Hutan Nggorang Bowosie Gundul, Warga: Terkesan Ada Pembiaran

Manggarai Baratdibaca 146 kali

Labuan Bajo, RNC – Masifnya kegiatan perambahan hutan Nggorang Bowosie, yang notabene milik negara dan berada di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi NTT, mendapatkan perhatian khusus dari warga setempat. Lasarus Ondos, tokoh pemuda asal Kampung Serenaru, Kelurahan Wae Kelambu, menyayangkan kondisi sebagian hutan yang telah gundul akibat aktivitas perambahan yang dilakukan secara bebas dan tidak terkendali.

“Kami sebagai tokoh muda Serenaru, Kelurahan Wae Kelambu, sangat menyayangkan kegiatan perambahan hutan yang mengatas-namakan komunitas Racang Buka itu. Kegiatan perambahan hutan tersebut sangat meresahkan kami warga kampung yang dari dulu sudah ada sejak nenek moyang kami tinggal di Serenaru – Lancang, yang menjaga hutan ini. Dulu bawa kayu kering saja kita ditangkap. Sekarang babat hutan secara liar dan diam – diam saja,” kata Lasarus, Senin (30/5/2022).

Dia menyampaikan keprihatinannya, mengingat kegiatan perambahan telah dilakukan sejak tahun 1999 hingga saat ini, sehingga telah mengakibatkan hilangnya sumber mata air yang menjadi penopang hidup warga Lancang – Serenaru, area yang turut menjadi penyanggah hutan Nggorang Bowosie. Ia pun meyakini, kelompok perambah bukan merupakan warga Kelurahan Wae Kelambu.

“Yang saya tahu, orang – orang yang kegiatan di sana adalah kumpulan orang – orang bukan asli orang Kelurahan Wae Kelambu. Kebetulan saya pernah datang ke lokasi, dan ketemu dengan manusia – manusia yang bukan asli orang Labuan Bajo di sini. Waktu mereka melakukan perambahan hutan, awalnya kami belum terganggu. Namun lama kelamaan, dari segi mata air, ada yang tidak lagi muncul, terus sawah kita tidak bisa diairi lagi,” tutur Lasarus.

Akibat perambahan hutan yang semakin mengkhawatirkan itu, menyebabkan puluhan masyarakat Lancang, Serenaru, Raba dan Wae Mata, pada tahun 2018 mendatangi bupati Manggarai Barat yang saat itu dijabat Agustinus Ch Dula. Dalam pertemuan tersebut, perwakilan warga meminta pemerintah Kabupaten Manggarai Barat untuk secara serius menindak tegas para perambah.

“Ada kesepakatan kita untuk ketemu bupati, itu termasuk kepala KPH, untuk segera usir mereka dari lokasi. Malah kita waktu itu sepakat untuk bersama dengan pemerintah menghijaukan kembali hutan itu, karena kami butuh. Tapi dari pemerintah tidak ada ketegasan soal para perambah ini,” sebut Lasarus kesal.

Ketidak-tegasan pemerintah Kabupaten Manggarai Barat terhadap aktivitas para perambah hutan negara itu, memunculkan dugaan kalau kegiatan mereka dilindungi oknum tertentu, sehingga tidak pernah ditindak tegas. “Kami menduga, apakah memang niat dari komunitas itu melakukan perambahan, atau dibekingi? Kami tidak tahu. Karena seakan – akan ada pembiaran. Ini dugaan saja,” ujar Lasarus.

Ia berharap, semua kegiatan perambahan segera dihentikan, dan mengembalikan lahan tersebut kepada pemerintah, agar dapat dikelola demi kepentingan bersama. “Harapan kami dari warga Kelurahan Wae Kelambu, kembalikan hutan itu ke negara. Supaya dikelola jadi lokasi wisata, seperti pernyataan BOP (BPOLBF) itu akan merekrut masyarakat setempat,” imbuhnya.

Sekedar tahu, area hutan Nggorang Bowosie sedianya akan dikembangkan jadi kawasan pariwisata terpadu oleh Badan Pelaksana Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores (BPOLBF). Dalam kegiatan sosialisasi yang dilakukan bersama masyarakat Wae Kelambu beberapa waktu lalu, pembangunan kawasan wisata terpadu pada hutan Bowosie, disebut akan mengedepankan pengembangan konsep hutan wisata berkelanjutan.

Lasarus berharap, kehadiran kawasan pariwisata terpadu dapat berdampak pada kesejahteraan masyarkat Manggarai Barat. “Saat sosialisasi, mereka sangat menyayangkan kondisi hutan tersebut. Mereka belum kerja, hutannya sudah gundul. Selama ada niat baik pemerintah untuk mensejahteraan warga di sini, ada keuntungan buat kita, kami setuju – setuju saja konsep itu,” katanya semabri tetap menantikan ketegasan Pemkab Mabar bersama stakeholder terkait, terhadap aktivitas perambah hutan yang dirasakan sangat merugikan tersebut. “Kalau masih ada orang yang merambah di hutan itu, silahkan ditangkap! Pemerintah harus tegas!” tandas Lasarus. (rnc19)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *