Borong, RNC – Aliansi Masyarakat Lamba Leda Selatan, Kabupaten Manggarai Timur (Matim), Jumat siang tadi (03/12/2021), menggelar unjuk rasa di halaman Kantor Bupati Manggarai Timur. Mereka mendesak Pemkab Manggarai Timur, segera memperbaiki jalur Mano – Bajar yang rusak parah, pasca penggusuran dan pelebaran.
Massa pendemo itu berasal dari Desa Bangka Kuleng, Desa Bea Waek, Desa Golo Rengket dan Satar Tesem. Mereka menuntut Pemkab Manggarai Timur, segera perbaikan jalur Mano – Bajar, karena masyarakat dari keempat desa tersebut, sangat berkepentingan dengan jalan itu.
Koordinator Aksi, Alkuin Teto mengungkapkan, kondisi jalan yang memiliki panjang sekira sembilan kilometer tersebut, sangat memprihatinkan. “Kami mendesak Pemerintah Manggarai Timur, agar segera memperbaiki jalur Mano – Bajar yang saat ini tidak bisa dilalui kendaraan roda dua, apalagi roda empat. Kondisinya rusak parah setelah penggusuran dan pelebaran beberapa bulan lalu,” beber Alkuin dalam orasinya.
Dia mengungkapkan, saat ini akses warga keempat desa yang menggunakan jalur Mano – Bajar, terhambat akibat kondisi jalan yang rusak. Karena itu, sejumlah tuntutan mereka layangkan, diantaranya mendesak Pemerintah Manggarai Timur bertanggung jawab, dan segera melakukan pembenahan jalur Mano – Bajar.
Selain itu, mendesak pemerintah segera memperbaiki irigasi Tiwu Lewe, yang terkena dampak susulan akibat penggusuran dan pelebaran jalur Mano – Bajar. Mereka meminta pemerintah membuat tembok penahan tanah, untuk empat rumah di Dusun Bajar, Desa Bangka Kuleng, yang terancam ambruk akibat penggusuran dan pelebaran jalur Mano – Bajar.
Bahkan, para pendemo juga mendesak DPRD Manggarai Timur, agar mengevaluasi pagu anggaran paket penggusuran dan pelebaran jalur Mano – Bajar, senilai Rp 300.000.000.
Kadis Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Manggarai Timur, Yoseph Marto, usai berdialog dengan massa aksi menjelaskan, pihaknya akan menangani kondisi jalan tersebut.
“Teknis operasionalnya kami akan turun ke lokasi, memastikan titik – titk rawan untuk ditangani. Hasil pantauan lapangan, kemudian kami akan menentukan berapa biaya yang dibutuhkan,” janji Yoseph.
Dia menuturkan, sumber dana yang akan dialokasikan untuk perbaikan titik rusak jalur Mano – Bajar, menggunakan dana tak terduga, karena itu masuk kategori bencana alam.
“Kita akan gunakan dana DTT (Dana Tak Terduga, red). Untuk kepastian besaran pagunya, kita survei terlebih dahulu,” kata Yoseph Marto. (RNC18)