Jakarta, RNC – Perkumpulan Rote Bersatu (PRB) kembali menggelar pagelaran budaya Rote di Jakarta, Minggu (24/04), di Auditorium FK UKI, Jakarta Timur. Acara ini dilakukan bertepatan dengan perayaan Paskah bagi umat Kristiani yang berlangsung, Minggu (17/04).
Pagelaran Budaya Rote pertama kali dilakukan PRB pada tahun 2019. Event ini kemudian tertunda karena pandemi Covid-19. Pagelaran Budaya Rote sendiri dilakukan untuk menjalin silatuhrami terutama untuk masyarakat Pulau Rote (NTT) serta melestarikan budaya Rote.
Pendeta Yandri Manobe dalam pemberitaan firman Tuhan menekankan tentang identitas diri. Menurutnya, para umat harus menjadi ciptaan yang baru, namun tidak boleh kehilangan identitas diri.
Selain itu, dalam sebuah perkumpulan ia juga menekankan tentang hubungan yang harmonis antara sesama anggota. “Semakin dekat (seseorang) dengan Tuhan, semakin dekat dia dengan orang-orang yang ada (di sekitarnya). Masa hubungan kita dengan Tuhan, mempengaruhi hubungan kita dengan Tuhan. Yang akan bikin rusak di PRB ialah orang tidak punya kedekatan dengan Tuhan,” kata Pdt. Yandri.
Di akhir khotbahnya, ia menekankan bahwa kebangkitan Yesus Kristus harus berlaku dalam organisasi, sebab mengelola persekutuan harus sama seperti membuat kolak, meski terdiri dari beragam buah-buahan. Namun, tidak dinikmati secara terpisah, melainkan bersama karena memiliki cita rasa yang berbeda.
Sementara itu, Ketua Umum PRB, Vicoas T. B. Amalo dalam sambutannya mengatakan momen kebangkitan Yesus sebagai bentuk pelayanan terhadap sesama. Hal itu bahkan telah dibuktikan terutama saat badai siklon seroja melanda NTT. PRB bekerja sama dengan sejumlah elemen dalam pelayanan kemanusiaan di Rote.
Dalam kegiatan itu dihadiri oleh ribuan masyarakat dari Pulau Rote, baik yang masih menetap di Rote maupun yang telah merantau di sejumlah kota/kabupaten hingga provinsi di Indonesia. Selain itu, hadir pula para IKB Rote dari seluruh Indonesia. (*/rnc)