Melintas di ‘Jalur Neraka’, Anggota DPRD: Pemprov NTT Kibuli Masyarakat

Manggaraidibaca 757 kali

Ruteng, RNC – Anggota DPRD Provinsi NTT dari Fraksi PKB, Yohanes Rumat memberikan kritik keras terhadap Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat. Kritik itu disampaikan saat anggota dewan itu menyaksikan buruknya kondisi jalan milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTT di Simpang Hita-Kedindi di Munta, Desa Kajong, Kecamatan Reok Barat, Selasa (18/1/2022).

Turun dari mobil dan menginjak lumpur di jalan itu, anggota dewan yang akrab disapa Hans Rumat tampak kesal. Jalur itu menurutnya tak layak disebut jalan melainkan tempat aliran air sungai atau petak sawah. Masyarakat sekitar menyebut jalan tersebut adalah jalur neraka.

Kepada wartawan, Hans Rumat mengatakan, DPRD Provinsi NTT bersama pemerintah di bawah kepemimpinan Viktor Bungtilu Laiskodat telah bersepakat untuk melakukan pinjaman dana. Pinjaman dana dilakukan karena besaran APBD Provinsi NTT, baik DAK maupun DAU terlalu kecil untuk memenuhi kebutuhan pembangunan jalan provinsi yang terlalu besar.

“Tentu ini ide cemerlang, ide bagus, dengan ketentuan manakala dana DAK dan DAU yang selama ini menjadi rutinitas tidak mampu, pinjaman itu menyelesailan masalah,” ungkap Hans Rumat.

Hans Rumat mengatakan, fakta yang terjadi saat ini, pada segmen Simpang Hita-Kedindi khusus di perbatasan Kabupaten Manggarai Barat dan Manggarai tidak ada tanda-tanda intervensi pembangunan dari Pemprov, sehingga patut dipertanyakan komitmen Gubernur Laiskodat yang disampaikan di hadapan Anggota DPRD dan masyarakat NTT.

“Pertanyaan itu Gubernur serius tidak mengurus rakyat? Jangan dia kibuli masyarakat, kalau dia serius mengurus masyarakat harus ada tanda-tanda di lapangan. Harus ada bukti di lapangan,” tegas anggota dewan dua periode itu.

“Kami selama ini dikibuli di DPR. Kami dikibuli panjang jalan sekian kilometer, tapi faktanya beberapa segmen yang kami lalui ini, itu nol. Jadi kami anggap menipu masyarakat,” tambahnya.

Baca Juga:  Usai Dilantik untuk Periode Kedua, Kader Perindo Mesakh Mbura Siap Berjuang untuk Kesejahteraan Masyarakat

Anggota dewan asal Manggarai Timur itu menegaskan, kenyataan yang dilihat di Tureng dan Munta, merupakan kekonyolan pemerintah. Gubernur Laiskodat selalu menebar janji dan mengiming-imingi masyarakat. Janji tersebut seakan menjadi bualan belaka.

“Yang kami sesalkan, dia (Gubernur) menjanjikan masyarakat. Lalu sekarang minta anggaran murni atau minta emergency,” katanya.

Hans Rumat menjelaskan, walaupun dialokasikan melalui dana emergency, tetap saja tidak menyelesaikan masalah. Sebab DPRD dan pemerintah telah bersepakat untuk menyelesaikan pembangunan jalan melalui pinjaman daerah.

“Nah kalau sampai tahun 2023 atau 2022 ini di dalam RPJMD Provinsi tidak tuntas, maka kami anggap itu adalah penipuan terhadap kami di DPR. Penipuan terhadap masyarakat,” tandasnya.

Hans Rumat mengatakan, pembangunan jalan provinsi khusus yang kondisinya sangat buruk, harus tuntas sebelum Viktor Laiskodat menyelesaikan masa jabatannya. Pembangunan tersebut harus dirancang tahun 2022 dan dikerjakan tahun 2023. Namun, apabila baru masuk di RPJMD tahun 2023, maka akan dikerjakan saat masa Gubernur Laiskodat sudah selesai.

Hans mengatakan, sebagai anggota DPRD ia tak mau mengumbar janji yang aneh kepada masyarakat. Namun pemerintah sebagai bermitra, DPRD sangat percaya dengan pemerintah.

“Tetapi setelah kami evaluasi setelah kami turun lapangan faktanya buruk dan jelek, maka kami anggap pemerintah ini menipu masyarakat,” tutupnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, sebanyak 5 unit mobil rombongan Anggota DPRD Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) terjun ke dalam kubangan penuh lumpur di Tureng, Desa Nggalak, Kecamatan Reok, Manggarai, Selasa (19/1/). Kubangan tersebut adalah jalan milik Pemerintah Provinsi NTT jalur simpang Hita-Kedindi.

Pantauan media ini, satu per satu kendaraan rombongan legislator melewati jalan itu. Beberapa anggota dewan, turun dari mobil masing-masing dan memantau kondisi jalan. Para anggota dewan terlihat menghela nafas lalu mengeluhkan kondisi jalan itu. Setelah berjalan dengan pelan penuh hati-hati, mobil para politisi itu akhirnya bisa lewat. Bahkan pada titik paling parah, mobil anggota Dewan Vinsensius Pata gagal melintas. Mobil tersebut kandas dalam kubangan sehingga harus ditarik dengan kendaraan lain. (rnc23)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *