Proyek TPT Rondo Woing, Tiga Kali Diperbaiki Tiga Kali Ambruk

Manggarai Timurdibaca 390 kali

Borong, RNC –  Proyek tembok penahan tanah (TPT) di Dusun Pupung, Desa Rondo Woong, Kecamatan Rana Mese, Kabupaten Manggarai Timur, kini ambruk lagi. Padahal, proyek TPT tersebut telah tiga kali diperbaiki. Proyek tersebut diduga asal dikerjakan. Proyek yang bersumber dari anggaran Dana Desa Rondo Woing tahun 2021 senilai Rp 366 juta itu, kondisinya kini sudah ambruk alias jebol lagi. Proyek dengan panjang sekira 70-an meter itu, sudah tiga kali diperbaiki, namun hasilnya tetap saja tidak bermutu lantaran kembali ambruk.

Hendrikus Gampur, Ketua Tim Periksa Kerja (TPK) Desa Rondo Woing, mengaku kecewa terhadap kualitas proyek TPT di desanya itu. “Proyek TPT ini baru selesai diperbaik, namun kini sudah roboh kembali karena kualitas campuran material semen dan pasir tidak seimbang,” katanya kepada media, Senin (21/3/2022).

Ia mengungkapkan, proyek TPT itu merupakan proyek siluman. Alasannya, karena tidak ada sosialisasi kepada warga desa terkait pelaksanaan proyek tersebut. “Saya ditunjuk sebagai ketua TPK oleh kepala desa. Tapi dalam pelaksanaan proyek TPT ini, Pemdes tak pernah melakukan sosialisasi kepada kami warga Desa Rondo Woing. Bahkan berapa besaran anggarannya dan sumber proyek ini, kami tidak pernah tahu. Karena tidak ada papan informasi di lokasi proyek, maupun di kantor desa,” sebut Hendrik.

Dia menuturkan, pada saat pelaksanaan proyek TPT tersebut, dirinya sempat meminta Kepala Desa Rondo Woing, Robertus Kantur, untuk menghentikan pekerjaan TPT itu. Lantaran Hendrik menemukan tukang yang tidak menggali pondasi dasar TPT itu. “Saya pernah tegur tukang, dan minta untuk stop kerja, karena melihat mereka gali pondasi tidak seperti pondasi proyek TPT. Pada saat itu tukang sempat adu mulut dengan saya, karena mungkin mereka tidak tahu kalau saya merupakan TPK di Desa Rondo Woing ini,” kata Hendrik.

Dirinya lalu meminta Inspektorat Kabupaten Manggarai Timur, untuk mengevaluasi proyek itu. Hendrik berharap Dana Desa Rondo Woing harus tepat sasaran, sehingga pembangunannya maksimal sesuai yang diharapkan masyarakat. Sementara Valerius Danggur, anggota BPD Rondo Woing menilai, pihak pekerja lebih mengutamakan keuntungan daripada kualitas proyek. “Saya yakin, pekerjaan sudah tidak sesuai RAB dan tukangnya belum paham soal gambar, karena TPT ini sempat ambruk dan diperbaiki, namun kini sudah runtuh lagi,” ucapnya.

Sebelumnya, pada Januari lalu, anggota BPD bersama warga Desa Rondo Woing, mengadukan Kades Rondo Woing, Robertus Kantur, ke Inspektorat Daerah. Warga meminta Inspektorat mengaudit terkait Dana Desa tahun 2021, karena dugaan telah diselewengkan. Selain itu, pekerjaan proyek TPT yang dinilai tak sesuai juknis, juga didesak untuk dievaluasi. (rnc19)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *