Wakapolda NTT: Sulit Atasi Kerumunan di Pasar-Pasar Tradisional

Kota Kupangdibaca 827 kali

Kupang, RNC – Kerumunan di pasar-pasar tradisional sangat berbahaya karena rawan terjadi penularan virus corona. Namun, aparat pemerintah maupun kepolisian masih sulit mengatasi persoalan ini.

Hal ini disampaikan Wakapolda NTT, Brigjen Pol. Joni Asadoma saat diskusi Forum Academia NTT (FAN) dengan tema Bersama Perangi Covid-19 di NTT, Senin (18/5/2020) malam. Dialog yang dipandu Herman Seran tersebut menghadirkan empat orang narasumber, yakni Wakapolda NTT, Brigjen Pol. Joni Asadoma, Ketua MUI NTT, H. Abdul Kadir Makarim, Jubir Satgas Covid-19 Kota Kupang, Ernest Ludji, dan dosen FKM Undana, Yendris Syamrut.

Pada kesempatan itu, moderator bertanya tentang proteksi keamanan untuk mengantisipasi kerumunan warga di beberapa titik, seperti di pasar dan supermarket.

Wakapolda NTT, Brigjen Pol. Joni Asadoma mengatakan bahwa pihak kepolisian hanya bisa mengimbau, karena pemerintah tidak memperbolehkan upaya pemaksaan, apalagi melakukan kekerasan. “Kita hanya mengimbau dan mengimbau. Ini yang kita bisa lakukakan,” ujar Joni.

Ia menambahkan soal adanya permintaan untuk penertiban pedagang dan pembeli di pasar masih sulit. “Kalau kita mau tertibkan, masyarakat akan mengalami penurunan daya beli, lalu pembeli tidak bisa lagi membeli di pasar. Oleh sebab itu, hati-hati, waspada diri kita masing-masing, karena ini bisa menyerang siapa saja. Jika kita bisa mengendalikan diri, jaga jarak pakai masker, belanja dengan uang pas, karena uang bisa mengalami penularan,” katanya.

Jenderal bintang satu ini juga menceritakan sulitnya menegur penjual dan pembeli di pasar tradisional. “Kalau di supermarket kita bisa mengimbau agar dibuat jarak dengan mereka yang belanja. Sangat kesulitan kalau di pasar tradisional,” ujarnya. (rnc02)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *