Tiga Guru Besar Undana Dikukuhkan, Ungkap Potensi Listrik Tenaga Angin di NTT

Kota Kupang, Trending Topicdibaca 156 kali

Kupang, RNC – Universitas Nusa Cendana Kupang kembali mengukuhkan tuga guru besar yang berlangsung di Gedung Graha Cendana UNC, Selasa (21/11/2023). Ketiga guru besar itu adalah Prof. Dr. Ir. H. Sudirman Syam, ST.,MT.,IPM sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Mesin Listrik, Fakultas Sains dan Teknik (FST), Prof. Dr. Kalvein Rantelobo, ST.,MT.,IPM sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Teknik Telekomunikasi, FST, dan Prof. Ir. Lily F. Ishaq, M.Phil.,Ph.D Prodi Agro Teknologi Fapertasebagai Guru Besar Bidang Ilmu Kesuburan Tanah, Fakultas Pertanian.

Pantauan RakyatNTT.com, pengukuhan itu dilakukan Rektor Undana, Prof. Dr. Maks Sanam dan dihadiri sejumlah guru besar lainnya. Prof. Dr. Ir. H. Sudirman Syam, ST.,MT, IPM menyampaikan orasi ilmiah dengan judul “Rancangan Modifikasi Turbin Angin Sivonis Tipe Epis yang Terintegrasi dengan Generator Aksial tanpa Roda Gigi: Solusi Kembangkan Potensi Energi Angin di NTT menuju Energi Mandiri”.

Pada kesempatan itu, ia mengaku, menjadi guru besar bukan hal yang mudah. Sebab, selama mengabdi di Undana, dirinya tidak pernah terbayangkan bisa meraih gelar profesor.

Sepanjang 24 tahun mengabdi, sejumlah paten telah ia raih, termasuk dengan merancang 15 mesin listrik yang telah diaplikasikan pada beberapa UKM di NTT.

Sejumlah tridarmanya bahkan telah diabadikan dalam buku autobiografinya berjudul: Kisah Pengalaman Tridarma hingga Meraih Guru Besar Bidang Teknik Mesin.

Dengan pengukuhan itu, buku tersebut resmi diluncurkan dan sudah ada di tangan para guru besar dan anggota senat Undana. “Orasi ilmiah yang dilakukannya merupakan bagian dari hasil penelitiannya melalui hibah yang berjalan 2022-2024,” tuturnya.

Ketua Senat Undana, Prof. Ir. Fredrik L. Benu, M.Si., Ph.D mengalungkan samir guru besar kepada Prof. Dr. Kalvein Rantelobo, ST.,MT.,IPM didampingi Rektor Prof. Dr. drh. Maxs U. E. Sanam, M.Sc.

Prof. Dr. Kalvein Rantelobo, ST.,MT.,IPM pada kesempatan itu menyampaikan orasi ilmiah dengan judul “Sistem Komunikasi Nirkabel sebagai Penopang Pengembangan Wilayah”.

Ia menyebut, sejumlah capaian sudah dihasilkan yakni prototipe evaluasi kinerja transmisi video yang digunakan untuk penelitian yang sudah dan akan dilanjutkan.

Prof. Kalvein juga menyebut bahwa protitipe pemantauan objek bergerak juga telah diterapkan walau masih dalam tahap kesiapan teknologi TKT 5, namun ia upayakan agar dapat menuju tingkat lebih tinggi, yakni ke hilirisasi produk.

Bahkan, Kepala UPT TIK Undana ini juga sudah melakukan prototipe pertanian presisi yang memanfaatkan teknologi informasi komunikasi. “Ini juga kami sudah patenkan dan semoga ke depan paten ini akan membuahkan produk-produk yang digunakan untuk pertanian presisi di NTT,” tuturnya.

Lebih lanjut, papar Prof. Kalvein, tahun ini, hibah dengan kolaborasi berbagai pihak melalui sistem integrasi tanaman dan ternak dengan menggunakan TIK berbasis Internet of Cloud akan diusulkan dalam paten dan akan menjadi penelitian-penelitian diseminasikan ke berbagai tempat di NTT, karena ia yakin skema tersebut sesuai dengan kondisi riil Provinsi NTT.

Ketua Senat Undana, Prof. Ir. Fredrik L Benu, M.Si., Ph.D mengalungkan samir guru besar kepadaProf. Ir. Lily F. Ishaq, M.Phil.,Ph.D didampingi Rektor Prof. Dr. drh. Maxs U. E. Sanam, M.Sc.

Sementara itu, Prof. Ir. Lily F. Ishaq, M.Phil.,Ph.D dalam orasi berjudul: “Mikoriza untuk Produktivitas Pertanian Berkelanjutan” mengemukakan pandangannya tentang pentingnya menjaga kesuburarn tanah sebagai sumber daya utama pertanian dan potensi mikoriza dalam mendukung produktivitas pertanian berkelanjutan.

Menurutnya, Mikoriza bisa menjadi jembatan nutrisi yang mengalirkan nutrisi dari daerah yang subur ke tanaman yang tumbuh pada daerah yang kurang subur.

Pemanfaatan biofertilizer yang disebut mikoriza, tidak saja sebagai fertelizer, tapi sebagai biopestisida dan digunakan untuk menyerap air dan disumbangkan bagi tanaman, sehingga tepat dengan kondisi tanaman yang berada di NTT, yang bercorak lahan kering.

Salah satu harapan Prof. Lily adalah menghasilkan pupuk hayati berbasis mikoriza. Sehingga ia menyarankan agar tetap menggunakan mikroba asli daerah, karena telah beradaptasi dengan kondisi yang ada sehignga tingkat keberhasilannya akan jauh lebih besar ketimbang mikroba dari luar daerah.

“Idealnya, untuk meningkatkan produk pertanian kita harus berpegang teguh pada konsep pertanian berkelanutan yaitu memanfaatkan SDA yang ada untuk memenuhi kebutuhan kita. Tapi ada catatannya, kita harus mampu pertahankan atau tingkatkan kualitas lingkungan dan lestarikan sumber daya yang ada,” pungkasnya. (*/rnc)

Dapatkan update informasi setiap hari dari RakyatNTT.com dengan mendownload Apps https://rakyatntt.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *