Mbay, RNC– Sari Tauhida bersama tiga rekannya sesama bidan desa (Bides), Desa Keli, Kecamatan Keotengah, Kabupaten Nagekeo, NTT, harus memacu adrenalin setiap kali akan bertugas melakukan pelayanan kesehatan ke Desa Keliwatuwea.
Untuk menuju Keliwatuwea, Sari Tauhida, Saina Ito, Erni Wati dan Yanti, harus berjalan kaki berjam – jam untuk tiba di lokasi pelayanannya. Kepada RakyatNTT.com, Rabu (01/12/2021), Sari Tauhida menceritakan, Desa Keli memiliki empat dusun yang terpisah secara topografi, dan memiliki medan yang sulit.
Dijelaskannya, Dusun 01 dan Dusun 02 berada di Nasawewe. Sedang Dusun 03 berada di Mauwelu, dan Dusun 04 berada di Keliwatuwea. “Akses jalan yang sulit dari Mauwelu ke Maunori. Kami harus menggunakan perahu motor, lalu berjalan kaki. Untuk menuju ke Keliwatuwea, kami terpaksa berjalan kaki karena tidak ada akses jalan bagi pengendara roda dua, apalagi roda empat,” ucap Sari.
Harapannya sebagai bidan Desa Keli, pemerintah membenahi akses jalan agar mempermudah pelayanan kepada warga di desa lain. “Untuk menuju ke sana, membutuhkan waktu tiga sampai empat jam pak. Itu bagi pemula, kalau bagi yang sudah biasa, hanya butuh dua sampai tiga jam saja,” tambahnya.
Selain itu, Sari juga berharap adanya penambahan tenaga medis, karena sudah empat tahun ini hanya ada tiga bidan, di Desa Keli. Dua berstatus PNS, dan satu bidan dana desa. “Kalau bisa ada penambahan satu tenaga bidan dana desa lagi, untuk ditempatkan di Dusun Keliwatuwea,” imbuhnya.
Selain akses jalan, Sari juga meminta adanya tambahan fasilitas kesehatan, karena pelayanan kepada pasien dirasa belum memadai. “Untuk fasilitas kesehatan atau Polindes, di sini hanya satu, berada di Mauwelu. Kalau di Keliwatuwea, belum ada fasilitas kesehatan, Posyandu pun belum ada. Selama ini, kita melakukan kegiatan di rumah warga. Kami juga biasa nebeng di sekolah,” katanya.
Pjs. Kepala Desa Keli, Martinus Siku, saat dihubungi terpisah, Rabu (01/12/2021), mengatakan, jarak dari titik nol Kampung Mauwelu kurang lebih 10 kilometer. “Akses jalan menuju Keliwatuwea memang memprihatinkan. Segala upaya sudah kita tempuh. Masyarakat Keliwatuwea sangat mengharapkan perbaikan akses jalan,” ungkap Martinus.
Selain jalan, Martinus juga berharap ada perhatian pemerintah terkait fasilitas gedung sekolah yang memadai. Sehingga, kata Dia, proses belajar mengajar tidak terhambat.
Untuk tenaga kesehatan, Martinus menjelaskan, saat ini tenaga PNS ada. Namun, pihaknya sedang berupaya meningkatkan pelayanan kesehatan untuk masyarakat di Keliwatuwea.
“Kemarin kita sudah berusaha komunikasi untuk menambah satu tenaga kesehatan melalui dana desa. Cuma yang bersangkutan saat ini sedang mengikuti training di Puskesmas, guna menambah pengalamannya,” kata Martinus. (RNC15)