oleh

Potret Buram Pelayanan di RSUD Ben Mboi, Telantarkan Pasien Covid-19

Ruteng, RNC – Pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Ben Mboi Ruteng diduga menelantarkan pasien Covid-19. Tenaga medis di RS tersebut tidak memberi makan dan tidak memberikan perawatan yang memadai terhadap AMY (37) warga asal Nanu, Desa Lenda Kecamatan Cibal Barat, Jumat (2/7/21).
Selain AMY, Carlo anak bayinya yang masih berusia 2 bulan juga mendapat perlakuan yang sama.

Kepada media ini, keluarga  pasien tersebut, Venan Bundu menjelaskan, awalnya AMY dan Bayinya bersama 8 warga Desa Lenda lainnya, dijemput oleh Tim Satgas Covid-19 Kamis (1/7/2021) sore.

Warga tersebut terkonfirmasi positif covid-19 setelah dilakukan tes rapid antigen oleh petugas dari Puskesmas Wae Codi, Kecamatan, Cibal Barat. Warga itu kemudian diantar ke Wisma Atlet Stadion Golo Dukal untuk dilakukan isolasi terpusat. “Di tempat isolasi terpusat itu mereka hanya diberi suplemen. Anak bayi dari saudara saya alami flu, demam dan batuk,” jelasnya.

Menurut dia, keluarganya baru tiba dari Papua. Ada kemungkinan bayi itu sakit karena dipengaruhi oleh asap rokok ketika dalam kapal. Selain itu, berada selama 9 hari di atas kapal laut membuat kondisi fisiknya melemah. “Karena dilihat sakit oleh tim petugas di sana, maka direkomendasikan untuk dirujuk ke Rumah Sakit Umum,” lanjutnya.

Kedua pasien diantar oleh Satgas ke RS pada (Jumat) sekitar pukul 09.00 pagi. Sampai di RS, mereka ditempatkan di ruang isolasi khusus pasien Covid-19. Bayi yang sedang sakit itu langsung diberi infus. Sementara ibunya kembali diberikan suplemen.

“Sejak berada di RS mereka tidak diberi makanan hingga sore. Ibunya bilang sudah merasa sangat lapar karena harus selalu menyusui bayi namun tidak mendapat makanan,” jelas Venan.

Padahal, kata dia, sebelum berangkat dari wisma atlet mereka juga tidak diberi makanan oleh petugas. Atas situasi itu, pihak keluarga menghubungi Camat Cibal Barat menyampaikan kondisi yang dialami.
“Sehingga jam 6 sore, setelah dihubungi, pak camat yang antar makanan untuk mereka,” tambahnya.

Menurut Venan kondisi seperti ini bisa saja dialami pasien lain. Karena itu ia berharap agar pihak rumah sakit berhenti menelantarkan pasien, tapi harus memberi perawatan penuh. “Orang ke rumah sakit untuk berobat agar sembuh. Tapi kalau tidak diberi makan maka akan tambah sakit,” tutupnya.

Tangisan Pasien dari Ruang Isolasi

Venan Mundu kemudian menunjukkan video yang memperlihatkan keluhan AMY, di Ruang Isolasi RS, Sabtu (3/7/21) siang.

Dalam video berdurasi 1,26 menit tersebut, AMY nampak menjerit dan mengeluh serta memohon kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai agar memberi perhatian. “Tolong lihat kami yang tidak pernah dikasih obat sama sekali. Dari kemarin sampai sekarang ini. Tolong dari Dinas Kesehatan Manggarai. Tolong lihat kami,” ungkap pasien itu.

Dengan nada sendu, AMY terus mengulang kata-katanya. Ia mengaku sampai sekarang (Sabtu, Red) tidak pernah dikasih obat. Ia mempertanyakan tenaga medis yang tidak muncul untuk merawatnya bersama buah cintanya yang masih berusia dua bulan itu. “Tidak ada sama sekali. Lihat saya punya anak, sampai babak belur tangannya ini. Sampai babak belur mereka tusuk ini tangannya. Ini gara-gara infus,” ungkapnya sembari menunjuk tangan sang bayi mungil itu.

Saat tangannya disentuh sang ibu, bayi kecil itu sontak menangis. Ada rasa sakit yang dialami pada bagian bekas suntikan jarum infus. AMY mengatakan setelah tangannya bengkak, anaknya tidak lagi diinfus oleh tim medis. Hanya dipasang selang oksigen di hidung. “Kami tidak dikasih obat. Dari kemarin dari pagi sampai sekarang tidak pernah dikasih obat. Saya saja tidak dikasih obat. Apalagi saya punya anak yang batuk pilek kayak begini,” harapnya.

Dengan nada cemas dan kwatir Ibu muda tersebut terus mengeluh. Berulang-ulang ia meminta pertolongan Dinas kesehatan segera memperhatikannya.

Aksi Tulus Sang Camat

Diinformasikan sebelumnya, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Ben Mboi, Ruteng diduga menelantarkan pasien Covid-19. Pihak RS Ruteng tidak memberi makan dan tidak memberikan perawatan medis yang memadai terhadap AMY (37) warga asal Nanu, Desa Lenda Kecamatan Cibal Barat, Jumat (2/7/21). Selain AMY, Carlo, anak bayinya yang masih berusia 2 bulan juga mendapat perlakuan yang sama. Situs ini dikeluhkan oleh keluarga pasien tersebut.

Dihubungi terpisah, Camat Cibal Barat, Karolus mance S.Sos., MM mengatakan sesaat setelah mendapat informasi bahwa warganya kelaparan di RS, Jumat (2/7/21) sore, Camat Karolus langsung berinisiatif mengantar makanan.

“Saya dan Pak Tarsisius, teman di kantor mengantar makanan, air mineral dan makanan ringan benar benar atas dasar pertimbangan kemanusiaan dan tanggung jawab moral selaku pimpinan wilayah kecamatan Cibal Barat,” ungkap Camat Karolus saat dihubungi Sabtu (3/7/2021) pagi.

Camat Karolus menejelaskan, kalau sesuai protap maka tugas tim Satgas Covid kecamatan hanya mengantar mereka ke tempat isolasi terpusat di Wisma atlet stadion Golodukal. Selanjutnya tanggung jawab penuh sudah pada tim gugus tugas Kabupaten. Hal itu terutama dilakukan bidang yang menangani pasien.

“Selaku Camat saya tidak ikhlas kalau warga masyarakat dari Cibal Barat kurang diperhatikan. Mereka butuh ketenangan, kenyamanan, kepastian dan perhatian petugas. Saya selalu bilang negara harus hadir untuk mengurai dan memberi rasa aman kepada warganya,” ungkapnya.

Ia pun berharap, petugas di Wisma atlet Golodukal dan RSUD dr. Ben Mboi harus profesional menangani pasien Covid 19 dari kecamatan Cibal Barat atau pun dari kecamatan lain di Kabupaten Manggarai.

“Kepada pasien saya juga berharap untuk mengikuti semua protap penanganan pasien Covid-19 yang telah diatur oleh pemerintah. Karena saya yakin pemerintah tidak pernah berpikir atau berbuat untuk menyusahkan masyarakatnya,” tutupnya.

Hingga berita ini diturunkan pihak RSUD dr. Ben Mboi, Ruteng belum memberikan penjelasan terkait informasi penelantaran pasien itu. (rnc23)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *