Kefamenanu, RNC – Satuan tugas penanganan Covid-19 Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) melaksanakan rapat koordinasi (rakor) pelaksanaan Rapid Diagnostic Test (RDT) Antigen dalam pemeriksaan Covid-19. Rakor dilaksanakan di Aula Vicon Mapolres TTU, Rabu (28/7/2021) mulai pukul 10.30 WITA.
Hadir pada kesempatan itu, Kapolres TTU AKBP Nelson Filipe Diaz Quintas, Dandim 1618/TTU Letkol Arm. Roni Junaidi, Kepala Dinas Kesehatan, Thomas Laka, Kadis Kominfo, Kristoforus Ukat dan Kasubag Dal Ops. Polres TTU. Turut hadir Direktris RSUD Kefamenanu, dr. Theresia, Direktur RS Leona Kefamenanu serta sejumlah kepala klinik.
Dalam arahan, Kapolres TTU AKBP Nelson Filipe Diaz Quintas mengatakan, semua pihak yang tergabung dalam Satgas Covid-19 harus mampu berkolaborasi dan bekerjasama. Selain itu, perlu adanya sosialisasi terkait isolasi mandiri.
Sementara Dandim 1618 TTU Letkol Arm Roni Junaidi menyarankan agar sosialisasi vaksinasi segera dilaksanakan sehingga masyarakat bisa mempersiapkan diri sebelum vaksinasi.
“Klinik swasta yang sudah melakukan rapid terhadap pasien dan dinyatakan positif segera koordinasi dengan Satgas Covid-19 sehingga dapat ditangani secara cepat,” tegasnya.
Hal senada juga disampaikan Kadis Kesehatan Thomas Laka. Ia berharap kedepannya klinik swasta harus berkoordinasi dengan Satgas Covid-19 dan melaporkan hasil pemeriksaan yang dinyatakan positif.
Dikatakannya, saat ini sedang diusulkan agar setiap puskesmas ada stok rapid antigen. Untuk stok oksigen, setiap puskesmas akan selalu laporkan.
“Segera rapid antigen terhadap keluarga pasien yang dinyatakan positif sehingga bisa memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di TTU,”ungkapnya.
Kepala Dinas Kominfo TTU, Kristoforus Ukat mengaku selama ini kurang adanya komunikasi dengan klinik swasta mengenai hasil rapid antigen.
“Kami harap pemilik klinik swasta berkomunikasi satu pintu agar keseluruhan masyarakat yang rapid di klinik bisa terpantau dengan baik,” jelasnya.
“Pasien emergency baru dilaporkan. Jadi kedepannya segera laporkan kondisi pasien sebelum keadaannya darurat sehingga dilakukan penanganan secara cepat,” ujarnya.
Direktris RSUD Kefamenanu, dr. Theresia pada kesempatan tersebut menyarankan agar dibuatkan alur penemuan Covid-19 dan masuknya pasien dari puskesmas atau klinik ke tempat karantina. Sehingga bisa diketahui secara jelas asal pasien dan grafik mana yang paling menonjol.
Dikatakannya, laporan rapid antigen sudah harus terpusat di Dinas Kesehatan sehingga pengambilan data terkontrol pada satu tempat.
“Petugas yang menangani pasien harus kooperatif sehingga ada pasien atau keluarga yang mengancam petugas, kita bisa komunikasi dengan pihak keamanan untuk antisipasi terjadinya gangguan kamtibmas,” pintanya.
“Isolasi mandiri sangat mengganggu keamanan petugas kesehatan, keluarga pasien sehingga kita semua bekerjasama untuk tidak terjadi seperti situasi kemarin,” ungkapnya sembari meminta agar penyediaan APD dan fasilitas rapid antara laboratorium klinik swasta dan puskesmas serta rumah sakit harus sesuai standar sehingga ketika ada pemeriksaan dari tingkat atas tidak disalahkan.
Dari hasil rakor, disepakati kerjasama antara klinik swasta, puskesmas dan rumah sakit sehingga pelaksanaan rapid antigen serta penanganan pasien yang terkonfirmasi positif bisa berjalan baik. Selain itu, peningkatan APD dan fasilitas rapid di puskesmas maupun rumah sakit, terlebih pada faskes dengan angka pasien positif Covid-19 meningkat. Kesimpulan yang terakhir yakni adanya laporan satu pintu agar memudahkan pengawasan serta pengiriman data ke tingkat atas.
(rnc17)