oleh

Jenazah Covid-19 Asal Malaka Terlambat Ditangani karena Telat Info dari RSUD SK Lerik

Kupang, RNC – Polemik terlambatnya penanganan jenazah pasien Covid-19 asal Kabupaten Malaka di RSUD SK Lerik terjadi karena adanya keterlambatan informasi yang disampaikan pihak RSUD SK Lerik kepada pihak Satgas Penananganan Covid-19 NTT.

Hal ini disampaikan Koordinator Tim Terpadu yang juga Kasat Pol PP Provinsi NTT, Cornelis Wadu, Rabu (3/3/2021) sore. Kepada RakyatNTT.com, Cornelis menyampaikan timnya tetap siaga 24 Jam untuk menangani jenazah Covid-19 yang harus dimakamkan.

Terkait keterlambatan yang diperkirakan sampai 11 jam, ia mengatakan pasien meninggal sekira pukul 00.45 dini hari tadi. Namun baru dimakamkan pada siang tadi. Alasannya pihak rumah sakit baru menghubunginya pada pukul 08.00.

“Menurut informasi tadi meninggalnya hampir jam 1 dini hari tadi, tapi informasi yang datang ke saya itu jam 8 lewat tadi pagi,” ungkapnya.

Ia mengatakan, hari ini juga bertepatan dengan Hari Ulang Tahun Pol PP se-Indonesia. Namun timnya tetap siaga dengan tugas yang diprioritaskan untuk menangani jenazah Covid-19.

BACA JUGA: Jenazah Covid-19 Asal Malaka Dibiarkan Telantar hingga 11 Jam di RSUD SK Lerik

Cornelis mengakui, setelah tiba sekira pukul 10.00 di RSUD SK Lerik, serta bertemu dengan pihak keluarga, sempat terjadi adu argumen, namun keluarga akhirnya memahami kondisi tersebut. Keluarga juga dan mau jenazah tersebut dimakamkan di TPU Damai Fatukoa sesuai protokol kesehatan.

“Mungkin keluarga juga cape karena sudah tunggu dari malam, tapi kita juga jelaskan supaya duduk persoalan bukan di provinsi,” jelasnya.

Ia juga mengatakan, untuk penanganan pemakaman jenazah covid-19 saat siang tadi dilakukan bersama Satgas Covid-19 Provinsi NTT dan Kota Kupang, di mana satu mobil jenazah disiapkan oleh Satgas Kota Kupang.

Terkait hal ini, Sekretaris Komisi IV DPRD Kota Kupang, Richard Odja menyayangkan adanya keterlambatan dari pihak RSUD SK Lerik yang lambat berkoordinasi dengan Satgas Covid-19 Provinsi NTT. Menurutnya, dalam penanganan ini RSUD telah melangkahi protokol. Hal ini harus menjadi pengalaman yang tak boleh terulang lagi.

“RSUD SK Lerik ini harus menjadi rumah sakit bagi seluruh masyarakat. Saya sangat sesali kenapa tidak dikoordinasikan saat meninggal malam itu juga,” katanya.

Richard juga menyampaikan, dengan peristiwa tersebut, ia akan berkoordinasi dengan Direktur SK Lerik Marsiana Halek agar ke depan jangan lagi terjadi hal yang sama.

Sebagai wakil rakyat Kota Kupang Richard memohon maaf serta turut berbelasungkawa atas meninggalnya pasien tersebut. “Saya memohon maaf dan turut berduka cita,” ungkapnya. (rnc04)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *