Kupang, RNC – Pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) nomor urut satu Yohanis Fransiskus Lema dan Jane Natalia Suryanto (Ansy-Jane) menghadiri Dialog Kebangkitan Ekonomi NTT yang diselenggarakan oleh Kamar Dagang dan Industri (Kadin) NTT pada Kamis (21/11/24).
Ansy Lema mengatakan bahwa dunia usaha adalah mitra pemerintah dalam pembangunan ekonomi. Kemampuan fiskal daerah melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) terbatas untuk bisa menggerakkan pembangunan. Karena itu, pemerintah daerah butuh membangun sinergi dengan pihak swasta. Ansy-Jane memikirkan pembiayaan yang bersumber dari dunia usaha.
“Kadin adalah mitra pemerintah. Bagaimana sinergi terkait pembangunan NTT perlu kita kolaborasikan. Dunia usaha pasti memiliki basis data dan identifikasi mengenai potensi-potensi dan keunggulan ekonomi yang bisa kita kembangkan,” ujar Ansy Lema.
Mantan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI ini menjelaskan peran pemerintah dalam upaya mendorong pertumbuhan investasi bagi dunia usaha, yaitu menciptakan iklim investasi yang sehat dan kondusif. Birokrasi harus bersih, transparan, profesional dan akuntabel sehingga investor mau menanamkan modalnya.
“Tidak ada pungutan-pungutan liar ataupun fee (biaya imbalan) yang akan memberatkan investor. Perizinan akan sesuai dengan prosedur yang berlaku. Kami akan memastikan pemerintahan kami adalah pemerintahan yang kondusif bagi investor,” terang Politisi PDI Perjuangan ini.
Dirinya mengakui investasi yang nantinya dibangun di NTT akan disesuaikan dengan potensi keunggulan pada sektor-sektor primer seperti pertanian, peternakan, dan perikanan. Karena, sektor-sektor tersebut adalah penopang terbesar ekonomi NTT dengan persentase 28,10% pada tahun 2023.
Namun, yang menjadi catatan adalah perlu dibangun industri pengolahan di provinsi kepulauan ini. Distribusi ekonomi NTT dari industri pengolahan hanya 1,32%. Padahal, industri ini sangat penting dalam meningkatkan nilai tambah suatu produk.
“Maka, upaya untuk menghadirkan investor ke sektor industri pengolahan di NTT menjadi salah satu prioritas kami. Kita perlu meningkatkan nilai jual produk kita melalui pengolahan,” pungkas pria dengan tagline “Manyala Kaka” ini.
Di sisi lain, Jane Natalia Suryanto menambahkan bahwa aspek-aspek kemudahan berusaha atau easy of doing business adalah hal yang menjadi perhatian utama investor. Karena itu, penyederhanaan dan digitalisasi perizinan menjadi syarat yang harus disediakan oleh pemerintah daerah.
“Saya sudah berpengalaman mendatangkan investor besar. Saya waktu itu turut berperan meyakinkan Djarum untuk berinvestasi mendirikan pabrik gula di Sumba. Upaya-upaya ini yang akan kami lakukan untuk bisa membawa masuk investor ke NTT,” pungkas Jane Natalia. (*/rnc)
Ikuti berita terkini dan terlengkap di WhatsApp Channel RakyatNTT.com