Labuan Bajo, RNC – Sebagai destinasi superprioritas, kawasan wisata Labuan Bajo juga tengah dibenahi. KemenPUPR menyatakan, kalau semua dibangun sesuai aturan.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, pembangunan infrastruktur di DPSP Labuan Bajo dilaksanakan dengan tetap memperhatikan aspek konservasi lingkungan.
“Pembangunan infrastruktur pada setiap KSPN direncanakan secara terpadu baik penataan kawasan, jalan, penyediaan air baku dan air bersih, pengelolaan sampah, sanitasi, dan perbaikan hunian penduduk melalui sebuah rencana induk pengembangan infrastruktur yang mempertimbangkan aspek lingkungan, sosial dan ekonomi,” kata Basuki dalam siaran pers, Sabtu (20/2/2021).
BACA JUGA: KTT G20 di Labuan Bajo jadi Peluang Pariwisata Indonesia Bangkit pasca Pandemi
Direktur Jenderal Cipta Karya, Diana Kusumastuti menyebut, pembangunan infrastruktur di DPSP Labuan Bajo memperhatikan aspek konservasi dan keberlanjutan sosial, budaya, masyarakat, ekologi dan ekonomi.
“Apa yang kami bangun di DPSP Labuan Bajo tidak hanya berdasarkan perencanaan, tetapi kami sangat memperhatikan masalah lingkungan,” Jelas Diana.
Diana mengatakan, penataan di DPSP Labuan Bajo sesuai dengan peraturan dan kaidah yang berlaku.
Ini merupakan usaha untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di Labuan Bajo yang juga diharapkan dapat menjadi multiplier effect.
Sepaket dengan penataan Pulau Rinca
Adapun salah satu kawasan di DPSP Labuan Bajo yang bakal ditata adalah Pulau Rinca yang saat ini progresnya mencapai 37 persen.
Penataan ini meliputi, Dermaga Loh Buaya, yang merupakan peningkatan dermaga eksisting. Kemudian, bangunan pengaman pantai yang sekaligus berfungsi sebagai jalan setapak untuk akses masuk dan keluar ke kawasan tersebut.
Penataan juga dilakukan pada Elevated Deck pada ruas eksisting yang berfungsi sebagai jalan akses yang menghubungkan dermaga, pusat informasi serta penginapan ranger, guide dan peneliti, dirancang setinggi 2 meter agar tidak mengganggu aktivitas komodo dan hewan lain yang melintas serta melindungi keselamatan pengunjung
Selanjutnya, penataan juga dilakukan pada bangunan Pusat Informasi yang terintegrasi dengan elevated deck, kantor resort, guest house dan kafetaria, serta bangunan penginapan untuk para ranger, pemandu wisata, dan peneliti, yang dilengkapi dengan pos penelitian dan pemantauan habitat komodo.
“Kami akan meminimalisasi persinggungan antara wisatawan dengan satwa sehingga para satwa tidak akan terganggu. Nantinya juga akan ada edukasi agar para wisatawan tetap nyaman dan aman selama berkunjung,” ujar Diana.
Dalam anggaran tahun 2020-2022 terdapat 42 paket pekerjaan penataan DPSP Labuan Bajo yang dikerjakan oleh Kementerian PUPR.
Rinciannya, 5 paket Ditjen Sumber Daya Air, 10 paket Ditjen Bina Marga, 22 paket Ditjen Cipta Karya dan 5 paket Ditjen Perumahan.
BACA JUGA: Kemenparekraf Perindah Gerai Kuliner di Labuan Bajo, Ini Tujuannya
Penataan yang dilakukan Ditjen Cipta Karya di antaranya Penataan Puncak Waringin dengan progres 98 persen, Penataan Kawasan Batu Cermin progres 96,5 persen, Penataan Pantai Marina – Bukit Pramuka Zona 1 dan 2 progres 17,74 persen dan Penataan Pantai Marina – Bukit Pramuka Zona 3 dan 5 progres 11,3 persen.
Di samping pembangunan fasilitas penunjang pariwisata, Kementerian PUPR melalui Ditjen Cipta Karya juga membangun infrastruktur permukiman seperti Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dengan progres 36,12 persen, Fasilitas Pengolahan Sampah Termal TPA Warloka dengan progres 44,4 persen.
Di samping itu juga dibangun Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Wae Mese 2 x 50 liter/detik progresnya 7,27 persen dan pembangunan reservoir Pulau Rinca untuk menampung air dengan kapasitas 50 m3 dengan progres 99,12 persen.
Penataan kawasan DPSP Labuan Bajo yang dilakukan Kementerian PUPR diharapkan dapat meningkatkan produktivitas sektor pariwisata sehingga dapat mendatangkan devisa, membuka lapangan kerja dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi lokal. (*/dtc/rnc)