Kupang, RNC – Premanisme di Pelabuhan Tenau Kupang hingga kini belum teratasi. Faktanya pada Rabu (17/5/2023), puluhan preman mencegat dan melarang belasan penumpang kapal untuk menumpang jasa transporatasi darat yang sudah dipesan sebelumnya.
Berdasarkan bukti rekaman video yang diterima RakyatNTT.com, Kamis (18/5/2023), sebanyak 13 penumpang ini berasal dari salah satu perusahaan yang baru saja menyelesaikan tugas pengabdian masyarakat di Kabupaten Rote Ndao. Mereka dicegat puluhan preman lantaran diduga tidak menggunakan jasa transportasi darat yang disediakan di area pelabuhan.
Para penumpang ini sebenarnya sudah menyewa jasa transportasi darat langsung dari perusahaannya ke Maestro Mobil Kupang guna diantar ke penginapan di wilayah Kota Kupang.
Dalam video amatir yang diambil para sopir Maestro dan 13 penumpang itu terlihat dengan jelas para preman melarang 13 eks penumpang kapal ini memakai jasa transportasi dari luar area pelabuhan. Jika menolak, mereka harus berjalan kaki dari terminal Pelabuhan Tenau sampai Jalan M Praja, tepatnya di depan lokasi wisata Gua Monyet Tenau.
Diwawancarai RakyatNTT.com, salah satu sopir dari Maestro Mobil, Nyongki Ndolu mengatakan, sekira pukul 14.00 Wita saat mereka sedang menjemput dan memuat barang bawaan belasan eks penumpang asal Rote Ndao, tiba-tiba datang 4 orang preman yang melarang mereka. Karena sedikit ricuh, kemudian datang lagi sekitar 50 preman lainnya yang menghadang dan melarang para sopir dan penumpang.
“Mereka larang kami untuk memuat penumpang di pelabuhan, padahal kami sudah dipesan, bahkan kami menjemput atas perintah perusahaan kami yang resmi,” jelasnya.
Nyongki bersama 3 sopir lainnya harus mengeluarkan mobil mereka dari komplek parkiran Pelabuhan Tenau dan tidak diperkenankan memuat para penumpang itu. “Kami pun diminta sekitar 50 preman itu, harus jemput di luar komplek pelabuhan. Harus di Gua Monyet. Jaraknya itu hampir 1 kilometer,” ucapnya.
Atas perlakuan para preman itu, ke-13 penumpang berjalan kaki keluar dari kompleks pelabuhan dan baru bisa menumpang kendaraan dari Maestro Mobil di depan objek wisata Gua Monyet.
Merasa tak terima dengan perlakuan puluhan preman itu, Nyongki dan 3 driver itupun berhenti di pertengahan jalan untuk meminta agar preman-preman itu tak menyiksa para penumpang dengan berjalan kaki. Namun, preman-preman itu tetap tak mau, bahkan berlaku kasar dan melarang para sopir untuk memuat barang-barang bawaan penumpang ke bagasi mobil rental.
Dengan tetap sabar, Nyongki bersama 3 sopir lainnya pun harus mengikuti permintaan para preman itu. Mereka akhirnya bisa mengangkut 13 penumpang tersebut di depan lokasi wisata Gua Monyet Tenau menuju penginapan.
Usai mengantar para penumpang, Nyongki bersama rekan-rekannya melapor ke Mapolresta Kota Kupang. Ia berharap, kepolisian bisa bertindak tegas atas premanisme yang ada di Pelabuhan Tenau.
“Kami sudah melapor, dan harapan kami adalah agar ada tindakan tegas terhadap premanisme, supaya bisa ada rasa nyaman untuk semua pelaku transportasi laut,” harapnya. (rnc04)
Editor: Semy Rudyard H. Balukh
Dapatkan update informasi setiap hari dari RakyatNTT.com dengan mendownload Apps https://rakyatntt.com
Iya, mohon aparat yang bertugas di area pelabuhan Tenau untuk menindaklanjuti laporan ini, jangan sàmpai ketika terjadi hal- hal yang lebih rawan, karena saya juga pernah mengalami hal sangat tidak menyenangkan oleh preman di area pelabuhan Tenau 🙏🙏
Gw sih yakin. Mereka ada setoran ke aparat. Makanya mereka berani.