Jakarta, RNC – Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) merilis hasil survei terbaru untuk sosok teratas di ajang Pilpres 2024. Dalam pelbagai survei, kemungkinan persaingan dua besar adalah antara Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto.
Hasil survei menunjukkan bahwa dalam simulasi tiga nama untuk pemilih kritis, suara Anies Baswedan berada di bawah Ganjar dan Prabowo dengan selisih signifikan yaitu 12-13 persen. Sementara simulasi dua nama, Ganjar mendapatkan dukungan 42,2 persen dan Prabowo Subianto 41,9 persen.
“Ini mengindikasikan bahwa dukungan pada keduanya sangat seimbang pada survei pemilih kritis terakhir SMRC,” kata Direktur Riset SMRC, Deni Irvani dalam survei SMRC bertajuk Kecenderungan Elektabilitas Anies, Ganjar, dan Prabowo pada Pemilih Kritis, Minggu (7/5).
Deni menyebut, suara Ganjar dan Prabowo sangat dekat dan tidak berbeda signifikan, sehingga tidak bisa disimpulkan siapa yang lebih unggul. Dalam simulasi head to head, Prabowo terlihat cenderung unggul atas Ganjar pada bulan Maret sampai April 2023.
“Namun memasuki bulan Mei, pasca deklarasi Ganjar oleh PDIP, Ganjar mulai mengimbangi Prabowo. Bahkan, dalam simulasi di antara yang mengenal keduanya, Ganjar telah menyalip Prabowo,” jelas dia.
Deni menyatakan bahwa dukungan pada calon presiden diperkirakan masih akan dinamis, sebab sejauh ini masih ada perbedaan tingkat pengenalan publik terhadap calon. Prabowo sendiri sudah dikenal oleh 94 persen atau hampir semua pemilh, sementara Ganjar baru dikenal 85 persen.
“Pada hari-H, dapat diasumsikan bahwa hampir semua pemilih akan tahu kedua tokoh tersebut,” ujar dia.
14,8 Persen Pemilih Kritis Belum Menjawab
Pada kelompok pemilih yang tahu kedua tokoh, lanjut Deni, Ganjar unggul dengan mendapatkan dukungan 46,4 persen suara, sementara Prabowo 38,8 persen. Masih ada 14,8 persen yang belum menjawab.
Pemilih kritis merupakan pemilih yang punya akses ke sumber-sumber informasi sosial-politik secara lebih baik karena mereka memiliki telepon, sehingga bisa mengakses internet untuk mengetahui dan bersikap terhadap berita-berita sosial-politik. Mereka umumnya adalah pemilih kelas menengah bawah ke atas, lebih berpendidikan, dan cenderung tinggal di perkotaan.
“Mereka juga cenderung lebih bisa memengaruhi opini kelompok pemilih di bawahnya. Total pemilih kritis ini secara nasional diperkirakan 80 persen,” Deni menandaskan.
Survei tersebut dilakukan pada 2 Mei sampai dengan 5 Mei 2023 dengan pemilihan sampel dilakukan melalui metode random digit dialing (RDD). RDD adalah teknik memilih sampel melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak.
Dengan teknik RDD, sampel sebanyak 925 responden dipilih melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak, validasi, dan screening. Margin of error survei diperkirakan ±3.3 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen, asumsi simple random sampling. Wawancara dengan responden dilakukan lewat telepon oleh pewawancara yang dilatih. (*/rnc)
Editor: Semy Rudyard H. Balukh
Dapatkan update informasi setiap hari dari RakyatNTT.com dengan mendownload Apps https://rakyatntt.com