Hari Pentakosta, Jemaat Petra Kefamenanu Unjuk Kreativitas

TTUdibaca 346 kali

Kefamenanu, RNC – Majelis Jemaat (MJ) Petra Kefamenanu, Klasis Timor Tengah Utara (TTU), unjuk kreativitas di moment Hari Raya Pentakosta, Minggu (5/6/2022). Kreativitas yang dibuat berupa pembuatan stand khusus yang diberi nama “Stand Kesaksian Etnis”. Stand yang didesain pemuda setempat, dikoordinir Wakil Ketua Majelis Jemaat Petra, Pdt. Adi Solle, berlokasi di komplek gereja. Ada satu spot foto khusus, unik nan etnik, yang dibaluti sejumlah kain adat, dan pajangan hasil kerajinan tangan jemaat setempat. Stand ini ramai dikunjungi jemaat, usai kebaktian utama pertama pukul 08.00 Wita, dengan liturgi etnis Sumba. Kebaktian utama kedua pukul 11.00 Wita, etnis TTU dan usai kebaktian utama ketiga pukul 18.00 Wita, dengan etnis TTS.

Produk yang dipajang dan dijual yakni berbagai kerajinan tenunan, anyaman dan aksesoris etnis – etnis setiap suku. Ada pula pangan khas daerah TTU, TTS, Sabu, Alor, Amfoang dan Rote. Ketua Majelis Jemaat Petra Kefamenanu, Pdt. Winnyawati Kolloh Nda-Mha, S.Th, kepada RakyatNTT.com menjelaskan, stand tersebut diberi nama “Stand Kesaksian Etnis”. Stand itu, Lanjut Pdt. Ina, sapaan akrabnya, dibuat lantaran Majelis Jemaat (MJ) melihat sepanjang bulan budaya, jemaat dari berbagai etnis di Petra, sangat antusias mempersiapkan dan mempersembahkan nyanyian, tarian dan hasil karya berupa makanan dan kerajinan khas mereka masing – masing, dalam ibadah kepada Allah.

“Karena itulah, kami Majelis Jemaat Petra Kefamenanu sepakat untuk memberi ruang kesaksian yang lebih besar dari jam ibadah di ruang kebaktian,” ujarnya. Mantan ketua Majelis Jemaat Betel Dalehi ini menambahkan, turut ambil bagian dalam kegiatan tersebut, Warga Binaan Rutan Kelas II B Kefamenanu yang memajang dan menjual kerajinan tangan berupa meja, tempat tisu, kotak persembahan, tempat sirih, celengan yang semuanya terbuat dari kertas koran bekas.

“Kami MJ Petra mengedukasi jemaat, bahwa Roh Kudus yang mendiami kita, memberi kita daya untuk punya ide dan kekuatan untuk mengolah bumi, talenta untuk berkarya dan sebagainya,” jelasnya. Wujud ucapan syukur dan kesaksian tentang Roh Kudus, kata Pdt. Ina, adalah kegiatan ibadah dan karya etnis saat itu. “Ibadah dan ajang kesaksian Etnis hari ini juga sebenarnya sebuah energi positif bagi pemuda dan anak – anak untuk mengenal, mencintai dan melestarikan budaya etnis masing-masing,” ungkapnya.

Pdt Ina berharap, kegiatan tersebut kiranya tetap terjaga sebagai sebuah ibadah dan ruang ibadah kreatif manusia kepada Allah. Selain itu, bisa menjadi ajang pemberdayaan ekonomi jemaat jika ke depan bisa bersinergi untuk kreatif dalam manajemen pemasaran yang baik. “Dalam kekuatan Roh Kudus kita diberdayakan dan dalam segala daya dan karya kita Allah Tritunggal dimuliakan,” pugkasnya. (rnc17)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *