Ruteng, RNC – Anggota Fraksi PAN DPRD Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Yeni Veronika, SH., memberikan bantuan fasilitas kesehatan (faskes) berupa 7 unit timbangan digital dan sebuah TV untuk Puskesmas Nanu, di Desa Buar, Kecamatan Rahong Utara, Kabupaten Manggarai, Jumat (30/7/21) siang.
Bantuan ini merupakan sumbangan pribadi Yeni Veronika, sebagai bentuk dukungan penanganan stunting di wilayah tersebut.
Kepada RakyatNTT.com, Yeni Veronika menjelaskan, kunjungannya di Puskesmas Nanu merupakan bagian dari menjalankan tugasnya sebagai wakil rakyat Manggarai di Provinsi NTT. Selain itu, penanganan stunting adalah salah satu tugas anggota dewan di Komisi V DPRD NTT, yang menangani masalah di bidang kesehatan.
“Kami pernah membahas tentang kasus stunting di NTT. Ternyata dari 22 kabupaten atau kota ternyata ada 5 kabupaten yang angka stuntingnya tinggi. Salah satunya adalah Manggarai, maka dari itu sebagai wakil rakyat, ketika kunjungan saya harus mengunjungi puskesmas-puskesmas,” ungkap Yeni.
Wakil Ketua DPW PAN NTT itu menjelaskan Puskesmas atau instansi kesehatan sebagai garda terdepan dalam hal penangana stunting. Namun harus ada kerjasama antara semua pihak, mulai dari Dinas Kesehatan (Dinkes), Puskesmas, Pustu, dan Polindes dengan Pemerintah dan DPRD.
Kerjasama itu bertujuan agar mempermudah penanganan persoalan stunting di Manggarai. Apabila ada kerja sama yang baik, maka akan ada kemungkinan angka stunting tidak meningkat atau tetap bahkan menurun.
“Tentu untuk menurunkan masalah stunting ini, tidak segampang balik telapak tangan. Terbukti selama ini ada banyak program yang dijalankan. Bukan hanya dari Dinkes tapi juga dari OPD lain yang punya program dan yang menganggarkan penanganan stunting di NTT maupun Kabupaten Manggarai, setelah dilihat atau dievaluasi ternyata angka stunting itu masih tinggi,” jelasnya.
Evaluasi yang dimaksud Yeni untuk mengetahui efektivitas program yang sudah dibuat sebelumnya. Perlu dilihat kembali pola yang digunakan. Saat ditemukan masalahnya maka akan diketahui hal-hal yang perlu diperbaiki. Sehingga penanganan stunting di NTT maupun di Manggarai sesuai harapan yakni angka stunting bisa menurun secara signifikan.
Penanganan Stunting Mulai dari Ibu Hamil dan Anggaran untuk Nakes
Yeni Veronika menjelaskan, dalam upaya penanganan stunting, terutama oleh Dinas Kesehatan, rumah sakit, Puskesmas, Pustu dan Polindes harus dimulai dengan fokus kepada ibu hamil (bumil). Bumil harus mendapatkan asupan gizi yang maksimal. Sebaliknya jangan sampai dalam menangani stunting malah dimulai dari luar ibu hamil.
“Supaya dalam perjalanan, dia tidak melahirkan lagi bayi stunting. Maka itu harus ada perhatian dari Dinkes, Puskesmas atau Polindes. Karena masalah stunting ini dia adanya di Kecamatan, Kelurahan atau Desa. Jadi kerja sama semua pihak itu harus ada,” katanya.
Menurut Yeni, kerjasama dari semua OPD, Dinkes, Puskesmas, Pustu Polindes dan Kepala Desa termasuk Camat dan Kelurahan, sangat diharapkan dalam memerangi stunting. Beberapa OPD tersebut lanjut Yeni, harus saling bekerja sama.
“Karena Dinas Pendidikan ada program penanganan stunting. Dinas Kesehatan juga ada, Pemberdayaan perempuan juga ada,” katanya.
Beberapa OPD yang mempunyai program penanganan stunting, harus bekerja sama atau kolaborasi. Harus ada sinergi sehinga secara keroyokan dalam rangka memerangi stunting ini. Termasuk Dinas Perikanan, Peternakan harus ambil bagian mengingar stunting ini berkaitan dengan gizi.
“Jadi itu harapan saya, harus fokus harus struktur harus tuntas,” tegasnya.
Selain itu lanjut Yeni, perlu perhatian khusus dari pemerintah mengenai anggaran stunting. Mulai dari Dinas Kesehatan, Puskesmas, Pustu dan Polindes. Sebab unsur tersebut yang terdepan dalam rangka menangani stunting di tingkat Kecamatan, Kelurahan, maupun Desa.
“Karena mereka yang berhubungan langsung. Yang terjun langsung dalam hal penanganan stunting ini,” jelas Yeni.
