Kupang, RNC – Berbagai organisasi masyarakat maupun aktivis mahasiswa di berbagai daerah melaporkan Ustaz Abdul Somad ke kepolisian. UAS dinilai menista agama Kristen dan Katolik dalam ceramahnya tentang salib.
Laporan-laporan terhadap UAS pun mendapat tanggapan dari Ketua Sinode GMIT, Pdt. Dr. Mery Kolimon. Pihaknya meminta penegak hukum untuk bertindak tegas kepada siapapun yang memprovokasi sikap saling membenci antaragama di Indonesia.
Dia juga mengecam apa yang dilakukan oleh UAS. Menurutnya, ceramah agama dalam konteks keragaman di Indonesia tidak boleh dengan menjelekkan agama lain, apalagi menghina simbol-simbol dan inti ajaran agama lain.
Dia juga mengimbau para pemimpin agama di Indonesia mesti memiliki kecerdasan sosial dalam rumah Indonesia yang majemuk. Juga mengimbau umat Kristiani di Indonesia, khususnya di NTT untuk tidak terprovokasi oleh apa yang dikatakan oleh UAS. “Kita menahan diri untuk teragitasi oleh ujarannya. Kita percayakan proses hukum kepada yang berwajib,” katanya kepada wartawan Selasa (20/8/2019).
Lebih lanjut, Pdt. Mery menjelaskan salib dalam iman Kristen adalah lambang solidaritas Allah dengan manusia yang berdosa. Di salib, Tuhan Yesus Kristus mengajarkan untuk mengampuni mereka yang tidak tahu apa yang diperbuatnya.
Karena itu, dia mengajak umat untuk berdoa bagi kerukunan dan solidaritas anak-anak bangsa, terutama saat merayakan kemerdekaan bangsa, dengan selalu menjaga ketertiban, keamanan, dan perdaiamaian bangsa.
Untuk diketahui, sejak Sabtu (17/8/2019) lalu, beberapa lembaga telah melaporkan UAS ke kepolisian. Di antaranya GMKI pusat yang melaporkan UAS ke Mabes Polri. Kemudian ormas Horas Bangso Batak
juga sudah melapor ke Polda Metro Jaya.
Sementara itu, di NTT, ormas Brigade Meo juga telah melapor ke Polda NTT. Termasuk PMKRI Cabang Sikka yang melaporkan dai kondang itu ke Polres Sikka. (rnc)