Kebelen Raya Itu Bernama Doris Alexander Rihi

Flores Timurdibaca 443 kali

PAGI itu, saat cahaya matahari berada persis di atas ketinggian puncak Ile Napo, masyarakat Desa Lewograran dan perwakilan dari desa-desa tetangga memadati depan kantor dan balai desa Lewograran.

Kerumunan massa yang berkumpul di dua titik strategis pemerintahan desa ‘ Lewo Lewuun bala nawa tana Napo keri tego, lewo belepan tanah, tanah berage nae’ untuk menanti kedatangan kebelen raya Kabupaten Flores Timur.

Kabar kedatangan kebelen raya Kabupaten Flores Timur menjadi kebanggaan bagi desa yang berada di lingkup Kecamatan Solor Selatan sekaligus mengafirmasi dan menegaskan kepada publik di seantero Kabupaten Flores Timur bahwa Desa Lewograran sebagai Desa STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat).

Untuk mencapai predikat ini tentu tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Walau demikian, berkat kerja sama dan dukungan masyarakat setempat, hingga akhirnya desa ini dinyatakan lolos verifikasi lima pilar STBM di tingkat kecamatan maupun kabupaten, dengan persentase hasil verifikasi pilar pertama 99,42 persen, pilar kedua, 94,79 persen, pilar ketiga air bersih 100 persen, pilar keempat 96 persen, pilar kelima 100 persen.

Atas pencapaian prestasi yang berhasil ditorehkan ini, ata kebelen raya Kabupaten Flores Timur di tengah padatnya kesibukannya, menyempatkan waktu untuk berkunjung secara langsung.

Setelah beberapa jam menanti, kebelen raya Kabupaten Flores Timur, Drs. Doris Alexander Rihi, M.Si, bersama rombongan pun tiba. Ia dan rombongan berdiri persis di depan gapura berwarna kuning keemasan yang diletakkan di kiri maupun kanan badan jalan. Kedua gapura itu diikat dengan sehelai pita berwarna oranye. Dentuman gong gendang, serta langkah para penari seketika terhenti saat salah seorang pria paruh baya melangkahkan kaki ke depan gapura sembari membungkukkan kepala.

Sesudahnya, pria yang mengenakan nowing berwarna merah dan baju berwarna putih selaras dengan warna rambutnya berkata “O bapa, moe ata kebelen raya. Tobo doan meke pe rae Larantuka, pae lela moko pe rae Kota Reinha. Pali leron mo ikit lein wayon lima; lein mai sedan tena, lima mai tapin laya bua sampe pia Lewo lewuun bala nawa tana Napo keri tego, ada pia Lewograran, Lewo blepan tanah, tanah berage nae. O bapa, pali matan modin hulen, modi tede lewo pi ete wato onom, tanah pi ata para lolon. O bapa, pana pai gawe gere. Tai weli lango belen epu kakan patin arin beda Ina nuru Ama gahin.” (O bapa pejabat bupati yang tinggal dan menetap di Larantuka, Kota Reinha. Hari ini, engkau melangkahkan kaki menuju dan sampai di kampung kami, Lewo Lewuun bala nawa-tanah napo keri tego, lewo belepan tanah, tanah berage nae. Bapa penjabat bupati, engkau sendiri telah melihat dan menyaksikan kampung kami penuh dengan bebatuan, dan tanah yang berhimpitan dengan wadas. Bapa penjabat, melangkahlah ke sini dan masuklah ke dalam rumah besar tempat berkumpul kakak- adik, dan para tetua kampung)”.

Usai pria paruh baya itu menyampaikan sapaaan adat. Kebelen raya Flotim diberikan kesempatan untuk menggunting sehelai pita berwarna oranye yang diikat di antara gapura yang diletakkan di sisi kiri maupun badan jalan. Setelah semua yang hadir mengikuti seremonial penjemputan secara adat, kebelen raya Kabupaten Flores Timur bersama rombongan berarak masuk ke balai desa Ina Nuru Ama Gahin.

Saat tiba gilirannya untuk memberikan sambutan kebelen raya asal Pulau Sabu dan saat ini dipercayakan untuk menjadi penjabat Bupati Flotim ini melempar senyuman mengungkapkan rasa senangnya kepada masyarakat Kecamatan Solor Selatan yang hadir pada momentum deklarasi lima pilar STBM.

“Saya senang berada di sini. Pembangunan rumah warga dan juga infrastruktur jalan sudah bagus. Begitu pula praktik hidup sehat sudah ada di desa ini. Kedatangan kami hanya mau menegaskan, hanya mau melegitimasi bahwa di sini sudah menjadi Desa STBM,” kata Doris Rihi.

Lebih lanjut dikatakannya, momentum kunjungan ini hanya mau menegaskan kembali agar masyarakat lebih taat untuk menjaga pola hidup bersih dan mempraktikkan hal ini agar membudaya dalam aktivitas keseharian maupun dalam lingkup sosial kemasyarakatan.

Semenjak dipercayakan sebagai pemimpin di Kabupaten Flores Timur orientasi berpikirnya demi masyarakat Flores Timur yang tersebar di Pulau Solor, Adonara dan Larantuka daratan. “Kita yang berdiri di bumi Flores Timur ini, saya dan bapa mama semua, tidak ada satu niat pun untuk menyengsarakan daerah ini atau menyengsarakan masyarakat. Kita tentu sama-sama punya niat dan cita-cita untuk mensejahterakan, tetapi sekali lagi kita punya keterbatasan sumber daya untuk menjawab semua kebutuhan itu. Oleh karena itu, kita terus berkomunikasi, terus bekerjasama dan terus menjalin suasana kekeluargaan,” kata Doris.

Ia menambahkan, kalau belum terjadi itu bukan berarti kita menganaktirikan Lewograran atau Solor Selatan ata Pulau Solor itu sendiri. “Tidak! Tetapi perlahan tapi pasti semuanya akan dipenuhi,” kata Doris

Ia berharap kepada masyarakat Desa Lewograran agar selalu bersatu. Tidak boleh ada pertikaian di antara sesama. “Masalah apa saja, baik itu masalah pribadi, kedinasan maupun sengketa lain. Kita duduk selesaikan, sebab tidak ada masalah yang tidak dapat diselesaikan,” imbuhnya. (rnc27)

Dapatkan update informasi setiap hari dari RakyatNTT.com dengan mendownload Apps https://rakyatntt.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *