PERTOBATAN: Kembali kepada Kerahiman Allah

Opinidibaca 975 kali

Moralitas Kristus meneguhkan kepribadian kita sebagai manusia, bahwa kita ini berharga. Sebagai pribadi yang diciptakan menurut gambar Allah, kita mempunyai kemampuan dan bakat tertentu untuk hidup sebagai anak-anak Allah yang penuh kasih. Moralitas Kristus mengakui kebebasan kita. Ia menyatakan bahwa pemaksaan adalah anti kemanusiaan.

Suara hati memainkan peranan utama dalam membantu kita mengambil suatu keputusan moral. Manusia mempunyai kewajiban untuk memelihara suara hati agar menjadi lebih peka akan kehendak Alah dan kepada sesama. Moralitas Kristus tidak didasarkan pada suatu sistem hukum yang tertutub melainkan pada Yesus Kristus yang telah bangkit dan pada tanggapan kita kepada Roh Kudus. Untuk menjadi orang Kristen yang baik dituntut dari diri sendiri bukan pengetahuan yang banyak tentang ajaran-ajaran tentang agama. Yesus bukan tokoh agama, tetapi menawarkan undangan untuk menghidupi integritas iman dan agama.

BACA JUGA: Mengungkap Makna Nama Biinmafo

Yesus bukan orang politikus, tetapi Dia mempunyai sikap dan relasi jelas terhadap situasi politik dan terhadap para pemimpin para politik dengan menawarkan integritas politik. Yesus telah memberikan teladan, membantu dan menghadir dalam Gereja-Nya. Bagaimana kita dengan bercermin pada Yesus dalam tugas dan profesi kita? Moralitas Kristen juga merupakan suatu undangan untuk menjawab “Ya” kepada panggilan kita sebagai anak-anak Allah.

Hal ini memberikan martabat dan tanggung jawab yang luhur kepada kita sebagai umat Allah. Kita hidup dalam dunia yang penuh dosa, dan kita sadar bahwa orang yang lemah akan mudah tergoda dan jatuh dalam dosa. Kita membutuhkan pertolongan, bimbingan, teladan, dan dorongan peneguhan dari orang-orang Kristen untuk melakukan yang baik dan benar. Tetapi kita percaya dan berharap bahwa Tuhan Yesus telah memenangkan keselamatan bagi umat manusia dan telah membebaskan umat-Nya dari perbudakan dosa. Ia menghormati kebebasan dan pribadi kita, untuk berkaya “Ya” bagi kehidupan kekalyang dianugerahkan-Nya kepada umat manusia.

Kehidupan moral umat Kristen dibimbing oleh rahmat dan anugerah Roh Kudus. “Cinta Kasih Allah yang telah dicurahkan ke dalam hati melalui Roh Kudus yang telah telah diberikan kepada kita” (Roma 1:15) Ketataan yang harus diberikan kepada Roh Kudus menuntut dari orang-orang Kristen ketaatan terhadap hukum-hukum Allah, ketaatan kepada Kristus yang telah diwariskan kepada Gereja-Nya. Hati nurani umat Kristen sendiri harus diajarkan bahwa ada norma yang mutlak, yakni norma yang mengikat setiap orang dalam setiap kasus.

Itulah sebabnya mengapa orang-orang kudus mengikuti Kristus melalui praktek hidup mereka dengan kebajikan yang heroik. Mereka lebih suka menderita bahkan disengsarakan dan dibunuh dari pada menyangkal Kristus. Itulah sikap sejati pengikut Kristus. Apakah kita berani berkorban, memanggul salip dan mengikuti Kristus? Dimensi pertobatan dalam mengikuti Yesus merupakan ajaran moral yang terangkum di dalam iman yang bekerja oleh Kasih (bdk. Gal 5:6) Akan tetapi Allah adalah cinta Kasih dan Ia telah berencana memanggil manusia untuk dipersatukan dalam Yesus Kristus dan antara sesama. Maka mengikuti Yesus dengan bebas dan sempurna, artinya menjalani dan membiarkan cinta Allah merajai hidup kita.

Di sinilah terletak tanggung jawab yang besar dan tingginya harkat moral yang menjadi tuntutan Yesus. Kedudukan seseorang, apapun panggilannya dan status hidupnya, tidak lain dari pada kepenuhan cinta Kasih Allah (bdk. LG 39-42). Yesuslah landasan iman, pengharapan iman dan cermin Kasih dalam hidup kita. Menerima Yesus sebagai Tuhan kehidupan kita memerlukan suata perubahan sikap yang terus- menerus. Akan tetapi, pusat perhatian ini hendaknya disertaidengan suatu penekanan pada dimensi sosial perubahan sikap yang perlu diupayakan untuk membongkar struktur –struktur dosa yang membelenggu hidup kita sebagai pengikut Kristus.

Perubahan sikap yang total (pertobatan/metanoia) memanifestasikan dirinya sendiri sebagai suatu pilihan akan berkepihakan pada kaum miskin, dan pertobatan adalah dimensi yang sangat substansial dalam mengikuti Yesus. (*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *