Polisi Tembak Mati Pelaku Pembunuhan di Sumba Timur, Ini Alasannya

Headline, Sumba Timurdibaca 1,953 kali

Waingapu, RNC – Pelarian tersangka pembunuhan, Soleman Bulu alias Tahu Lele (45) selama 5 hari berakhir di tangan petugas Polres Sumba Timur.

Dilansir dari digtara.com, Tahu Lele ditangkap polisi dan warga di wilayah perbukitan kampung Kambuhapang, Desa Kambuhapang, Kecamatan Lewa, Kabupaten Sumba Timur, Selasa (3/8/2021).

Tersangka berusaha melawan petugas dan menyerang polisi serta warga dengan lemparan batu dan benda tajam. Polisi terpaksa melakukan tindakan tegas dan terukur dengan menembaki tersangka.

Saat itu, tersangka secara brutal menyerang polisi dengan pisau di atas perbukitan sehingga polisi terjepit dan nyaris menjadi korban penganiayaan berat tersangka.

Tersangka sempat dibawa ke Puskesmas Lewa, Kabupaten Sumba Timur. Namun pada Selasa malam, tersangka dinyatakan meninggal dunia.

Sejumlah warga mengaku kalau selama 4 hari menjadi buronan polisi, tersangka selalu agresif dan mengancam membunuh warga yang ditemuinya.

Sejak Sabtu (31/7/2021), Personel gabungan Polres Sumba Timur dan Polsek Lewa terus melakukan pengejaran terhadap tersangka yang kabur dan melarikan diri.

Selasa (3/8/2021) sekitar pukul 16.00 wita, sejumlah warga melihat tersangka berada di wilayah perbukitan kampung Kambuhapang, desa Kambuhapang, kecamatan Lewa, kabupaten Sumba Timur.

Polisi dan warga kemudian mengepung tersangka guna mempersempit ruang gerak tersangka serta mengisolasi wilayah tersebut agar tersangka tidak lolos dari kejaran.

Malam hari, aparat kepolisian dan warga masuk ke dalam wilayah bukit tersebut yang banyak ditumbuhi pohon dan semak belukar serta banyak batu karang.

Tersangka rupanya mengetahui pergerakan polisi dan warga. Tersangka pun kalap dan langsung menyerang petugas keamanan sambil melemparkan beberapa bongkahan batu ke arah petugas berulang-ulang kali.

Karena terancam, maka para petugas melakukan tembakan peringatan berulang-ulang kali sambil berteriak dan meminta tersangka membuang pisau.

Namun tersangka mengabaikan permintaan dan peringatan petugas keamanan. Tersangka malah makin emosi dan maju ke arah kerumunan petugas menyerang petugas dengan pisau di tangannya.

Petugas kewalahan dan tidak bisa mundur untuk menghindar. Hal ini karena medan di belakang petugas keamanan dipenuhi banyak semak belukar dan banyak batu karang sehingga menyulitkan petugas dan petugas pun terjepit.

Karena sangat membahayakan, petugas pun melakukan tindakan tegas terukur. Polisi menembak dan mengenai tubuh tersangka sehingga tersangka pun jatuh.

Aparat keamanan dan warga kemudian menangkap dan mengevakuasi tersangka serta mengambil pisau dari tangan tersangka.

Polisi dan warga kemudian menggotong tersangka ke tepi jalan dan menuruni lereng tebing. Tersangka kemudian dibawa ke Puskesmas Lewa untuk mendapatkan perawatan medis.

Namun satu jam kemudian, petugas medis di Puskesmas Lewa menyatakan tersangka sudah meninggal dunia.

Sejumlah warga mengaku kalau sejak akhir pekan lalu hingga sebelum ditangkap, tersangka beberapa kali memasuki rumah warga dan mengancam warga menggunakan pisau yang selalu dibawa.

Diduga pisau itu pula yang dipakai tersangka pembunuh korban dan menikam keluarga korban, Jumat (30/7/2021) lalu.

