oleh

KM Intan Fortuna Tenggelam di Ambon pada 29 Juni, Warga Kupang Belum Ditemukan

Oelamasi, RNC – Mariana Pellondou (60) warga Dusun II Tatelek, RT/04 RW/02, Desa Manusak, Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Kupang mengadukan kehilangan anaknya Jufri Leowalu (30) ke Pemerintah Desa Manusak, Kamis (14/7/2022). Jufri diduga tenggelam bersama KM Intan Fortuna, 29 Juni lalu.

Di hadapan Kepala Desa Manusak, Arthur Ximenes, Bhabinkamtibmas Bripka Vinsen dan wartawan media ini, Mariana membenarkan anaknya Jufri Leowalu hilang dan belum ditemukan setelah kapal penangkapan ikan asal Jakarta bernama Intan Fortuna milik PT Starindo yang membawa 16 kru di dalamnya, termasuk Jufri Lubalu, tenggelam di sekitar perairan Namrole, Ambon pada 29 Juni 2022 lalu.

Informasi hilangnya Jufri Leowalu dan tiga orang temannya akibat kapal tenggelam ini, jelas Mariana, ia peroleh dari Nixson Amalo, saudara sepupu Jufri Leowalu, salah satu dari 12 korban selamat dalam insiden tenggelamnya kapal ikan Intan Fortune tersebut.

“Mereka (Kapal Intan Fortuna dan 16 orang kru kapal) berangkat dari Jakarta tanggal 26 Juni, tanggal 27 kapal ini diterpa gelombang tinggi lalu tanggal 29 Juni kapal tenggelam di perairan Namrole Ambon lalu mereka selamatkan diri menggunakan box-box ikan berbahan gabus, tetapi hanya 12 orang berhasil selamat karena ditemukan dan ditolong warga nelayan sekitar sementara Jufri Leowalu dan tiga orang kru lainnya hilang dan belum diketahui nasibnya,” cerita Mariana.

Menurutnya, seperti yang diberitakan media online KompasTimur.com, 12 orang selamat termasuk Nixon Amalo, baru ditemukan dan diselamatkan nelayan sekitar pada tanggal 9 Juli. Selanjutnya, pada Minggu (10/7/2022) lalu, sekitar pukul 12.00 Wita ia dan keluarga di Manusak mendapat informasi via telepon dari Nixon Amalo yang saat itu juga mengaku masih mendapat perawatan medis di salah satu rumah sakit di Kota Ambon.

“Dia (Nixon Amalo) telpon kami pakai orang punya HP karena dia punya HP hilang ikut kapal tenggelam. Setelah mengetahui informasi ini kami langsung menghubungi pengurus kapal bernama Aswin, tapi pihak perusahaan PT Starindo Jaya, sampai dengan saat ini belum berhasil kami hubungi atau sebaliknya menghubungi kami. Ini yang yang sangat disayangkan,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Desa Manusak, Arthur Ximenes mengatakan ibunda Jufri Leowalu, Mariana Pellondou baru mengadukan kejadian naas yang menimpa anaknya itu pada Jumat, 14 Juli 2022.

Aduan ini, menurut Arthur, langsung ditindaklanjuti dengan melapor ke Kepala Dinas Nakertrans Kabupaten Kupang untuk diteruskan ke pihak-pihak terkait.

Sebagai Kepala Desa Manusak, Arthur membenarkan, Jufri Leowalu hingga saat ini masih tercatat sebagai warganya yang beralamat di Dusun II Tatelek, RT/04 RW/02, Desa manusak. “Harapan dari orang tua sama dengan kami. Dalam keadaan bagaimana pun juga saya mengharapkan terutama kepada pihak pemilik kapal wajib memberikan informasi tentang kecelakaan kepada orangtua karena sampai tanggal 14 ini pihak perusahaan belum juga memberikan informasi kepada pihak keluarga. Sangat disayangkan mereka merekrut, mempekerjakan, menyuruh orang pelayar tapi terjadi musibah begini mereka diam dan lepas tanggung jawab,” ungkapnya.

Menurut Arthur, mestinya ada komunikasi dari pihak perusahaan, tetapi justru informasi ini didapat dari saudara sepupu korban yang juga sama-sama bekerja dan selamat dari musibah itu.

Untuk diketahui, Jufri Loewalu merantau ke Jakarta pada tahun 2019. Ia berencana mencari kerja di kapal-kapal luar negeri, tapi karena pandemi Covid-19 sehingga tertunda. Untuk bertahan hidup di Jakarta, ia bersama Nixon Amalo terpaksa mencari pekerjaan lain. Keduanya lalu melamar di perusahaan kapal ikan Intan Fortuna milik PT Starindo Jaya. Pengurus kapal ikan tersebut bernama Aswin.
Total terdapat 16 kru di kapal tersebut. Mereka berangkat dari Jakarta tanggal 26 Juni. Selanjutnya, tanggal 27 kapal diterpa gelombang tinggi, lalu tanggal 29 Juni kapal tenggelam di perairan Namrole, Ambon. Para kru berupaya menyelamatkan diri menggunakan boks ikan, tetapi hanya 12 orang berhasil selamat. Mereka ditemukan dan ditolong nelayan sekitar. Sementara Jufri Lubalu dan tiga orang kru lainnya masih hilang dan belum diketahui nasibnya.

(rnc08)

Dapatkan update informasi setiap hari dari RakyatNTT.com dengan mendownload Apps https://rakyatntt.com

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *