Jangan Galau, Masuk Sekolah Jam 05.30 Tak Langsung Belajar, Ini yang Dilakukan Siswa

Headline, Kota Kupangdibaca 508 kali

Kupang, RNC – Kebijakan Gubernur NTT Viktor Laiskodat agar siswa Kelas XII SMAN 1 dan SMAN 6 Kupang masuk sekolah jam 05.30 Wita menuai protes berbagai kalangan. Namun, sebenarnya para siswa tidak langsung masuk kelas pada pukul 05.30 Wita.

Saat mengunjungi SMAN 6 Kupang, Jumat (3/3/2023) pagi, Gubernur Viktor Laiskodat menjelaskan para siswa yang masuk pukul 05.30 Wita tidak boleh langsung masuk kelas dan menerima pelajaran. Para siswa harus melaksanakan kegiatan-kegiatan yang rileks terlebih dahulu, seperti menyanyi, menari dan kegiatan ekstrakurikuler lainnya.

“Mereka harus rileks. Karena ini bukan tempat penitipan anak. Ini tempat membangun anak-anak menjadi manusia mandiri. Jadi tidak boleh langsung masuk kelas. Bisa menyanyi, menari, senang dan bergembira dulu baru anak-anak dibawa masuk kelas menerima pelajaran. Jadi tidak ada pagi-pagi datang langsung masuk kelas. Gembira bersama, menyanyi. Sudah rileks baru masuk kelas,” ungkap gubernur.

“Kita latih mereka tidak boleh jadi pengangguran. Yang mendapat kesempatan menuju perguruan tinggi silakan lanjut. Yang tidak, mereka akan memulai pekerjaan seperti yang kita liat ini, menanam serai kerja sama dengan pengusaha untuk lakukan penyulingan minyak serai,” tandas gubernur.

Ia juga mengatakan, jika anak-anak ini tidak disiapkan dengan baik maka akan melahirkan pengangguran baru. Namun, dengan masuk sekolah lebih awal, mereka terbiasa me-manage waktu dengan baik. “Mereka tidak akan jadi pengangguran karena mereka sudah siap. Secara mental mereka siap, knowledge mereka siap, skill mereka siap,” tegas politisi Partai Nasdem ini.

Menurutnya, saatnya NTT meninggalkan cara-cara lama yang membuat tidak berkembang. Oleh karena itu, aturan ini diterapkan di Kelas XII yang sebentar lagi akan tamat. “Keluar dari sini tidak boleh jadi pengangguran. SMAN 6 punya contoh yang luar biasa. Sudah punya kebun serai dan pengusaha mau beli hasilnya. Contoh yang luar biasa,” ujar Viktor.

Baca Juga:  Pj Gubernur NTT Raih Penghargaan sebagai Penjabat Kepala Daerah Berprestasi

Ia juga mengungkapkan, Pemprov NTT akan bekerja sama dengan lembaga-lembaga khusus agar menyiapkan anak-anak masuk perguruan tinggi terbaik setelah tamat SMA/SMK, baik di dalam negeri maupun luar negeri.

“Semua riset menyatakan bukan kecerdasan saja yang membuat orang berhasil, bukan IQ saja yang membuat orang berhasil. Manusia walaupun pintar luar biasa, tapi kalau tidak punya semangat juang tidak bisa. Karena itu sekolah menjadi tempat melatih anak-anak. Bukan saja IQ-nya, tapi juga semangat juangnya untuk mereka mampu meraih cita-cita mereka,” kata gubernur penuh semangat.

Ia juga meminta pihak sekolah lakukan pendataan terhadap siswa terkait peminatan mereka setelah tamat sekolah. “Mau menjadi apa. Mau jadi guru, peternak, dosen, ahli ekonomi. Jadi harus temukan hasrat, passion, dan tujuan-tujuan didampingi oleh guru supaya cita-cita dapat diraih dengan baik. Nanti kalau ada yang lulus tes perguruan tinggi, tapi orang tua tidak sanggup, kita yang urus. Jadi tugas anak-anak belajar sungguh-sungguh,” kata Viktor.

Tak hanya itu, mantan anggota DPR RI ini menegaskan, untuk siswa yang tidak mau melanjutkan kuliah dan mau bekerja akan dilatih untuk jadi pengusaha. “Jadi anak-anak ini saat tamat bukan saja punya pengetahuan, tapi punya skill dan network dengan dunia industri,” katanya.

Pesan untuk Siswa dan Guru

Gubernur VBL meminta para siswa di SMAN 1 dan SMAN 6 Kupang yang menerapkan kebijakan ini agar tetap semangat dan teruslah belajar. Pemerintah sedang membangun manusia-manusia yang punya daya tahan luar biasa. Manusia yang tahan banting. “Seperti bola voli dibanting ke bawah dia melenting ke atas luar biasa. Kita butuh manusia seperti itu. Bukan seperti gelas kaca, dibanting hancur. Tapi seperti bola voli dibanting melenting ke atas,” ungkapnya.

Baca Juga:  Pj Gubernur NTT Raih Penghargaan sebagai Penjabat Kepala Daerah Berprestasi

Ia meminta para guru agar mendidik anak-anak bukan hanya unggul secara intelektual, tapi menjadi manusia yang resilience yang mampu berhadapan dengan situasi dan kondisi sulit pada zamannya.
“Untuk guru, saya pesan ini tempat membangun anak-anak menjadi manusia mandiri, sehingga kita harap guru-guru bagaimana bisa bergaul dengan anak-anak itu, pahami mereka. Harus mengerti psikologis anak,” kata VBL. (rnc)

Dapatkan update informasi setiap hari dari RakyatNTT.com dengan mendownload Apps https://rakyatntt.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *