Kupang, RNC – Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Kupang, Fahrensy P. Funay, SE, M.Si, mengapresiasi penyelenggaraan Sekolah Lapang Cuaca Nelayan (SLCN) oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) di Kota Kupang. Kegiatan yang berlangsung di Aula Kantor BMKG NTT, Kelurahan Pasir Panjang, Rabu (30/3/2022) itu, dipadukan perayaan Hari Meteorologi Dunia ke-72 yang berlangsung secara streaming dari BMKG pusat, dan dibuka Presiden RI ke-5, Prof. Dr. (H.C) Megawati Soekarnoputri, sebagai tokoh pelopor kemetrologian di Indonesia.
Menurut Fahrensy Funay, kegiatan perikanan baik perikanan tangkap, budidaya perikanan dan kegiatan pesisir, sangat dipengaruhi cuaca dan iklim. Untuk itu diperlukan informasi tentang cuaca laut dan iklim, yang penting bagi kegiatan perikanan pada umumnya. “Atas nama Pemerintah Kota Kupang, saya menyampaikan terima kasih kepada BMKG. Dengan data dan informasi yang akurat dan sudah diakui dunia, bisa memberikan pencerahan kepada para nelayan di Kota Kupang,” kata Fahrensy Funay.
Kepala Stasiun Maritim Tenau Kupang, Mohamad Saiful Hadi, SP, menjelaskan, kegiatan SLCN yang digelar BMKG bertujuan mengedukasi para nelayan dan petugas, guna memahami informasi cuaca kelautan yang dikeluarkan BMKG untuk keamanan dan kenyamanan aktivitas mereka di laut. Menurutnya, kegiatan ini secara rutin digelar di wilayah NTT. Tahun lalu, kegiatan yang sama digelar di Lembata. Tahun ini kembali digelar di Kota Kupang, karena masih banyak nelayan yang belum tersentuh. “Kegiatan SLCN Tahun 2022 ini diikuti 25 orang peserta. 20 nelayan di Kota Kupang, dan lima petugas penyuluh perikanan,” sebut Saiful Hadi.
Sementara Presiden Jokowi dalam arahannya pada acara puncak peringatan Hari Meteorologi Internasional ke-72, mengimbau agar info cuaca yang diberikan BMKG, diperhatikan secara serius. Perlu diformulasikan kebijakan mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, serta upaya penanganannya. Presiden menilai perlu ada sistem peringatan dini yang handal dengan memanfaatkan teknologi untuk membangun kesadaran dini pada masyarakat. Edukasi yang berkelanjutan perlu dilakukan agar masyarakat dapat merespons secara cepat risiko yang timbul akibat perubahan cuaca ekstrem.
Hal senada disampaikan Kepala BMKG Pusat, Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc, Ph.D. Menurutnya, aksi mitigasi dan adaptasi perlu dilakukan secara kolaboratif dengan melibatkan pentahelix, untuk mencegah korban jiwa dan kerusakan. Diakuinya petani dan nelayan adalah kelompok yang rentan terdampak perubahan iklim yang bakal mempengaruhi ketahanan pangan. Karena itu sejak tahun 2011 BMKG telah menggelar sekolah lapangan cuaca bagi petani dan nelayan di sejumlah daerah.
Turut mendampingi Sekda Fahrensy Funay dalam kegiatan tersebut, Asisten Perekonomian dan Pembangunan, Ignasius Lega, SH, dan Kepala Pelaksana BPBD, Ernest S. Ludji, SSTP, M.Si. Demikian Siaran Pers Pemerintah Kota Kupang yang diterima RakyatNTT.com, Jumat (1/4/2022). (*/rnc)