Pemda Se-NTT Diminta Persiapkan Tanggap Darurat Kekeringan

Headline, Kota Kupangdibaca 305 kali

Kupang, RNC – Badan Meterologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kupang pekan lalu merilis 14 kabupaten/kota di NTT yang berpotensi terlambat memasuki musim hujan di tahun 2020. Akibatnya bakal terjadi kekeringan.

Menanggapi hal itu, kepada RakyatNTT.com, Selasa (22/9/2020), Ketua Forum Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Provinsi NTT, Buce Ga mengatakan sudah saatnya pemerintah dari tingkat provinsi hingga kabupaten/kota memberikan konsentrasi terhadap penanganan dampak kemarau panjang yang akan dialami di beberapa wilayah. Salah satunya adalah menyiapkan anggaran kontijensi tanggap darurat bencana.

“Setiap kabupaten/kota harus mempunyai dana kontijensi tanggap darurat, karena ini kekeringan ini sudah terjadi berulang-berulang,” ungkapnya.

BACA JUGA: Kepemilikan Akta Kelahiran 92,85%, Capaian 9 Provinsi Masih Merah, Termasuk NTT

Menurutnya, ada 2 hal yang harus dilakukan, yakni pertama adalah penanganan jangka pendek, seperti menyuplai air bersih bagi warga terdampak akibat kemarau panjang. Kemudian apabila pemda tidak bisa menangani secara baik, segera menyatakan wilayah tersebut berstatus darurat. Hal ini dimaksudkan untuk membuka ruang bagi pihak lain yang bermitra segera bertindak.

“Jadi Pemda merespon dengan kapasitasnya, dalam tanggap darurat, jika tidak memungkinkan bisa menyatakan darurat sehingga bisa ada respon dari pihak lain,” katanya.

Kemudian, Buce menambahakan perlu kembali mengampanyekan bagaimana penggunaan air secara bijak, di mana masyarakat harus bisa berhemat menggunakan air bersih, dan bagaimana membiasakan penggunaan air limbah rumah tangga untuk tanaman sekitar tempat tinggal. “Karena air dari kamar mandi itu akan selalu ada, sehingga penggunaan air limbah itu bisa lebih efisien,” lanjutnya.

Sementara itu, penanganan jangka panjang yang harus dilakukan adalah bagaimana Pemerintah setempat mengambil kebijakan untuk bersama pihak swasta serta masyarakat menerapkan ajakan “tanam air, panen air” seperi yang digaungkan Sinode GMIT dan Keuskupan di Flores Timur. Hal ini penting dilakukan saat ini dan seterusnya dalam memasuki musim penghujan setip tahunnya.

“Membuat sumur resapan, itu sangat penting demi kepentingan masa depan, jadi dalam musim hujan bisa dipergunakan untuk berproses secara injeksi air hujan ke dalam tanah,” jelasnya. (rnc04)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *