Tokoh NTT Usulkan Frans Seda jadi Pahlawan Nasional

Headline, Nasionaldibaca 482 kali

Jakarta, RNC – Salah satu tokoh nasional asal NTT, Frans Seda diusulkan menjadi pahlawan nasional oleh sejumlah pejabat, mulai dari Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate hingga Wakil Gubernur NTT Josef A. Nae Soi.

Ia dianggap sebagai pionir telekomunikasi hingga punya peran penting dalam pembangunan di dalam negeri. Plate menilai perkembangan teknologi digital saat ini tidak terlepas dari perintis kebijakan sektor telekomunikasi terdahulu.

Franciscus Xaverius Seda atau dikenal Frans Seda merupakan pria kelahiran Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada 4 Oktober 1926.

Sesuai data Kepustakaan Presiden Perpusnas yang seperti dilansir CNN Indonesia, Frans Seda mengenyam pendidikan di Kolese Xaverius Muntilan, SMP BOPKRI Yogyakarta, dan Hollandsche Burgerschool (HBS) Surabaya. Ia kemudian meraih gelar sarjana ekonomi dari Katholieke Economische Hogeschool, Tilburg, Belanda pada 1956.

Seda aktif sebagai anggota Laskar Kebangkitan Rakyat Indonesia Sulawesi (KRIS) sejak 1945. Ia juga pernah menjabat sebagai Ketua Seksi Penerangan Kongres Pemuda Indonesia pada 1950 dan Penasihat Ekonomi Gubernur Militer Nusa Tenggara, Denpasar, Bali pada 1956.

Seda lantas hijrah ke Jakarta dan aktif di kancah politik sebagai Ketua Umum Partai Katolik Indonesia pada 1961-1968 hingga menjadi anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) dan Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong (DPR-GR).

Dalam pemerintahan, Frans Seda pernah menjabat sebagai Menteri Perkebunan dalam Kabinet Kerja IV (1963-1964), Menteri Keuangan Kabinet Ampera I dan II (1966-1968), serta Menteri Perhubungan dan Pariwisata Kabinet Pembangunan I (1968-1973).

Kiprahnya sebagai menteri perhubungan tersebut dianggap Johnny G. Plate sebagai portofolio penting yang mendasari pengajuan nama Seda sebagai pahlawan nasional.

“Saat itu salah satu portofolio Kementerian Perhubungan adalah telekomunikasi. Landasan kebijakan telekomunikasi saat ini lanjutan dari rintisan kebijakan yang Frans Seda buat yaitu konektivitas fisik dengan membangun bandara dan pelabuhan di seluruh Indonesia,” ujar Plate dalam siaran pers, Jumat (2/12).

Pada era Menteri Frans Seda, komunikasi dan telekomunikasi digunakan untuk menghubungkan antarpulau, antaretnik dengan dialek yang berbeda-beda.

Lebih lanjut Plate mengenang Frans Seda yang merupakan tokoh nasional pada tiga zaman yakni sebagai menteri era Orde Lama, menteri era Orde Baru, hingga Penasihat Presiden di era Reformasi.

Frans Seda pernah mengemban sederet jabatan di berbagai bidang, seperti Duta Besar RI untuk Belgia dan Luksemburg di Brussel/Kepala Perwakilan Indonesia Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE) pada 1973-1976, anggota Dewan Pertimbangan Agung Republik Indonesia (1976-1978), dan anggota Dewan Penasihat Dewan Pengembangan Kawasan Timur Indonesia (DP-KTI) di bawah pimpinan Presiden Soeharto kemudian dilanjutkan oleh Presiden B.J. Habibie (1996).

Kemudian Seda pernah menjadi Penasihat Presiden B.J. Habibie untuk bidang ekonomi pada 1998 dan setahun setelahnya ia menjadi Penasihat Wakil Presiden Megawati Soekarnoputri yang kemudian menjadi Presiden Indonesia.

“Banyak yang dilakukan Pak Frans Seda untuk kejayaan negeri kita, sudah dikenal sebagai tokoh yang menjadi titik simpul antara perjuangan kebangsaan nasionalisme dan keimanan atau religius,” kata Plate, yang merupakan kelahiran Ruteng, NTT itu.

Selain Plate, Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) juga mengusulkan mantan Frans Seda sebagai pahlawan nasional. Kiprah dalam pembangunan sektor perhubungan jadi alasannya.

Frans Seda dinilai punya banyak prestasi. Di antaranya menurunkan inflasi melalui penataan organisasi Kementerian Keuangan dan sistem anggaran berimbang dalam menyusun Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

(*/cnn/rnc)

Dapatkan update informasi setiap hari dari RakyatNTT.com dengan mendownload Apps https://rakyatntt.com

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *