Mbay, RNC – Walau merayakan natal di tengah pandemi, tak menyurutkan semangat umat untuk berkreasi. Seperti yang dilakukan muda-mudi Orang Muda Katolik (OMK) Stasi Aegela, Desa Bidoa, Kecamatan Nangaroro, Kabupaten Nagekeo. Mereka membangun pohon natal setinggi 15 meter.
Pantauan RakyatNTT.com, kegiatan itu dilaksanakan di Kapel Stasi Aegela, Desa Bidoa, Minggu (20/12/2020). Meskipun terlihat menguras energi, namun mereka tetap bersemangat. Ketua OMK Aegela Rufina Mau tetap antusias mendampingi para pemuda tersebut untuk menyiapkan kayu, bambu, dan bahan-bahan lokal lainnya. Ada yang bertugas menyiapkan bahan bekas seperti kantong plastik untuk didaur menjadi hiasan pada pohon natal.
Dengan polesan warna merah dan dihiasi berbagai ornamen bernuansa natal, pohon Natal ini nampak berbeda. Pohon natal dari bahan lokal ini menjulang setinggi hampir 15 meter. Hasil karya anak-anak kreatif ini dibuat selama kurang lebih satu minggu.
Menyongsong hari Natal pada tahun ini, OMK Aegela sengaja membuat pohon natal dari bahan bekas yang sudah tidak terpakai dipadu dengan bahan lokal. Ini bentuk kepedulian terhadap lingkungan dan sebagai salah satu bentuk kampanye sekaligu mengedukasi masyarakat untuk berperan serta dalam menjaga lingkungan dan alam.
“Selain pohon natal, kami juga buat kandang natal dari sak semen lalu dibuat menyerupai bukit dan bahan-bahannya dari bambu, ijuk dan alang-alang. Selanjutnya, yang akan mengelilingi pohon natal dan kandang natal nanti, sembilan ranting tersebut yang melambangkan 9 KUB di sini. Kemudian kesembilan ranting tersebut akan diberi dengan nama KUB-nya masing-masing. Sedangkan pohon natal melambangkan stasi Aegela itu sendiri,” kata Ketua OMK Aegela Rufina Mau.
BACA JUGA: Wamen LHK Tanam Pohon di Bukit Pamo, Bukit Kenangan di Kota Mbay
Menurut dia tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Tahun sebelumnya, pohon natal hanya menggunakan media tali senar dan lampu hias. Tahun ini tinggi pohon natal sekitar 15 meter, dan bahan dasarnya bernuansa lokal.
“Bentuk penilaian nanti juri yang menentukan mana yang berhak menang. Sebelumnya juri menyampaikan bahwa pohon natal dan kandang natal harus dari bahan lokal. Namun, kami OMK Aegela tidak mau hanya ambil dari lokal saja. Tapi kami menambahkan sampah plastik sebagai perpaduan dengan bahan lokal. Perpaduan sampah plastik ini sekaligus mengingatkan bahwa ada ajakan untuk hidup sehat dan cinta lingkungan seperti tidak membuang sampah sembarangan,” ujarnya.
Selaku Ketua OMK, ia berharap agar kegiatan tersebut mendapatkan hasil yang memuaskan dari dewan juri. “Kali ini OMK akan diberikan nilai, bagi OMK yang membuat pohon natalnya bagus akan diberikan hadiah. Berkat kerja keras ini, saya berharap OMK akan mendapakan nilai yang bagus dari dewan juri,” harap dia. (rnc15)