Kupang, RNC – Sejarah pembangunan di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) tentunya tidak lepas dari pikiran para pemimpin terdahulu.
Salah satu tokoh yang memiliki peran penting dalam sejarah pemerintahan dan pembangunan di Kabupaten TTS yakni Usi Kusa Nope. Raja Amanuban ke-XVI itu adalah Bupati TTS pertama setelah masa peralihan dari Swapraja menjadi kabupaten pada tahun 1960. Mendiang Usi Kusa Nope menjabat sebagai Bupati dari tahun 1961 sampai tahun 1972.
Usi Kusa Nope adalah salah satu tokoh dalam Delegasi Pemerintah Timor yang ikut memperjuangkan terbentuknya Provinsi NTT pada tahun 1958, bersama Sa’iah, da Costa, ER Herrewila, Michael Marcus, Benufinit dan Burhanudin Lelang.
Usi Kusa Nope memiliki gagasan brilian karena memang dibekali dengan ilmu pengetahuan dari Sekolah Belanda Bestuurs Opleiding di Ujung Pandang pada tahun 1948. Buah pikir Bupati Usi Kusa Nope hingga saat ini masih terus dilanjutkan oleh pemerintah dan masyarakat TTS secara turun-temurun. Di sektor peternakan misalnya. ada program paronosasi dan lamtoronisasi untuk peningkatan bobot ternak sapi.
“Dulu TTS bisa kirim sapi paron gemuk ke Pulau Jawa, bahkan sampai ke Hongkong dan Taiwan. Sekarang TTS juga masih kirim sapi ke luar NTT,” ungkap Usi Pae Nope yang adalah salah satu putra kandung Usi Kusa Nope kepada RakyatNTT.com belum lama ini.
Ia menyebutkan, Usi Kusa Nope menjadi pegawai di Pemerintahan Jepang pada tahun 1942-1943, sebelum kemerdekaan RI pada tahun 1945. Jauh sebelum menjadi Bupati TTS pertama, ia telah menduduki beberapa posisi strategis sebagai pemimpin wilayah. Mulai dari Fetor Noebeba Swapraja Amanuban (1943-1947), Bestuurs Asisten Kelas I Raja-Raja Res-Timor (1948-1949), Kepala Daerah Swapraja Amanuban (1949-1960), hingga terpilih sebagai anggota senat Negara Indonesia Timur menjelang pembubaran kolonialisme.
Selanjutnya setelah periode kemerdekaan RI, Usi Kusa Nope pernah menjadi anggota Konstituente Republik Indonesia (1956-1959). Kemudian menjadi Kepala Daerah Swatantra Tingkat II TTS (1960-1967) dan menjadi Bupati Kdh. TTS (1967-1972). Karir politik Usi Kusa yang terakhir yakni sebagai Pembina Golongan Karya di Kabupaten TTS.
Semasa menjadi Bupati TTS, kata Usi Pae Nope, mendiang ayahnya pernah memberikan upah untuk pegawai dari uang pribadi. Hal itu dilakukan lantaran Indonesia pernah mengalami krisis. “Itu adalah citra baik beliau. Sebagai putra dan putri turunan dari Usi Kusa Nope, kami bangga sekaligus patut meneladani apa yang beliau buat semasa hidup,” ujarnya.
Usi Pae Nope berharap, semua program brilian yang telah dirintis oleh Usi Kusa Nope dan pemimpin terdahulu, dapat diteladani dan diteruskan oleh pemimpin-pemimpin masa kini, sehingga bisa membangun daerah dengan hati yang tulus dan membawa masyarakat menuju kesejahteraan. (rnc04)