende.

Gempa susulan kembali terjadi sekira pukul 16.31 Wita. Berdasarkan informasi BMKG, gempa susulan berkekuatan 5.4 Magnitudo, terjadi pukul 15:31:31 WIB, dan berada pada lokasi : 7.59 LS,122.40 BT (102 km Barat Laut Flores Timur di kedalaman 12 km.

Ketua Forum Peduli Penanggulangan Bencana (FPBB) Kabupaten Sikka, Yuven Wangge menuturkan, beredarnya informasi yang mengatakan, gempa tersebut berpotensi tsunami, membuat ribuan warga berhamburan keluar rumah dan lari ke tempat yang lebih aman, yakni ke dataran yang lebih tinggi.

“Kapasitas masyarakat sudah cukup memadai, karena mereka sudah bisa melakukan evakuasi mandiri. Hanya saja, ketika melakukan evakuasi mandiri itu, terkesan panik, tergesa-gesa dan terburu-buru. Jadi mereka harus memperhatikan semuanya, seperti anggota keluarga, anak kecil, ibu hamil, penyandang disabilitas, lansia dan hal-hal penting lainnya,” katanya, Rabu (15/12/2021).

Menurut Yuven, masyarakat sudah sangat paham terhadap mitigasi bencana, terlebih warga yang tinggal di wilayah pesisir pantai utara Kabupaten Sikka. Sehingga, ketika terjadinya gempa susulan, mereka kemudian dengan sendirinya mengungsi ke tempat yang lebih aman.

Akibat terjadinya gempa sebanyak dua kali dalam dalam sehari, membuat ribuan warga Sikka harus mengungsi ke beberapa lokasi, seperti halaman Kantor Bupati Sikka, Rujab Bupati Sikka, Gedung Coklat Sikka (Cosik), Gedung Sikka Convention Center (SCC), di atas bukit dan ada juga warga Kojadoi yang mengungsi di atas kapal motor.

Terkait warga Desa Kojadoi, Kecamatan Alok Timur yang memilih mengungsi di atas kapal motor, Yuven menjelaskan, seharusnya mereka mengungsi ke atas gunung (bukit) bukan di atas kapal. Namun, dia mengakui itu karena mereka belum mendapatkan himbauan dari pemerintah setempat.

Yuven juga menyayangkan sikap Pemkab Sikka, yang terkesan belum siap dan lamban dalam menghadapi bencana ini. Sehingga, ketika gempa sudah selesai dan pencabutan potensi tsunami, aparat pemerintah tidak sesegera mungkin memberikan himbauan kepada masyarakat agar kembali ke rumah masing – masing, namun tetap siap siaga.

Kendati demikian, FPBB menghimbau warga Sikka agar jangan panik, tetapi tetap tenang dan menunggu himbauan resmi dari pemerintah. “Kami minta masyarakat tidak panik, tetap tenang dan menunggu himbauan dari pemerintah. Jangan mendengar isu – isu yang menyesatkan (hoax), tapi harus siap sedia, karena ini gejala alam, sehingga sewaktu waktu bisa saja terjadi gempa yang lebih besar lagi,” terangnya.

Sementara itu, Bupati Sikka, Fransiskus Roberto Diogo, S.Sos, M.Si, telah mengeluarkan pengumuman kepada warga, agar tetap waspada dan selalu mengikuti perkembangan informasi resmi dari pemerintah. Dan, berdasarkan informasi BMKG pada pukul 13.27 Wita, potensi tsunami yang melanda beberapa daerah termasuk Kabupaten Sikka, telah berakhir. (rnc24)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *