Solusi Hadapi Kekeringan dan Krisis Pangan NTT

Opinidibaca 62 kali

oleh: Fransiscus Go

Kekeringan dan krisis pangan merupakan dua tantangan yang harus dihadapi oleh masyarakat Nusa Tenggara Timur.  Masyarakat hanya menikmati musim hujan selama 3-4 bulan, sisanya masyarakat harus menghadapi musim kemarau. Oleh karena itu, pemerintah daerah perlu mengambil langkah serius untuk mengatasi kekeringan. Puncak kemarau jelang bulan September hingga November merupakan waktu yang perlu diwaspadai sebab curah hujan dengan kategori rendah akan melanda sebagian wilayah NTT. Pemerintah daerah perlu meninjau kembali dan melakukan pendataan terhadap sumber mata air, waduk, dan kondisi lahan pertanian warga. Data tersebut diperlukan untuk mengatasi krisis air di masyarakat.

Selain krisis air, tantangan lain yang perlu dihadapi bersama adalah krisis pangan. NTT masih mengandalkan pasokan bahan pangan dari luar daerah ditambah lagi dengan biaya transportasi antar. Dua tantangan tersebut tidak akan jadi bencana yang menyengsarakan masyarakat apabila pemerintah daerah, stakeholder, dan masyarakat bisa bekerja sama dalam menghadapi tantangan tersebut. Dalam menghadapi kekeringan dan krisis pangan melibatkan berbagai strategi dan tindakan untuk memastikan ketahanan pangan serta ketersediaan air. Berikut ini langkah-langkah yang perlu segera dilakukan warga dan pemerintah daerah.

  1. Diversifikasi Tanaman

Pemerintah daerah melalui Dinas Pertanian dan Pangan perlu melakukan sosialisasi kepada para petani untuk melakukan diversifikasi tanaman. Diversifikasi tanaman ini diperlukan untuk menambah beragam alternatif jenis pangan yang menambah nilai gizi masyarakat. Apalagi sistem pertanian saat ini masih mengandalkan sistem tadah hujan dan air cukup untuk irigasi pertanian. Tentunya, debit air yang menurun akan semakin berkurang seiring dengan kebutuhan para petani untuk mengairi tanaman di sawah.

Masyarakat bisa menanam tanaman yang lebih tahan terhadap kekeringan, seperti jagung, singkong, dan kacang-kacangan. Hal ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pada padi yang membutuhkan banyak air. Diversifikasi ini juga memungkinkan masyarakat untuk memiliki stok pangan yang cukup selama musim kemarau saat stok padi semakin menipis.

  1. Pengelolaan Air
Baca Juga:  Tiga Ranperda Pemprov NTT Tahun 2024 Masih Mengendap

Membangun embung, sumur bor, dan sistem irigasi sederhana untuk menangkap dan menyimpan air hujan. Beberapa daerah juga menggunakan teknologi irigasi tetes untuk menghemat air. Langkah lainnya adalah mengaktifkan posko bencana sehingga pemerintah daerah bisa segera menyalurkan bantuan air bersih kepada daerah yang mengalami kekeringan. Pemerintah perlu memperketat lagi aturan perizinan pembangunan dan memastikan setiap wilayah memiliki area resapan air yang memadai.

  1. Pendidikan dan Pelatihan

Pemerintah daerah perlu meningkatkan kesadaran dan pengetahuan warga tentang teknik bercocok tanam yang efisien dan cara mengelola sumber daya air dengan baik. Dengan demikian, masyarakat bisa menghemat air saat puncak kemarau tiba. Selain itu, pemerintah daerah bisa bekerja sama dengan masyarakat untuk merawat kawasan hutan dan pohon-pohon dekat mata air. Jangan sampai ada penebangan hutan secara liar yang justru semakin merugikan masyarakat.

  1. Pemanfaatan Teknologi

Menggunakan teknologi seperti ramalan cuaca untuk memprediksi periode kekeringan dan mempersiapkan diri lebih baik. Selain itu, teknologi pengolahan air juga diterapkan untuk mendapatkan air bersih dari sumber-sumber yang terbatas. Pemerintah daerah dan masyarakat perlu bekerja sama untuk menemukan sumber mata air. Teknologi terkini perlu digunakan untuk melakukan efisiensi dalam menemukan dan menjaga kadar air yang masih tersedia selama musim kemarau.

  1. Bantuan Pangan dan Sosial

Pemerintah seringkali menyediakan bantuan pangan dan bantuan sosial lainnya untuk masyarakat yang terdampak parah oleh kekeringan. Bantuan ini bisa berupa distribusi bahan makanan pokok atau program padat karya untuk memberikan pendapatan sementara bagi warga. Bagi masyarakat yang masih memiliki penghasilan, pemerintah daerah bisa menggelar operasi sembako murah atau program tebus murah. Dengan demikian, masyarakat tetap memiliki sembako untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Baca Juga:  Melihat Kesibukan Ibu-ibu Buat Kue di Sector87

Penyaluran bantuan sosial seperti BLT (bantuan langsung tunai) perlu diawasi secara ketat sehingga sampai tepat sasaran. Perlu pendataan ulang dan survei langsung sehingga masyarakat yang benar-benar membutuhkan bantuan ikut menerima BLT. Selain bantuan pangan dan sosial, pemerintah daerah bisa memberikan program BPJS gratis untuk masyarakat yang sangat membutuhkan, seperti lansia dan ibu tunggal yang membutuhkan dukungan.

  1. Kolaborasi dengan Lembaga

Pemerintah daerah tentunya perlu dukungan dari stakeholder dalam mewujudkan program-program yang menyangkut hajat hidup banyak orang. Pemerintah daerah bisa bekerja sama dengan CSR perusahaan swasta, organisasi non-pemerintah (NGO), dan lembaga internasional, untuk mendapatkan dukungan dalam bentuk teknologi, pelatihan, dan bantuan material. Kolaborasi ini memungkinkan untuk keberlanjutan program-program yang membantu meringankan pemerintah daerah mengatasi krisis pangan dan krisis air.

  1. Pengembangan Infrastruktur

Pembangunan infrastruktur seperti waduk, bendungan kecil, dan penampungan air hujan untuk memastikan ketersediaan air sepanjang tahun. Pemeliharaan dan pengawasan sumber mata air perlu dilakukan secara konsisten. Dengan demikian, tidak ada lagi infrastruktur yang rusak dan terbengkalai. Terlebih lagi, pemerintah daerah masih perlu terus berupaya membangun pusat penampungan air hujan dan memperbanyak sumber mata air bersih di daerah.

  1. Adaptasi Pertanian

Mengubah pola tanam dan waktu tanam agar lebih sesuai dengan kondisi iklim yang kering, serta menggunakan varietas bibit unggul yang tahan kekeringan. Pemerintah melalui Dinas Pertanian dan Pangan dan komunitas perlu memperbanyak penyuluhan tentang smart farming. Smart farming menjadi salah satu solusi pada masa kini dalam mengatasi berbagai tantangan pertanian, salah satunya dalam sistem pengairan. Teknologi smart farming akan memudahkan para petani dalam mengatur tanaman dan

Dengan kombinasi upaya-upaya tersebut, diharapkan warga NTT dapat lebih siap dan tangguh dalam menghadapi tantangan kekeringan dan krisis pangan yang sering melanda wilayah tersebut. Mari katong Baku Jaga! (*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *