Kupang, RNC – Universitas Nusa Cendana (Undana) kembali menggelar wisuda doktor, magister, profesi dan sarjana periode Februari 2022. Pada wisuda ke-127 ini, Undana melepas1.586 orang wisudawan/ti. Jumlah ini terdiri dari 1.514 lulusan sarjana, 29 profesi, 42 magister, dan 1 doktor.
Secara keseluruhan, sejak Undana berdiri 1 September 1962 hingga saat ini, telah meluluskan 76.550 orang bergelar diploma, sarjana, profesi, magister, dan doktor.
Acara wisuda yang dilaksanakan secara blanded (offline dan online) tersebut dilaksanakan di Auditorium Undana, Kamis (24/2/2022).
Hadir pada kesempatan tersebut, Prof. Ir Fredrik L. Benu, M. Si., Ph. D (Rektor Undana Periode 2012-2017 dan 2017-2021), Kepala Biro Umum dan Keuangan (BUK), Dra. Karolina K. Sangkala, M. Si., Plt. Kepala Biro Perencanaan, Kerja Sama dan Humas, Imanuel Saduk, SH., M.Hum, para orangtua/wali serta undangan lainnya.
Rektor Undana, Dr. drh. Maxs U. E. Sanam, M.Sc memberikan penghargaan kepada para wisudawan/ti terbaik periode Februari 2022.
Rektor dalam pidatonya menekankan pentingnya learning agility bagi wisudawan dalam menghadapi disrupsi, yang disebabkan Revolusi Industri 4.0 dan Pandemi Covid-19.
Rektor mengingatkan tantangan yang akan dihadapi wisudawan dalam menerapkan ilmu dan pengetahuan di masyarakat dan dunia kerja tidaklah kecil. Sebab, menurutnya, saat ini dunia menghadapi berbagai disrupsi atau perubahan yang ditimbulkan oleh Revolusi Industri 4.0 dan Pandemi Covid-19.
Perubahan-perubahan terjadi pada berbagai sektor yakni teknologi, ekonomi, politik, politik, sosial-budaya, dan pendidikan. Perubahan yang cepat dan drastis, tak terduga, kompleks, dan ambigu tersebut dikenal dengan istilah VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity dan Ambiguity).
Era VUCA, papar Dr. Maxs, telah mendorong praktisi untuk mempersiapkan organisasinya dalam menghadapi berbagai tantangan, termasuk tantangan dalam bidang sumber daya manusia (SDM).
“Saat ini dalam mencari karyawan, organisasi tidak hanya mementingkan mereka yang memiliki kecerdasan yang tinggi tetapi juga karyawan dengan kemampuan untuk beradaptasi dan memiliki dorongan untuk berkembang secara berkelanjutan,” jelas mantan Dekan Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Undana itu.
Menurut berbagai penelitian, sambung Rekor Undana, kecerdasan intelektual atau IQ (Intelligent Quotient) hanya berperan dalam kehidupan manusia dengan besaran paling maksimal 20%. IQ tidak dapat dijadikan tolok ukur dalam menentukan kesuksesan seseorang dalam hidup bermasyarakat.
(*/rnc)
Download Apps RakyatNTT.com sekarang di https://rakyatntt.com