“Kita melakukan tindakan tegas dan terukur karena tersangka melawan dan membahayakan petugas karena menyerang petugas dengan batu dan pisau,” jelas Kapolres Sumba Timur, AKBP Handrio Wicaksono, SIK Selasa (3/8/2021) malam.

Tersangka juga diketahui sangat agresif dan meresahkan warga selama masa pelariannya.

Sebelumnya, seorang warga tewas dan keluarga lainnya nyaris menjadi korban pembunuhan di Kabupaten Sumba Timur, Jumat (30/7/2021) sekitar pukul 22.30 Wita.

Ironisnya, pelaku merupakan keluarga dekat dan tukang urut yang sengaja dibawa menginap di rumah korban.

Peristiwa itu terjadi di rumah korban Iwan Petrus Bili (33) di Dusun Pamboting, Desa Laihau, Kecamatan Lewa Tidahu, Kabupaten Sumba Timur.

Selain membunuh Iwan yang sehari-hari bekerja sebagai petani, tersangka yang juga warga Desa Dhela Manu, Kecamatan Wejewa Utara, Kabupaten Sumba Barat Daya, juga nyaris membunuh tiga keluarga Iwan lainnya di rumah tersebut.

Istri Iwan, Oktaviana Bili (32) kritis akibat dua luka tusukan pada perut dan sayatan di bagian tangan kiri. Paulina Ina, ibu kandung Iwan (73) juga mengalami luka robek pada perut bagian kiri.

Sementara anak Iwan, Juantri Saputri Bili, 1 tahun, juga menderita luka di perutnya. Beberapa hari sebelum kejadian tragis itu, tersangka datang dari Kabupaten Sumba Barat Daya bersama ibu Iwan, Paulina Ina.

Ketika itu, tersangka diajak oleh wanita itu karena memiliki keahlian sebagai tukang urut. Kebetulan, salah seorang keponakan Iwan (Marselina Bili) sedang sakit dan mengalami bengkak pada kaki akibat terkilir.

Pada Jumat (30/7/2021) malam, saat cuaca dingin, tersangka membuat perapian di depan rumah korban guna menghangatkan diri.

Di lokasi itu ada pula korban dan ibu, istri serta tiga orang anaknya ikut menghangatkan diri dan bercerita dengan tersangka.

Mereka pun bercerita berbagai hal termasuk soal meninggalnya seorang kerabat dekat tersangka di kampung tersangka.

Terkenda surat vaksin

Tersangka berniat pulang namun terkendala. Korban menyampaikan bila setiap orang yang melintas melalui Kabupaten Sumba Tengah, harus ada surat vaksin karena di kawasan tersebut sedang diterapkan PPKM level 4.

Tersangka sempat menanyakan pelaksanaan vaksin di sekitar tempat tinggal korban, namun korban Iwan mengaku belum ada jadwal pelaksanaan vaksin.

Saat yang sama tersangka ingin menambahkan kayu bakar pada perapian namun korban Iwan melarangnya. Diduga hal itu membuat tersangka emosi.

Tersangka pun masuk ke rumah korban dan diduga mengambil pisau. Pisau itu lalu diselipkan ke baju dan ditutup selimut.

Kemudian tersangka datang lagi ke perapian di depan rumah dan kembali bercerita dengan korban dan keluarganya.

Tiba-tiba tersangka menikam korban Iwan di dada dan langsung menikam perut istri Iwan. Tikaman pisau mengenai tangan istri Iwan serta mengenai kaki dan perut bayi yang digendongnya.

Tak lama berselang, tersangka lalu menikam perut Paulina Ina. Istri korban pun sempat lari menyelamatkan diri ke tetangga.

Sementara 2 orang anak korban lainnya juga lari dan lolos dari kejaran tersangka. Karena tak lagi menemukan korban lainnya dan suasana kampung pun mulai ramai, tersangka melarikan diri.

(*/dig/rnc)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *