Kupang, RNC – Kejadian hilangnya nama penerima bantuan Badai Seroja dari daftar, bukan cuma terjadi di Kabupaten Malaka. Di Kota Kupang, delapan korban Badai Seroja dibuat kecele saat penyerahan kunci rumah, Jumat (5/8/2022). Mirisnya, kedelapan korban Badai Seroja ini, sebelumnya justru diikutkan dalam proses awal. Misalnya, ikut undian nomor rumah terus mengecek kondisi rumah yang akan ditempati.
Sekedar tahu, penyerahan kunci rumah Bantuan Hunian Tetap Rumah Instan Sehat Sejahtera (Huntap Risha) di Kota Kupang, secara seremoni diserahkan Kepala Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan Nusa Tenggara II, Yublina Dila Bunga, dan Walikota Kupang, Jefri Riwu Kore. Lokasi Huntap Risha tersebut berada di Kelurahan Manulai II.
Dari data yang diperoleh RakyatNTT.com, ada 173 warga Kota Kupang tercatat sebagai penerima Huntap Risha, karena rumah mereka rusak berat akibat terjangan Badai Seroja, tahun 2021 lalu. Ironisnya, ada delapan kepala keluarga (KK) yang tidak terakomodir gegara namanya hilang dari daftar.
Ditemui Sabtu (6/8/2022), ada enam kepala keluarga (KK) yang tinggal sementara di Posko II Kelurahan Oebufu, mengaku kecewa karena namanya tidak ada di daftar. Karenanya, mereka tidak bisa mendapatkan rumah hunian yang diimpikan. Sedangkan dua KK lainnya tinggal di luar posko, namun masih satu wilayah di Kelurahan Oebufu. Para korban Badai Seroja yang ditemui di Posko II Kelurahan Oebufu yakni, Nikanor Missa, Max Benyamin Tikan, Yeni Goreti Naif, dan Elisa Kornelius Raknafa.
Salah satu korban, Nikanor Missa mengaku kecewa atas kejadian itu. Pasalnya, impiannya memiliki rumah setelah rumahnya rusak berat akibat badai, sirna. “Kami benar – benar tidak tahu mau bagaimana lagi. Mau terus tinggal di posko, tidak mungkin. Pemerintah tolong perhatikan kami orang kecil. Kami tidak punya rumah lagi setelah Seroja,” ucap Nikanor terlihat sedih.
Korban lainnya, Yeni Nafi menimpali, keluarganya sejak awal sudah diakomodir untuk mendapat hunian relokasi itu. Namun, nama KK-nya tidak disebutkan petugas untuk mengambil kunci. Mereka pun langsung mengonfirmasi petugas Kementrian PUPR dan Pemkot Kupang. Namun tetap tidak mendapatkan kunci rumah.
“Mereka hanya jawab, data kami tidak ada dari pusat. Ini sungguh aneh, kami sudah ikut undian dan dapat denah rumah, tapi nama dihilangkan,” kata Yeni seraya berharap, Pemerintah Kota Kupang dan Kementrian PUPR bisa menyelesaikan proses data yang diniainya telah diubah, sehingga tidak ada opini miring tentang adanya permainan untuk mengakomodir pihak lain.
Sayangnya, hingga berita ini terbit, pihak BPBD Kota Kupang dan OPD terkait yang hendak dikonfirmasi untuk menjelaskan hilangnya nama kedelapan korban Badai Seroja tersebut, belum berhasil. Handphone mereka tidak aktif. (rnc04)