Minta Irigasi, Warga Wae Ri’i Temui Bupati Manggarai

Manggaraidibaca 338 kali

Ruteng, RNC – Tokoh masyarakat bersama para kepala desa dari Kecamatan Wae Ri’i, menyerahkan proposal pembangunan irigasi kepada Bupati Manggarai, Herybertus G.L. Nabit, senin (20/6/2022). Proposal tersebut diserahkan secara adat melalui acara “kepok”. Proposal itu diantar perwakilan masyarakat dari tujuh desa Wae Ri’i bagian timur.

Ketujuh desa tersebut yakni, Desa Wae Ri’i, Desa Persiapan Bangka Wade, Desa Longko, Desa Bangka Jong, Desa Golo Mendo, Desa Golo Cador dan Desa Persiapan Bangka Ling. Robertus Jelahu selaku ‘tongka’ (juru bicara) menyampaikan, beberapa wilayah di bagian timur kecamatan memiliki potensi persawahan. Namun, potensi tersebut tidak bisa dimanfaatkan secara maksimal, karena kekurangan debit air. Karena itu, masyarakat meminta pemerintah untuk mengalokasikan anggaran pembangunan irigasi.

“Wilayah Kecamatan Wae Ri’i bagian timur sebetulnya mempunyai lahan pertanian yang cukup dijadikan daerah persawahan. Namun akibat kesulitan akses air menyebabkan sebagiannya ditelantarkan atau menjadi lahan tidur,” kata Robertus. Hal senada disampaikan Heribertus Erik San, selaku inisiator pembuatan proposal. Dia menjelaskan, saat ini areal persawahan masyarakat mengandalkan air dari sumber Bendungan Wae Ri’i.

Namun, debit air di bendungan tersebut sedikit, sehingga tidak bisa memenuhi kebutuhan areal persawahan yang cukup luas. Akibatnya, petani mengalami kesulitan air. “Dengan kondisi banyaknya ‘lahan tidur’, berdampak pada sumber pendapatan masyarakat dari pengolahan lahan pertanian. Padahal, tuntutan kebutuhan hidup sehari – hari tinggi,” kata Erik San.

Alumni Pasca Sarjana Universitas Nasional Jakarta ini menambahkan, berdasarkan data perkiraan luas areal lahan pertanian di Wae Ri’i ada 561,5 hektar. “Hasil kajian kami, luas areal pertanian yang ditanami padi dua kali setahun 218 hektar. Yang ditanami padi sekali setahun 238 hektar, dan yang tidak ditanami seluas 105,5 hektar,” terang Erik San.

Ketua Umum LSM – Lembaga Pusat Pengkajian kebijakan Pembangunan Daerah (LPPKPD) – Manggarai itu membeberkan, berdasarkan hasil kajian lembaganya, areal persawahan yang ditanami mampu memproduksi padi 3.370 ton setahun, dengan asumsi produksi rata – rata 5 ton/hektar. “Akibat kekurangan air, kami kehilangan produksi padi 2.245 ton per tahun. Dengan asumsi harga gabah kering Rp 4.500, maka petani kehilangan pendapatan Rp 10.002.500 setahun,” paparnya.

Ia menambahkan, di bagian barat persawahan masyarakat Wae Ri’i, ada beberapa sungai dengan debit air yang besar. Seperti Sungai Wae Decer, Wae Belang dan Wae Kokak. Namun sampai saat ini belum dioptimalkan sehingga airnya terbuang percuma. “Proposal ini kami ajukan guna penambahan debit air irigasi Wae Ri’i dengan cara pembangunan irigasi di titik pertemuan Wae Decer dan Wae Belang, lalu dipasang pipa besar 500 mm SDR 17 (PN 10) menuju selokan irigasi Wae Ri’i. Sehingga debit air semakin besar dan bisa dimanfaatkan,” kata pemuda Kelahiran Kampung Nggori, Desa Bangka Jong itu.

Bupati Manggarai, Heribertus G.L Nabit, mengapresiasi langkah yang ditempuh masyarakat Wae Ri’i, karena sudah menginisiasi pembuatan proposal untuk penambahan debit air. Bupati Nabit mengaku siap mewujudkan aspirasi masyarakat Wae Ri’i, lantaran menyangkut hajat hidup orang banyak.

“Secepatnya saya akan instruksikan Organisasi Perangkat Daerah terkait, untuk cepat tanggap dan segera membentuk tim khusus percepatan penambahan debit air irigasi Wae Ri’i. Tim ini akan berkoordinasi dengan aparat desa setempat dan tokoh masyarakat. Setelah tim buat kajian dan proposal jadi, Pemkab Manggarai akan menyiapkan skema anggarannya, baik dari Dana DAK Pusat atau pun dari Dana Alokasi Umum Daerah,” janji Bupati Nabit. (rnc23)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *