Oelamasi, RNC – Lahan persawahan di Desa Mata Air, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang butuh sentuhan tangan pemerintah. Pasalnya, sistem irigasinya masih sangat darurat, sehingga sering rusak saat terjadi hujan lebat. Belum ada irigasi permanen.
Pantauan RakyatNTT.com di area persawahan Manikin II, Desa Mata air, Sabtu (22/2/2025), pembagian air yang dilakukan masih manual. Irigasi permanen hanya ada di jalur utama di sisi jalan, namun saluran irigasi ke setiap petak sawah masih terbuat dari tanah.
Menurut petani setempat, karena masih darurat maka aliran air tidak normal. Bahkan saat musim tanam kedua, di bulan Agustus, air mengering sehingga terpaksa diberlakukan penjadwalan atau sistem bergilir.
“Sampai hari ini got (irigasi) tersier yang belum permanen, dan masih alami dengan tanah, banyak terserap air ke tanah, sehingga petani masih kekurangan air,” ungkap salah satu petani yang juga menjabat Sekretaris Kelompok Tani Dahulu Rasa, Ako Boys.
Terkait kondisi tersebut, Ako mengatakan kelompoknya sudah mengusulkan kepada pemerintah desa agar memprioritaskan pembangunan irigasi dari irigasi darurat menjadi permanen.
“Sementara nanti, usulan ke depan kami mau untuk mengusul soal irigasi permanen untuk irigasi tersier. Kita petani berharap agar ke depan kondisi ini bisa diperhatikan,” ungkapnya.
Ia juga meyakini Pemdes Mata Air akan memprioritaskan perbaikan irigasi. Pasalnya, usulan kelompok tani terkait pembangunan jalan tani telah dijawab dan telah dibangun pada tahun 2024 lalu. (rnc04)