Bantuan Faskes sebagai Sarana Penunjang
Yeni Veronika menjelaskan, saat berkunjung ke Puskesmas Nanu, pihak Puskesmas minta bantuan TV dan parabola termasuk receiver. Selain itu, pihak Puskesmas juga meminta timbangan digital untuk bayi stunting yang masih kekurangan.
“Bantuan yang saya berikan ini bukan anggaran dari pemerintah atau anggaran dari APBD tapi ini bantuan pribadi. Kenapa saya beri bantuan pribadi? Saya mau dan kepingin sebagai Wakil Rakyat, bagaimana persoalan stunting yang ada di Kabupaten Manggarai ini angkanya menurun tentunya tentunya tidak lepas dari fasilitas dan anggaran yang mencukupi dan menunjang menangani persoalan stunting,” jelasnya.
Bantuan TV yang diberikannya atas keluhan para perawat dan bidan. TV tersebut nantinya akan digunakan untuk kepentingan sosialisasi berkaitan dengan masalah kesehatan termasuk stunting yang membutuhkan media digital.
Manfaat lainnya adalah ketika para nakes yang sedang jaga malam baik saat ada pasien ataupun tidak ada pasien mereka tetap harus stay 24 jam. Para nakes tersebut dan keluarga penjaga pasien di puskesmas juga butuh hiburan dan bisa menonton televisi.
“Jadi TV ini juga digunakan untuk berbagai kegiatan, seperti sosialisasi Covid-19 dan penanganan stanting di Kecamatan Rahong Utara,” ujarnya.
Sementara terkait bantuan timbangan digital, Yeni menjelaskan itu bisa dipakai untuk mengukur berat badan anak-anak, terutama yang kena stunting. Namun timbangan tersebut nantinya disalurkan ke Pustu dan Polindes di Rahong Utara.
Namun dalam hal penanganan stunting tidak serta merta dengan fasilitas yang telah ia berikan itu, melainkan juga membutuhkan kerja sama semua pihak.
“Butuh kerja sama semua pihak. Kemudian kerjasama dari pemerintah, DPR dari pihak swasta juga harus ambil bagian terus dengan masyarakat itu sendiri,” katanya.
Bantuan Faskes akan diberikan kepada Puskesmas dan instansi lain. Yeni menjelaskan, karena keluhan itu hampir terjadi pada setiap Puskesmas yang ia kunjungi, sehingga bantuan lain juga akan diberikan pada Puskesmas-puskesmas tersebut sesuai kebutuhan atau kekurangan yang dialami. “Kalau di bidang pendidikan biasanya saya kalau diminta maka akan memberikan bantuan kepada sekolah berupa buku seperti penambahan buku dan sebagainya,” katanya.
Istri almarhum DR. Kamelus Deno,SH.MH., itu menambahkan, sebagai wakil rakyat dirinya hanya membagi dari rezeki yang Tuhan berikan kepadanya untuk membantu sesama, baik Puskesmas, maupun sekolah-sekolah.
“Ketika saya berkunjung dan ada permintaan secara pribadi karena bantuan-bantuan seperti ini kan tidak semua ada di anggaran APBD I. Jadi mau tidak mau, sebagai wakil rakyat kami juga harus punya kepedulian membantu secara pribadi,” tutupnya.
Tanggapan Kepala Puskesmas Nanu
Sementara itu, Kepala Puskesmas Nanu, Wilibrodus Marto Antus Amd. Kep., menjelaskan, bantuan dari Yeni Veronika sangat dibutuhkan oleh Puskesmas. Sebab Puskesmas yang dipimpinnya itu masih memiliki banyak kekurangan fasilitas kesehatan.
“Salah satunya adalah alat timbang untuk peningkatan pencapaian perhitungan stunting itu. Kemarin terjawab dalam kunjungannya ibu Yeni dengan memberikan sumbangan, berupa televisi dan alat timbang,” ungkap Wilibrodus.
Terkait bantuan televisi, Wilibrodus mengaku sangat membantu pihak Puskesmas. Sebab ini digunakan sebagai sarana edukasi kepada masyarakat. Televisi tersebut, nantinya sebagai media untuk menyampaikan penyuluhan bagi pasien atau orang yang datang ke Puskesmas.
“Terus manfaat lainnya juga karena Puskesmas Nanu itu rawat nginap sehingga yang jaga sore dan malam bisa betah,” katanya.
Sementara berkaitan dengan timbangan digital. Timbangan yang diberikan oleh Yeni Veronika telah mengatasi kekurangan alat timbang yang di Pustu dan Polindes atau Puskesdes di Rahong Utara.
“Harapan kami bahwa dengan adanya bantuan ini, pelaksanaan berkaitan dengan stunting, penimbangan dan segala macamnya itu bisa terlaksana dengan baik untuk kami di Puskesmas Nanu,” kata Wilibrodus.
“Kami berterima kasih kepada ibu Yeni sebagai anggota DPRD Provinsi yang telah memberikan perhatian kepada kami di Puskesmas Nanu ini. Kami di Puskesmas Nanu ini tidak akan melupakan jasa baik dari ibu Yeni,” tutupnya.
(rnc23)