Mantan Menperin Saleh Husin Sebut Harga Energi untuk Industri Masih Mahal

Yogyakarta, RNC – Alumni Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Gajah Mada (Tekagama) bersama Persatuan Insinyur Indonesia (PII), Jumat (21/2/2025) di gedung Fakultas Teknik UGM menyelenggarakan forum dialog Tekagama Forum Gas & Petrokimia dengan judul “Akselerasi Hilirisasi Gas untuk Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Nasional”.

Berbagai tokoh penting dari berbagai pemangku kepentingan hadir memberikan masukan dan gagasan serta solusi guna hilirisasi industri petrokimia dalam negeri bisa tumbuh berkembang.

Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Bidang Perindustrian, Dr. Saleh Husin menjadi salah satu pembicara dengan topik “Atmosfir dan Dukungan Dunia Usaha untuk Percepatan Hilirisasi Gas Alam.”

Saleh dalam paparannya menyampaikan Indonesia yang memiliki cadangan gas sebesar 142, 72 TSCF yang baru dimanfaatkan baru sebesar 5, 494 BBTUB, dimana 68,2 % dari jumlah tersebut digunakan untuk konsumsi dalam negeri dan 31,8% untuk pasar ekspor.

Sementara produksi energi dari gas alam sebesar 10,1 % dimana 71% melalui energi batubara dan sektor industrilah yang paling banyak mengkomsumsi energi diikuti sektor transportasi.

Mantan Ketua MWA UI ini juga menyampaikan potensi hilirisari minyak dan gas bumi masih sangat terbuka lebar. Dari gas alam dapat dihilirisasi menjadi LNG, amoniak, CO2 dan methanol yang dihulu dan masih bisa dihilirisasi kebawah menjadi urea, amonium nitrat, soda ask, DME, acetic acid, biodiesel dan terus di-downstream menjadi melamine, NPK, fuel dan lain lain sesuai produk industri yang akan dikembangkan.

Saleh menambahkan untuk itu kehadiran pemerintah sangat dibutuhkan. Agar keinginan Bapak Presiden Prabowo Subianto guna mencapai pertumbuhan ekonomi 8% maka industri di Tanah Air harus tumbuh dan berkembang dan konstribusi terhadap PDB harus minimal 29%.

Sementara saat ini masih ada beberapa kendala yang dialami dunia usaha didalam negeri yakni; Pertama, harga energi gas masih mahal jika dibandingkan dengan negara negara pesaing di sekitar kawasan seperti Vietnam, Thailand, dan Malaysia.

Kedua, bahan baku industri kadang sulit didapat akibat kebijakan ego sektoral dan kalau dapat pun harga sudah tidak ekonomis lagi. Ketiga, logistic cost masih mahal dan sektor industri penerima HGBT agar diperluas sehingga produknya dapat bersaing di pasar global.

Iklan kopi juwara 1 scaled

“Serta keempat adanya kepastian berusaha dikarenakan peraturan yang berubah ubah. Semua ini kami sampaikan sebagai sebuah pemikiran ilmiah demi cintanya kepada Tanah Air agar target 8% yang diinginkan Bapak Presiden Prabowo dapat tercapai,” ujar Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Saleh Husin.

Di sela-sela kegiatan tersebut, Dr. Saleh Husin juga menyampaikan buku Hilirisasi Sawit , Cegah Midle Income Trap kepada Rektor UGM Prof. Ova Emelia. (*/rnc)

Ikuti berita terkini dan terlengkap di WhatsApp Group RakyatNTT.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *