Kalabahi, RNC – Indeks pembangunan manusia (IPM) Kabupaten Alor dalam 10 tahun terakhir terus naik. Pada tahun 2010 lalu, berada di angka 55,45 dan masuk zona rendah. Dan pada 2019, menjadi 61,29 dan masuk zona sedang.
Sesuai data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Alor, pada tahun 2010 angka IPM Kabupaten Alor berada di 55,45, kemudian 2011 (56,01), 2012 (56,47), 2013 (57,52), 2014 (58,00), 2015 (58,50), 2016 (58,99), dan 2017 menjadi 59,61. Mulai 2018, IPM Alor keluar dari zona rendah karena mendapat angka 60,14.
Angka IPM ini merupakan akumulasi dari angka usia harapan hidup (UHH), yakni seorang bayi yang lahir pada 2019 memiliki harapan dapat hidup lama hingga 61,29 tahun. Lebih lama 0,49 tahun dibandingkan dengan mereka yang dilahirkan sebelumnya.
Selanjutnya, angka harapan lama sekolah (HLS), hyakni anak-anak yang pada 2019 berusia 7 tahun memiliki harapan dapat menikmati pendidikan selama 12,11 tahun atau hampir setara dengan masa pendidikan untuk menamatkan SMA atau baru saja menduduki jenjang Diploma I. Ini lebih lama 0,02 tahun dibandingkan dengan yang berumur sama pada 2018.
Masih di dunia pendidikan, rata-rata lama sekolah (RLS), di mana penduduk usia 25 tahun ke atas secara rata-rata telah menempuh pendidikan selama 8,09 tahun atau hampir setara dengan masa pendidikan untuk menamatkan jenjang kelas VIII. Lebih lama 0,28 tahun dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Selain itu, diukur dari standar hidup layak, di mana pada 2019 juga masyarakat Kabupaten Alor memenuhi kebutuhan hidup dengan rata-rata pengeluaran per papita (PPP) yang disesuaikan sebesar Rp 6,958 juta per tahun. Meningkat Rp 208 ribu dibandingkan pengeluaran tahun sebelumnya.
Untuk IPM, Kota Kupang memiliki IPM tertinggi dengan poin 79,55. Dan paling bawah adalah Kabupaten Sabu Raijua pada posisi 55,66. Sementara 20 kabupaten lainnya berada pada posisi sedang antara 60,34 (Kabupaten Malaka) hingga 67,76 (Kabpaten Ngada).
Terkait ini, Bupati Alor, Amon Djobo mengatakan angka ini memberi rasa optimisme yang tinggi kepada pemerintah kabupaten Alor yang sedang berjuang keras membangun daerah ini.
“Ini berita resmi statistik. Bukan kita yang karang-karang bahwa indeks pembangunan manusia Alor meningkat dari posisi rendah pada dua tahun sebelumnya menjadi sedang pada 2019 dengan mencapai angka 61,2,” ujarnya.
Ia mengatakan, pada awal masa jabatannya yakni tahun 2014 income per kapita sebesar Rp 6,284 juta dan pada 2019 sudah mencapai Rp 6,958 juta. Sedangkan pada 10 tahun silam, masih di angka Rp 5,788 juta.
“Ini mendorong pihak pemerintah bersama masyarakat Alor lebih merasa percaya diri dalam menata dan membangun daerah lebih maju lagi ke depan,” ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris Bappelitbang Alor, Melky Bely, Sabtu (18/4/2020) mengatakan, kemajuan tersebut sangat luar biasa, karena Pemerintah Kabupaten Alor telah bekerja sesuai dengan visi dan misi pembangunan Kabupaten Alor melalui Gerakan Membangun Menuju Alor Mandiri (GEMMA MANDIRI). (*/rnc)