oleh

Sudah Capai Target, Bantuan Modal Usaha Rp 2,4 Juta Dilanjutkan

Jakarta, RNC – Bantuan Presiden (Banpres) Produktif dipastikan akan berlanjut. Bantuan modal untuk pelaku usaha mikro sebesar Rp 2,4 juta itu akan kembali disalurkan dengan target 3 juta penerima.

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan, saat ini program Banpres Produktif penyalurannya sudah mencapai target yang ditentukan sebesar 9,1 juta pelaku usaha mikro.

“Kurang dari 2 bulan sejak diluncurkan program Banpres Produktif untuk usaha mikro ini per 6 Oktober sudah 100%. Memang program ini dari survei ADB dianggap paling tepat dan paling diminta oleh pelaku usaha mikro. Karena banyak modal kerja mereka mulai tergerus oleh kebutuhan konsumsi keluarga,” ucapnya dalam konferensi pers virtual, Rabu (7/10/2020).

BACA JUGA: Siap-siap, Pemerintah Tambah BLT Rp2,4 Juta untuk 15 Juta Pelaku UMKM

Meski begitu pemerintah melihat masih banyak pelaku usaha mikro yang belum terjangkau Banpres Produktif. Oleh karena itu bantuan ini akan diperpanjang dan penerimanya ditambah 3 juta penerima.

“Tentu masih banyak usulan dari daerah berbagai pihak yangg belum bisa kami penuhi. Karena memang estimasi kami UMKM yang unbankable itu lebih dari 20 juta orang. Kita sekarang mulai masuk untuk program selanjutnya tambahan 3 juta. Sehingga nanti totalnya menjadi 12 juta usaha mikro unbankable yang akan kami salurkan,” ucapnya.

Untuk penyaluran tahapan selanjutnya itu Teten mengatakan akan mulai melakukannya minggu ini. Pihaknya sudah menerima tambahan anggaran dari Kementerian Keuangan.

Teten mengimbau bagi pelaku usaha mikro yang belum mendapatkan Banpres Produktif bisa mendaftarkan diri di Dinas Koperasi atau UKM setempat maupun lembaga pengusul lainnya.

“Kami ingin memastikan penyaluran ini dari aspek pemerataan antar daerah, ketepatan sasaran, lalu kecepatan juga ini jadi fokus kami. Karena program ini juga diharapkan bisa ikut membantu memulihkan ekonomi,” tutupnya.

Meski begitu Teten mengakui, penyaluran Banpres Produktif pernah salah sasaran.

Teten menegaskan penyaluran Banpres Produktif dilakukan secara ketat untuk menghindari penyelewengan ataupun salah sasaran. Namun dia mengakui dalam pelaksanaannya sempat terjadi salah sasaran dari data penerima yang lolos.

Jumlahnya yang salah sasaran itu mencapai 500 penerima. Namun Teten menegaskan hal itu dapat diketahui sebelum uangnya ditransfer.

“Ada kejadian di mana ada 500 yang sudah lolos salah sasaran, sehingga kami bekukan, tidak jadi kami transfer, karena ternyata tidak memenuhi syarat,” ungkapnya.

Teten menjelaskan, penyaluran Banpres Produktif untuk pelaku usaha mikro dilakukan melalui mekanisme yang ketat. Pertama, penyalurannya ditransfer langsung ke penerima melalui BRI dan BNI.

“Nah jadi bukti transfernya itu dengan gampang bisa kita pastikan bahwa itu sampai ke yang yang bersangkutan,” ucapnya.

Kemudian, ada proses validasi secara ketat yang dilakukan menyaring penerima Banpres Produktif. Penyaringan mulai dilakukan sejak dari pihak pengusul yang memiliki data pelaku usaha mikro.

“Jadi ada 5 pengusul yang memang punya dampingan di UMKM, misalnya pemerintah daerah, kementerian dan lembaga, lalu koperasi dan juga ada dari Himbara,” terangnya.

Lalu dipastikan penerima belum pernah memiliki pinjaman di bank. Untuk memastikan hal itu pemerintah meminta data dari Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) milik OJK.

“Kami juga kerjasama dengan dukcapil ya untuk memastikan. Karena persyaratannya kan hanya NIK sama surat keterangan usaha kalau yang bersangkutan domisilinya berbeda dengan KTP yang bersangkutan. Kemudian BPKP juga data dari daerah, ikut melakukan validasi,” tambahnya.

BACA JUGA: Peduli UMKM, Wali Kota Jeriko Launching Digitalpreneur Online Learning

Selain itu penerima juga akan dipastikan tidak menerima bantuan pinjaman dari BLU (Badan Layanan Umum) lainnya di bawah Kemenkeu. Prosesnya diperiksa melalui Sistem Informasi Kredit Program (SIKP). Setelah lolos rangkaian validasi itu baru Banpres Produktif ditransfer.

“Kami juga terus dipantau oleh KPK, kami sama-sama proses validasi data juga kami terus diskusikan dengan KPK. Jadi kami pastikan ini tepat sasaran. Alhamdulillah sampai sekarang tidak pernah dengar banpres produktif ini ditransfer ke orang kaya apalagi ke yang sudah mati tidak ya. Karena tadi sebelum dicairkan, banknya memanggil yang bersangkutan, kalau belum punya rekening bank ya membuat dulu ya. Kalau sudah, tinggal langsung ditransfer,” tutupnya.

(detikcom/rnc)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *